Tiga

3.3K 151 10
                                    

Tiga


Sivia berlutut di kaki ayanhnya sambil menangis terisak-isak. Sang ayah terkejut. Begitu juga dengan semua orang yang melihat adegan itu.

" Sivia, lepaskan kaki ayah. Bangun ! Bangun! "

Sivia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

" Nggak, Yah. Sebelum ayah mau maafin kita semua, Sivia nggak mau ngelepasin kaki ayah "

" Lepasin kaki ayahmu, nak. Lepasin "

" Tapi, Bun..."

Ratu mendekati Sivia lalu memeluk erat putri sulungnya itu.

" Kami berdua tahu, nak kalau kalian ingin sekali melihat bagaimana rasanya hidup di dunia luar. Hidup normal seperti remaja-remaja seusia kalian. Tapi kami takut. Kami takut orang-orang di luar sana akan bertindak kejam dan memanfaatkan kalian kalau mereka tahu kalian adalan putri seorang raja dan ratu " ucap ratu sambil mengelus rambut anaknya.

Raja ikut mendekati istri dan anaknya, lalu mengeluarkan empat buah liontin berbandul bulan sabit yang berwarna-warni.

" Maafkan kami, nak. Kami harus tetap menghukum kalian. Tapi kalian tenang saja. Hukuman ini akan berakhir jika kalian berhasil mengawasi orang yang ayah suruh "

" Pakai kalung ini, nak "

Ratu mengambil empat buah kalung yang dipegang oleh raja dan menyerahkanyya pada The Angel.

" Sivia, kalungmu berwarna hijau "

Sivia menerima kalung itu dan memakainya.

" Ify, kalungmu berwarna biru "

" Makasih, Bun "

Ratu tersenyum.

" Sama-sama "

Ratu beralih kepada Agni.

" Agni, kalungmu berwarna merah "

" Yang terakhir, Shilla. Ini punyamu, Nak. Kalungmu berwarna jingga "

Shilla menerima kalung itu sambil tersenyum manis.

Raja mendekati mereka berempat dan memanggil Ozy, sepupu mereka yang umurnya berjarak dua tahun dari mereka.

" Zy, kamu harus ikut dengan kakak-kakakmu, ya. Tolong jagain mereka. Kalau mereka nakal, kamu tinggal bilang sama paman. Oke ? "

Ozy nyengir ke arah The Angel yang sedang menatapnya kesal setengah mati. Kelihatan kaya pengin nelen si Ozy hidup-hidup.

" Tapi, yah. Kok si Ozy, sih.nih anak bawel tau " protes Agni yang mendapat jeweran di telinga kirinya dari ratu.

" Bicaranya yang halus, Agni. Kamu itu cewek. Bukan cowok. Ngerti ? "

Agni menghela nafas berat.

" Maafin Agni, yah. Ayah dan bunda kan tau sendiri Agni orangnya tomboy banget. Tidur aja kaya orang lagi nendang-nendang bola. Kakinya nggak bisa diem "

" Masa, sih " ratu menatap Shilla heran.

" Benar paman. Ozy pernah lihat kalau Kak Agni pernah tidur sambil ngikutin gaya orang nendang bola persis kaya yang diucapin Kak Shilla, sambil teriak Gooolll, gitu "

Tak ayalnya Ozy mendapat jitakan dari Agni yang udah mirip sama banteng kalau lagi marah. Keluar asap dari kedua telinganya. ( Lho ? )

Raja dan ratu tertawa geli saat mendengar cerita dari Ozy yang berapi-api dengan seangat 45'.

" Ozy...Ozy "

Raja geleng-geleng kepala, sedangkan Ozy kerjaannya cuma nyengir.

Sivia menatap raja dan ratu dengan wajah pasrah.

" Kapan kita memulainya, yah "

" Secepatnya, sayang. Kalian tinggal tunggu perintah dari ayah dan bunda "

" Yah, si-siapa sih yang harus The Angel awasin? " tanya Ify yang tadinya diam.

" Nanti ayah dan bunda kasih tau. Sekarang kalian tidur dulu, udah malam nih. Kalian berempat nggak ngantuk ? "

" Ngantuk, paman. Ozy ngantuk banget " serobot Ozy kaya supir bajaj.

" Ayah nggak nanya sama lo, kutu " ucap Agni rupanya masih kesal dengan Ozy soal kejadian tadi.

" Yeee, si cewek jadi-jadian marah. Kabur ahh"

" Ozyyyyy " teriak Agni dengan kesal.

Shilla dan Ify tertawa geli melihat tingkah Agni. Sedangkan Sivia hanya ersenyum tipis.

Agni ganti menatap saudara-saudaranya dengan pandangan sebal.

" Terus, terus aja ketawa. Senangnya di atas penderitaan orang lain " sindir Agni yang langsung meninggalkannya ketiganya.

" Kenapa lagi sih tuh anak ? "

Sivia menggelengkan kepalanya pelan.

" Gue nggak tahu. Biasalah si Agni kan kalau udah marah suka kaya gitu "

" Ooo " Ify dan dan Shilla ber -oo -ria.

" Yaudah, sekarang kita tidur, yuk. Besok kita harus siap buat ngelaksanain ujian dari ayah dan bunda " tegas Sivia pada Ify, Shilla, dan Agni.

" Oke " jawab The Angel minus Sivia.

>>>Skip<<<

" Anak-anak ayo bangun. Kalian harus pergi sekarang "

Ify membuka pelan matanya karena mendengar suara-suara berisik dari luar kamarnya.

" Iya, Bun. Bentar lagi " jawabnya sambil berusaha duduk. Setelah mendapatkan kesadarannya, Ify segera bergegas mandi. Setengah jam kemudian, ia keluar dari kamar lalu menghampiri saudara-saudaranya yang lain.

" Via, Shilla, Agni... Bangun... "

Ify menggedor-gedor pintu kamar Sivia dengan keras.

" Berisik! Masih Malam tau " balas suara dari dalam kamar Sivia, yang tak lain adalah suara Agni.

" Hah? Malam? Malam dari Hongkong. Udah tau matahari tingginya hampir sepuluh meter gini masih dibilang malam. Lo semua pada ngelindur, ya " balas Ify dengan kesal.

" Lima menit lagi, Fy " sambung Shlla dengan suara berat.

" Iya, Fy. Lima menit lagi, ya "

Ify mendengus kesal. Dasar kebo semua! Apaan lagi, nih. Sivia pakai ikut-ikutan molor lagi. Udah tau kakak paling tua. Malah ikutan tidur sampai siang.

" Gue tunggu lima menit lagi. Awas kalau pada gak keluar. Gue siram pakai air seember lo semua " ancam Ify yang lalu meninggalkan kamar menuju ruang makan.

" Pagi Yah, Bun " sapa Ify pada raja dan ratu yang sudah duduk manis di ruang makan.

" Pagi, sayang. Kok kamu sendirian? Mana yang lain ? " tanya ratu sambil membelai putrinya.

" Masih pada terbang di alam mimpi " jawab Ify dengan kesal.

Raja dan ratu tersenyum mendengar penuturan putrinya.

" Yaudah, kamu makan dulu ya. Biarin aja mereka bangun sendiri. Toh mereka udah pada gede, kan "

Ify tersenyum menatap raja dan ratu lalu kemudian makan dengan lahap.

" Pagi, Ayah " sapa Agni yang lalu duduk di samping raja.

" Pagi Yah, Bun "

Kali ini gantian Shilla yang duduk.

" Pagi sayang " jawab raja dan ratu.

" Lho? Mana Sivia? " tanya ratu dengan heran.



lalalala, part 3 udah kupost-nih. ada yang mau dilanjut? Kalau iya tinggalin komentarnya, ya? Thank yang udah mau baca. love you...

Nb: No copas, walaupun jelek sih..hahaha.

Princess Love Story-Rify (END)Where stories live. Discover now