Chapter 9

1.8K 294 17
                                    

Happy Reading!

-0-0-0-

INI yang aku suka dari Paskibra di sekolahku. Saat sedang istirahat latihan seperti ini, semuanya berkumpul, berbincang dan sesekali melempar guyonan garing, dan itu paling sering dilontarkan Kak Firman.

Kak Firman itu senior tertua ngomong-ngomong. Dia dan teman seangkatannya sudah dipenghujung kelas, jadi gak bisa ikut lomba. Padahal katanya, dia kangen baris. Pengen lomba. Tapi apa daya, kesibukan anak kelas duabelas menuntut mereka untuk menjadi penonton.

Dan yang paling suka dari acara kekeluargaan ini adalah; Geran jadi lebih sering tertawa, atau hanya sekedar melempar senyum. Membuat kedua bola mataku terpaku pada wajahnya yang tampan itu.

Populasi cogan di sekolahku ini sedikit, omong-omong. Sekolahku bukan sekolah mahal yang rata-rata isinya orang borju. Sekolah ku hanya sekolah biasa, dan Geran adalah satu-satunya cogan di sekolahku. Maklum jadinya, dia amat sangat digilai kaum hawa di sekolah.

"Chik, itu mata nyantol aja di Geran." Senyum yang terlukis di wajahku seketika luntur. Pandanganku segera beralih menatap ke sumber suara; Kak Aida. Dia juga senior tertuaku, omong-omong.

Aku tersenyum kikuk ketika semua pasang mata tertuju padaku. Padahal, bukan menjadi rahasia umum lagi tentang aku yang menyukai Geran. Karena mulut tak ber-rem ini selalu keceplosan akan perasaanku pada Geran. Jadi, aku harusnya tidak semalu ini kan?

"Gas Ran gas!" Itu Kak Gita--oh tidak, dia mantan gebetan Geran! 

Dan sialnya, Geran sekarang senyum malu-malu karena ledekan Kak Gita?! Apa Geran masih ada rasa? Kak Gita setauku sudah punya pacar, Reynaldi namanya. Cowok gagu nan bolot. Kalo mau ngomong sama dia, harus punya kesabaran ekstra! Aku sendiri heran, kenapa Kak Gita suka sama cowok semacam Reynaldi? Dan mengejutkannya, betah berpacaran dengannya!

"Apa sih lo Ta?" Geran terlihat malu-malu.

See?

Aku mendengus keras, lalu memutar bola mata jengkel. Dan ternyata, Geran melirik ke arahku. Baru aku ingin membuka suara, Kang Acho menyuruh kami untuk mencoba kostum. Ah, ini yang aku suka!

-0-0-0-

Aku sudah siap dengan kostum berwarna dominan putih merah ini. Aku bergaya di depan cermin, ber-selfie ria dengan senior ku yang lain. Ternyata, aku cantik juga dengan kostum gagah ini. Dan aku bangga!

Aku keluar ruang ganti, masih dengan kostum. Dan detik berikutnya aku refleks berteriak nyaring. Tentu, mencuri perhatian yang lain. Termasuk Kang Acho.

"Kenapa Chik?" tanya Kak Gita panik. Dia ini sangat peduli padaku.

"Kak Geran ganteng banget!!" Selesai aku berucap, Kak Gita justru tertawa geli. Dan aku sadar akan kebodohanku. Buru-buru aku menutup mulut liar ini dengan mata melotot. Aku malu, sungguh malu. Kang Acho bahkan ikut tertawa dan Geran menepuk dahinya lelah seraya geleng-geleng kepala.

Siapapun, bawa aku pergi dari sini sekarang juga!

"Yaudah, ajak foto gih sana." kata Kak Gita, masih tertawa. Dan kali ini ia menyebalkan, sungguh! "Serasi tuh, sama-sama pake kostum. Kaya couple."

Senyum lebar ku perlahan terbit, itu ide brilian!

"Oh iya!" kataku seraya berlari menuju Geran, "Foto yuk Kak! Biar kaya couple gitu." Aku bisa melihat Geran melotot ke Kak Gita. Karena detik berikutnya terdengar suara tawa Kak Gita semakin menggema.

"Sekali aja." katanya tiba-tiba membuat jantungku melompat lebih agresif. Oh, bahkan Geran tidak menolak!

Aku memekik tertahan, segera membuka kamera ponsel dan mencari seseorang untuk meminta tolong, memotret couple baru ini. Yah, doakan saja. Dan untungnya, Kak Gita dengan senang hati mau melakukannya.

Namun, baru dua kali Kak Gita memotret, ada seseorang datang. Cowok yang tidak pernah memarahi ku sedikitpun! "Kak Rendi!" Dan yang membuatku terkejut, lima detik setelah aku memanggil nama Kak Rendi, Geran melangkah pergi.

-0-0-0-

Hallo!

Aku rasa, konfliknya lama muncul. Jadi kayanya--kayanya lho ya--nanti nasib cerita ini bukan ss lagi. Yah ... liat nanti ajalah. Semoga aja gak tembus 10k words:(

Love, Vanillopa

geran & chika Where stories live. Discover now