"Duh,  anak baik," Jeno memuji.

"Emang bantuin apaan deh?" tanya Mark membuat Bastian menyesalkan pertanyaan itu.

"Bantuin Mama gue angkatin galon sih, air minum di rumah tadi habis, haha,"

"Ya elah,  cuman galon.  Gue kira bantuin beresin rumah," Ghaisan pasti seperti itu.

"Ya kali sih Bastian gitu,  jadi perawan dulu ah," Zisua nyinyir.

Semua tertawa.

Jeno kemudian menyapa perempuan itu, "Dek,  lu jangan sibuk main hape gitu dong. Kenalan tuh sama Bastian, teman gue dia,"

Tidak ada jawaban, yang ada perempuan yang dipanggil Dek oleh Jeno itu malah menggelengkan kepalanya.

Lah, napa dia?

Batin semua anak laki-laki itu.

"Eh, lu kenapa dah?" tanya Jeno.

Perempuan itu lekas melihat Jeno, Bastian yang berada tepat di sebelah kirinya sedikit mencuri pandangan untuk melihat wajah perempuan itu, namun nihil.

"Eh,  apa bang?" tanyanya mengulur waktu.

"Itu disamping lu, tuh, ada Bastian temen gue,  kenalan gih," tutur Jeno.

"Syaland banget deh abang gue,  ah.  Segala manggil temen temennya begini,  malah ada yang namanya Bastian lagi"  -Lamy.

"Eh  iya, yang mana?"

"Itu di samping lu,"

Lamy menoleh ke kanan, ke arah Zisua,
"Bang Bastian ya?"

"Eh, bukan gue.  Itu tuh Bastian mah,"

"Goblok! Ah, segala salting ue. Dedeq mau pulang aja, mas," -Lamy.

Lamy sangat jelas menunjukkan kesalahtingkahan, dan semuanya pun menyadari termasuk Bastian yang sejak tadi sudah tertawa dalam hati.

"Eh,  salah ya.  Maaf ka," katanya ke Zisua.

Dengan pergerakan lambat Bastian merasa adiknya Jeno ini mulai menoleh ke arahnya.

Bastian sudah siap dengan keadaan yang akan terjadi. Dan benar. Itu adalah Lamy yang waktu itu sempat berdebat dengan Bastian di line.

"Bang Bastian ya?" tanyanya dan Bastian hanya menganggukan kepala seraya tersenyum lebar.

"Syaland!! pakai senyum-senyum segala lu!" -Lamy

"Kenalin bang,  saya adiknya Bang Jeno. Panggil aja Lamy," katanya menyodorkan tangan.

Bastian menyambutnya dengan senyuman khasnya, "Bastian,"

Sesaat setelah Lamy dan Bastian berkenalan secara formal di depan teman-temannya itu tiba-tiba Ghaisan membuka suara, "Bentar bentar deh, kok ada yang aneh nih,"

"Gue tahu gue tahu," Zisua mengeluarkan ekspresi anak-anaknya.

"Apaan?" tanya Bastian,  sisanya hanya menoleh ke Zisua dan Ghaisan.

MABOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang