Chapter 3

1.2K 114 12
                                    

"Gyuuu~"

"Ada apa, Tuan Putri-ku?" Tanya Mingyu sambil membelai kepala Jisoo yang sedang berada di pangkuannya.

Merasa panggilannya di jawab, Jisoo mendongakkan kepalanya. Menatap manik mata tajam yang meneduhkan itu.

"Aku ingin asinan pisang." Pinta Jisoo sambil mengedip-ngedipkan kedua mata kucingnya. Selama sebulan ini Jisoo sangat aneh, ia meminta ini dan itu yang susah di temukan oleh Mingyu, namun, Mingyu menuruti semua kemauan Jisoo dengan sabar.

Mingyu sempat berfikir Jisoo hamil. Tapi, pemuda manis itu tidak pernah mengalami muntah-muntah di pagi hari seperti orang hamil pada umumnya. Jika Ibu hamil akan mengalami pusing atau lemas, Jisoo malah terlihat biasa-biasa saja. Bahkan ia semakin bertambah ceria. Itulah hal yang meragukan Mingyu untuk beranggapan bahwa Jisoo sedang hamil.

"Baiklah Tuan Putri-ku.. kau mau aku yang buatkan? Atau beli di luar?" Jisoo terkekeh mendengar panggilan dari Mingyu untuk dirinya.

"Aku sedang ingin memakan apa yang kau buatkan, Gyu." Jawab Jisoo sambil beranjak dari sofa.

"Baiklah! Akan ku buatkan untuk Tuan Putri-ku tersayang!" Mingyu menuju dapur setelah mencolek dagu Jisoo. Jisoo terkekeh lalu kembali duduk di sofa.

Bosan menunggu, ia ke dapur lalu mencoba untuk mengejutkan kekasihnya. "Gyu-ah!" Teriak Jisoo seraya memeluk pinggang namja yang lebih tinggi darinya dengan tiba-tiba.

Mingyu yang sedang memotong beberapa buah pisang, tentu saja terkejut. Hingga-- "Sshh!" Rintihnya.

Jisoo juga terkejut mendengar rintihan dari Mingyu, ia mencoba membalikkan tubuh kekasihnya. Jisoo memeriksa jari-jari Mingyu, apakah berkurang satu? Atau dua? Tapi ternyata... "Hahahahaha! Kau sangat lucu Soo-ya!" Tawa Mingyu meledak di dapur apartementnya. Menurut Mingyu, menjahili Jisoo sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari.

Jisoo menampar dada bidang kekasihnya sambil cemberut, "Kamu jahat! Aku panik tau!"

Mingyu membungkuk, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jisoo. Dan

Chu~

Mingyu mengecup bibir kucing Jisoo yang sedang ber-pout itu. Mendapatkan ciuman tiba-tiba dari Mingyu, muka Jisoo memerah seperti kepiting rebus.

"Apa kau demam Tuan Putri-ku? Kenapa wajah mu memerah seperti ini?" Goda Mingyu seraya menempelkan punggung tangannya ke jidat Jisoo.

"Ish! Akan ku balas kau!" Teriak Jisoo mengejar Mingyu yang berlari ke dalam kamar tidur mereka.

"Jisoo, hahaha! Bagaimana dengan asinan pisangnya? Hentikan Soo, ini geli!" Mingyu terbahak-bahak saat Jisoo menggelitiki perut kotak-kotaknya.

"Aku ingin makan pisang mu saja, Gyu!"

"Soo, tidak boleh! Jangan Soo! Tidakkkkk....





Akhh!"


==========♡==========


Jika di sisi tadi, kedua pasangan terlihat sangat harmonis dan bahagia. Beda dengan seseorang di sisi lain.

"Hoek!" Entah sudah beberapa hari Seungcheol merasakan mual di pagi hari seperti ini. Ia sangat tersiksa, tapi mau bagaimana lagi, Seungcheol tidak ingin menginjakkan kaki ke rumah sakit karena trauma sedari kecil, jadi ia tidak tau gejala apa ini.

"Tuan Muda! Apa perlu saya panggilkan Dokter pribadi? Sudah hampir sebulan Tuan Muda seperti ini." Panik Kim Ahjumma di balik pintu kamar mandinya.

Marriage [CheolSoo]Where stories live. Discover now