Dua Belas

1.6K 84 9
                                    

hai semuaaaaa " sapa dea begitu mereka tiba.

Cakka tersenyum ke arah temannya. " kenalin ini Dea. Sepupu gue "

🌼🌼🌼

Ketiga gadis cantik itu memasuki kelas mereka seminggu ke depan dengan wajah murung. Bagaimana tidak sudah lama mereka kehilangan Agni. Sampai sekarang pun tak ada petunjuk yang mengarah ke tempat dimana agni berada.

" agni ada dimana sih ? " tanya shilla entah pada siapa. Ify menghela nafas sejenak dan menatap kedua saudaranya sendu.

" gue takut kalau ayah marah sama kita gara2 nggak bisa menjaga agni dengan baik" ify berucap pelan. Shilla memeluk ify.

" kita harus bisa nemuin agni "

" iya, shill. Kita harus bisa"

" Fy...Shill "

Shilla melepaskan pelukannya kepada ify. Kedua gadis itu memandang sivia yang tengah berbicara.

" kenapa, Vi ? "

Sivia bergerak gelisah di tempat duduknya. Hal itu membuat ify dan shilla menatapnya khawatir. " ada apa, Vi ? " tanya keduanya.

" tadi malam aku mimpi. Agni ada sama ....."

Ify dan shilla menegakkan duduknya. Pikiran buruk berkecamuk di kepala mereka. Semoga saja bukan dengan...

" DEA !!! "

Ify dan shilla menatap tak percaya. " nggak mungkin, Vi "

Raut wajah via berubah serius. " gue nggak bercanda. Lo lupa kalau firasat dan mimpi gue jarang meleset ". Keduanya diam mendengarkan penjelasan via. Apa yang direncanakan dea?, batin mereka.

" Semoga aja kita bisa dengan cepat menemukan cowok2 aneh itu dan kembali pulang " ucap ify yang diamini keduanya. Tak lama kemudian seorang guru berkacamata datang dengan membawa dua orang murid baru.

" Selamat Pagi anak- anak "

Mereka bertiga membulatkan mata tak percaya.

" kenalkan ini teman baru kalian, emmm... nak silahkan memperkenalkan diri kalian masing- masing " ucap guru itu. Kedua murid baru itu mengangguk dan memandang ke depan kelas.

" Perkenalkan nama saya Dea Alea Zamora. Bisa dipanggil Dea " ucapnya sambil tersenyum. Bukan senyum manis, tapi senyum yang tak nisa dibaca artinya terutama ify, via, dan shilla. Mereka bertiga menahan nafas saat murid yang lainnya memperkenalkan diri.

" Nama saya Agnivio Mayrilla. Kalian boleh memanggil saya Agni " ucapnya ramah.

" Agni " ucap via lirih.

" Fy, gimana ini?" Shilla memandang ify ketakutan. Ify masih tetap memandang dea. dea tersenyum licik melihatnya.

" Dea sengaja memotong nama Aresta dibelakang nama agni supaya ingatan agni benar2 hilang " ucap ify sambil memejamkan mata.

Dea dan agni melangkahkan kaki dan duduk di bangku dekat anak laki2.

" Gue kira lo nggak bakal pindah ke sini De" ucap seorang cowok.

Dea tersenyum. Matanya melirik ke arah ify dkk dengan sinis. Tanpa sepengetahuan orang lain, seorang cowok yang duduk di depannya melihat tingkah dea dengan curiga.

Apa yang sebenarnya terjadi, batin cowok itu.

🌼🌼🌼

" Yo, lo kenapa sih daritadi ngelamun mulu "

Rio tersentak dan memandang ketiga sahabatnya bingung.

" Tadi malam gue mimpi. Mimpinya beneran aneh banget tau nggak "

Cakka mengangkat bahu aneh. Alvin hanya diam saja. Gabriel menatao rio fokus.

" Tadi malam gue juga mimpi aneh, Yo " ucapnya yang mendapat perhatian dari rio. Cakka memijit pelipisnya yang mulai terasa pusing. Ia ganti menatap alvin.

" lo bawa obat pusing nggak vin atau kalau nggak minyak angin aja. Pusing nih kepala gue " alvin yang sedari tadi bermain game mendongakkan kepala dan mengedikkannya ke arah ransel.

" ambil sendiri di tas "

Cakka meraih tas ransel berwarna hitam dan membukanya untuk mengambil minyak angin.

" Tumbem banget lo pakai minyak angin kka"

" Biasa, tadi malem gue masuk angin"

" Ohhh "

Cakka mengeluarkan kalung dengan batu bandul berwarna ungu dari dalam tasnya. Ia mendapat benda itu dari kamarnya dea. Cakka sendiri merasakan ada yang aneh dengan sepupunya itu. Dea sekarang bukanlah dea yang dulu.

Dari ujung sana, seorang gafis tirus melihat benda itu,dengan wajah gembira.




Agni, tunggu kita. Kita akan menyelamatkanmu.


579


######
Olalala, maaf buat keterlambatannya. Terima kasih buat yang sudah bersedia membaca.

Princess Love Story-Rify (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora