Regret

1.9K 165 8
                                    

"Kau keluar dari pekerjaanmu, noona? Wae?" tanya Jiyong sambil mengunyah serealnya.

"Kau tau kan kalau aku mempunyai mimpi ingin menjadi designer terkenal? Sekarang aku sedang mencobanya. Aku sudah temukan orang yang bisa mendesignkan karikatur untukku"

"Siapa?" tanya Jiyong tidak begitu tertarik.

"Siapa lagi? Kekasihmu, Dara"

"Apa?!" Jiyong tersedak minumannya.

"Karena kau merahasiakan hubunganmu itu padaku, aku juga merahasiakan kerja samaku dengannya"

"Apa-apaan itu" protes Jiyong tidak terima.

"Lihat saja nanti, aku dan Dara akan terkenal berkat kolaborasi ini"

"Biar aku yang promosikan"

"Jangan" jawab Dami cepat.

"Wae?" tanya Jiyong heran.

"Aku ingin membangun mimpiku sendiri, Ji. Kau cukup mendukungku saja"

Jiyong mendengarkan perkataan noonanya itu, "baiklah" jawabnya setuju dengan senyum lebar khasnya.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu? Apa yang sedang kau rencanakan?"

"Apa? Aku tidak boleh tersenyum?"

"Jangan berbuat yang aneh-aneh, Ji. Kau itu idol"

"Wae? Aku tidak akan melakukan hal bodoh apapun, noona. Kau tenang saja"

Dami menatap wajah adiknya dengan curiga, "aku yakin dia merencanakan sesuatu" gumam Dami pelan lalu menuju ke dapur dengan tergesa-gesa.

"Eomma!! Jiyong berpacaran!" teriak Dami.

"Yak! Noona!" protes Jiyong.

"Apa? Sejak kapan? Dengan siapa? Model Jepang itu? Eomma tidak setuju, Jiyong!" teriak ibunya dari dapur sambil berjalan dengan cepat menuju meja makan. "Bukankah eomma sudah katakan kalau eomma tidak suka dengan wanita itu? Dan lagi, eomma sudah bosan dengan berita-berita tentang skandalmu dengannya. Eomma lelah harus menjelaskan tentang hubungan kalian setiap kali eomma menghadiri pertemuan" omel ibunya tanpa henti.

"Memangnya kenapa? Dia baik" jawab Jiyong asal.

"Baik apanya? Jangan membohongiku, insting wanita akan lebih tajam pada anaknya"

"Benarkah?"

"Kau meremehkan eomma?"

"Bukannya begitu"

"Lalu apa? Kau mau menentang eomma dan tetap berpacaran dengan wanita jepang itu?"

"Apa aku gila?" sahut Jiyong cepat.

"Dia berpacaran dengan penulis di perusahaanku dulu, eomma" jawab Dami.

"Aigoo.. tinggal bilang begitu saja kau tidak bisa? Huh? Payah sekali" kata ibunya meremehkan.

"Aku takut eomma tidak setuju"

"Kalau penulis itu eomma setuju. Aku sudah pernah bertemu dengannya satu kali. Eomma rasa dia anak yang baik"

"Apa?! Kapan?" tanya Jiyong kaget.

"Dami pernah mengajaknya kemari waktu mereka berdiskusi masalah design. Kalau eomma tau dia itu pacarmu, pasti eomma suruh dia menginap disini. Apalagi kedua anakku terlalu sibuk akhir-akhir ini, lumayan kan kalau ada dia yang menemaniku yang sudah tua ini. Aigoo~ Kasihan sekali anak muda sepertinya harus hidup sendiri selama ini" ujar ibunya lalu pergi menuju kamarnya.

"Noona! Kenapa kau mengenalkan Dara sebelum aku?" protes Jiyong begitu ibunya pergi.

"Aku tau kau terlalu sibuk, jadi aku membantumu mengenalkan Dara eonni pada eomma dan appa. Bukankah bagus kalau eomma dan appa menyetujui hubungan kalian? Kau tau kan kalau eomma sangat cerewet dalam masalah 'memilih pacar'? Apalagi ini adalah pacar anak lelaki kesayangannya" jawab Dami panjang lebar.

ParkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang