1. Ngomongin Soal Universitas, Institut, Politeknik

Start from the beginning
                                    

Kebanyakan orang (termasuk gue juga di masa lalu) orientasi lanjut sekolahnya hanya ke universitas. Nggak heran, karena memang kalau dipikir-pikir, yang paling sering kedengeran itu adalah universitas. Walaupun kita mungkin sering dengar nama kampus kayak IPB (Institut Pertanian Bogor) atau PKN STAN (Politeknik Keuangan Negara STAN). Pernah nggak sih bertanya-tanya kenapa nama kedua kampus ini nggak sama aja semua, sama-sama "universitas" misalnya. Contoh, misal Universitas Pertanian Bogor gitu? WKWK (ampun anak IPB).

Bukan cuma dari nama kampus aja, tapi juga dari gelar setelah lulus. Kalau sudah dengar yang namanya "kuliah" banyak yang berpikir bahwa artinya orang itu menempuh pendidikan S1 atau sarjana. Padahal, nggak juga lho.

Beda nama itu beda makna juga. Dari nama perguruan tinggi yang berbeda-beda itu, kita bisa tahu soal gambaran pembelajaran di sana akan lebih condong ke mana.

Mungkin banyak yang enggak tahu soal hal ini, padahal menurut gue, buat tahu hal ini menguntungkan lho. Misalnya aja karena bisa mengurangi resiko merasa salah jurusan di masa depan. Atau bisa tahu dari jurusan yang sama, bakal lebih cocok mana buat kamu masuk, dan lain sebagainya.

Yuk, tanpa banyak basa-basi lagi, kita akan bahas lebih dalam soal perbedaan nama ini! Siapa tahu, habis baca ini kalian bisa dapet pertimbangan lebih jauh mau pilih jurusan apa dan ke mana!

***

Sebelum tahu jenis-jenis pendidikan tinggi, kita harus tahu juga nih beberapa tipe ilmu yang ditawarkan sama berbagai pendidikan tinggi. Pada dasarnya, ada tiga kategori dari ilmu yang ditawarkan di pendidikan tinggi, yaitu:

1. Pendidikan akademik. Ilmu yang ditawarkan di tipe pendidikan ini lebih mengarah ke penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan nih. Mungkin lebih gampangnya, pendidikan akademik itu biasanya akan fokus ke teori-teori atau konsep dari ilmu itu sendiri. Dilansir dari laman kampusimpian.com, biasanya kalau kamu sudah selesai menempuh pendidikan akademik atau lulus, gelar yang bakal diterima adalah Sarjana. Misalkan aja, S.Psi (sarjana psikologi), S.Pd (sarjana pendidikan), S.Si (sarjana sains). 

2. Pendidikan vokasi. Nah, berbeda dengan pendidikan akademik yang fokus ke ilmunya, pendidikan vokasi lebih fokus ke keahlian terapan tertentu. Makanya nih, pendidikan vokasi biasanya nawarin jurusan-jurusan yang lebih hands on gitu. Walaupun misalkan ada jurusan yang sama dengan jurusan di S1, fokus pembelajaran mereka bakal beda. Kurang lebih, kalau pendidikan vokasi itu 60% praktik, sementara 40%nya teori. Sementara kalau sarjana kebalikannya.

Berdasarkan artikel oleh brainacademy.id, misalkan jurusan S1 Ilmu Komunikasi dan D3 Hubungan Masyarakat mata kuliah di dua jenjang ini berbeda walau sama-sama belajar soal komunikasi. Di S1 Ilmu Komunikasi misalkan dia akan banyak belajar soal Komunikasi Massa, Filsafat Komunikasi, Hubungan Media dan lain-lain. Dari namanya aja, cukup tergambar kan kalau bahasan-bahasannya akan lebih fokus ke teorinya dulu, misal perkembangan teorinya, tokohnya, kaidah-kaidah dalam teorinya, dsb. Nah, sementara di D3, akan lebih banyak mata kuliah praktik dibandingkan teori, contoh aja mata kuliah Pemikiran Kreatif, Fotografi Periklanan, dsbnya. Akan tetap ada teori sedikit di sana, tapi dari namanya aja, fokusnya akan lebih ke praktik gimana cara melakukannya gitu.

Nah, beda dengan pendidikan akademik yang jenjangnya sarjana, kalau kamu memutuskan untuk ambil pendidikan vokasi, gelar yang akan didapat adalah diploma. Mulai dari Diploma 1 sampai Diploma 4.

3. Pendidikan profesi/spesialis. Naaah, kalau jenis pendidikan yang ketiga ini sebenarnya adalah pendidikan tinggi yang bakal ditempuh kalau kamu sudah selesai program sarjana. Biasanya nih, pendidikan profesi atau spesialis itu akan jadi syarat kalau pekerjaan yang kamu minati di masa depan perlu keahlian khusus. Misalkan aja, kamu masuk jurusan Psikologi, nah kalau kamu pengen jadi psikolog maka kamu harus ambil pendidikan profesi yaitu psikologi klinis. Atau misalkan kamu ambil S1 Farmasi, nah kalau kamu pengen jadi apoteker, maka kamu harus ambil pendidikan apoteker. Sejenis itulah. Gue kemungkinan akan bahas lebih jauh soal pendidikan profesi/spesialis ini di bab lain, jadi stay tune ya!

COOLYAHWhere stories live. Discover now