13

8K 611 7
                                    

Time Skip

Satu Tahun Kemudian...

"Hinata, bisa aku minta tolong ?" Rave berteriak dari dapur.

"Iya Rave, ada apa ?"

"Tolong cicipi kare ini, bagaimana rasanya ?" Rave memberi Hinata semangkuk kecil kare yang berasal dari atas kompor.

"Wahh.. Ini enak sekali, seperti biasanya, Chef." Senyum Hinata mengembang.

"Tak kurang apapun ?" Mata Rave menyelidik.

"Tidak."

"Garam ?"

"Tidak"

"Gula ?"

Hinata menggeleng.

"Baiklah, ayo kita makan !" Yukihira Soma -Rave- membawa kare itu menuju meja dan menghidangkannya.

"Ano, Rave, apakah kau tahu kemana Sasuke pergi ?" Hinata memainkan sumpit di tangannya. Tatapannya menerawang.

"A-aku sama sekali tak memiliki petunjuk kemana dia pergi, Hinata." Serigala itu berbohong.

"Begitu ya..."

💮💮💮

Sejak kejadian perubahan wujud Hikari malam itu, Sasuke dan Hinata menyadari bahwa apa yang dikatakan Kakashi bukanlah omong kosong atau sekedar cerita untuk menakuti mereka berdua. Kekuatan anak itu, diluar nalar manusia biasa. Kekuatan anak itu, berbahaya bagi orang disekitarnya dan juga bagi dirinya sendiri. Sejak saat itu pula, Sasuke dan Hinata harus menghadapi kenyataan bahwa mereka akan segera mengungkap kebenaran tentang anak itu, cepat atau lambat.

Dan setelah kejadian malam itu, Hikari tak pernah menjadi Hikari yang sama lagi. Setiap malam, bayi itu sangat rewel dan tak berhenti menangis. Dia seperti merasa kesakitan di sekujur tubuhnya. Dia hanya bisa tenang saat Hinata dan Sasuke berada di sisinya. Bahkan Rave pun tak dapat menenangkan bayi itu lagi seperti yang biasa dilakukannya sebagai hewan pengasuh. Hal itu sangat melelahkan.

Lalu, saat Hikari tak mendapat apa yang dia inginkan, tangisannya mampu memecahkan lampu-lampu di rumah, bahkan untuk kasus terparah, anak itu memecahkan kaca jendela kamarnya hanya karena Rave tak mengizinkannya memakan es krim karena dia sedang demam.

💮💮💮

2 bulan sebelumnya...

"Sasuke-kun, Sasuke-kun, bangunlah." Hinata mengguncang pundak Sasuke yang sedang tertidur pulas.

"Ada apa Hinata ?"

"Hikari, tubuhnya sangat panas." Hinata terlihat semakin pucat bak mayat hidup karena ketakutan.

"Dia demam. Apa kau sudah memberinya obat ?" Sasuke menyentuh kening bayi dihadapannya yang tidur dengan gelisah. Tubuh mungilnya menggigil.

"Es klim.. Es klim.. Ikali mau es klim.." Dari bibir mungil Hikari keluar kalimat itu sepanjang hari.

"Tuan Hikari, aku mohon bersabarlah, anda sedang sakit, tak boleh memakan es krim, kondisi anda bisa makin parah." Rave kalut saat melihat Tuannya tersiksa.

"Ikali, MAU ES KLIM"
Hikari berteriak, mengangkat kedua tangannya ke udara dan memecahkan segala sesuatu yang ada di ruangan itu, termasuk kaca jendela dan vas bunga.

Will You Ever Look at Me ?Where stories live. Discover now