Killed#9(A)-Aim That Thing [RE]

2.1K 167 19
                                    

***

YES! Kali ini saya akan mengupdate revisi chapter sembilan menjadi dua bagian dengan judul yang beda dan penulisan yang mengalami peningkatan. Mohon di simak gan :-)

***

"Ngh. . "

   "D-dia sadar!"

Teriakan nan keras mendengungkan kepalanya yang tampak lelah dengan badan yang masih kacau, wajah yang kacau, membawanyay hingga bingung dengan apa yang telah terjadi padanya.

" . . ."

. . . . . .

*Brak

"Ladius!" Gebrakan hebat melontarkan wajahnya dengan seketika, tatapan kosong menhadap seorang pria yang dikenalnya sebagai Gordon. "Apa kau baik-baik saja Ladius?"

    "Tuan Gordon." Jawab Ladius, menahan kepalanya.

"Bagaimana keadaanmu?"

    "Entahlah. Aku merasa, sesuatu sedang berbisik dikepalaku." Ujarnya selagi memperhatikan telapak tangannya dengan seksama, menunjukkan rasa gundah dari hatinya. "Apa yang telah terjadi kemarin?"

"Kemarin?"

   "Hm." Jawabnya mengangguk. "Apakah yang terjadi dengan orc hunter itu?"

"Aku tidak menyangka kau tau namanya—Dan ya, monster itu telah mati."

   " . . . " Kepalanya tertunduk, raut wajahnya berubah menjadi tenang bersama pikirannya yang mencerna kata-kata itu. Bersama keinginannya yang kuat ia bertanya. "Siapa yang telah menghabisinya?"

"Eh?" Bingung dengan yang dikatakan Ladius, ia kembali bertanya kepada dia, "bukankah kau yang melakukannya?"

   "Aku?"

"Benar." jelas sambil mengangguk "ketika aku kembali sadar, orc hunter itu telah mati dengan kepalanya yang tertancap tombak hitam panjang ditanah. Ketika Aku dan prajurit mendekatinya, tiba-tiba tombak hitam itu berubah menjadi bayangan hitam lalu melayang-layang sebelum lenyap kedalam dirimu. Karena itu kami menganggap bahwa kau yang telah melakukannya."

Aku? Apakah itu memang Aku atau orang lain?  "Lalu dimana Ralia sekarang?" tanyanya secara kilat.

   "Dia ada di hutan dekat desa, sekarang—"

*Srek

*Jies

"He-hei! Ladius! Lukamu masih belum sembuh." Teriak Gordon sambil menatap Ladius yang berlari keluar.

Hempasan angin melambai-lambai ke mereka bersama Ladius yang beranjak tiba-tiba. Membawa jubah hitamnya di tangan, dengan dentingan yang sesuai saat lari, ia kenakan jubah hitamnya itu seraya berlari mengejar waktu, menembus pelosok hutan yang minimnya cahaya oleh gelapnya malam.

"Astaga, dasar anak muda." Celetuk Gordon bahagia, keluar dari ruangan.

   "Apa Anda tidak menghentikannya, Ketua?" tanya seorang penjaga.

"Biarkan saja Dia, Aku ingin tau apa yang akan terjadi selanjutnya nanti."

* * *

Kedua kakinya terus menembus dedaunan panjang bersama lebatnya rumput. Semakin dalam ia berjalan semakin terkejut akan indahnya bunga yang berwarna ungu kebiruan, mengkilap terang oleh teranganya bulan malam.

Itu Dia

Langkahnya yang kencang kini mulai lambat, nafasnya terus mengadu-ngadu bersama kepalanya yang didinginkan bersama lelah dikakinya. Seperti bulu lembut yang terbang, ia menyapa seorang gadis dari belakang "Ralia."

Unliner Zero -Newcomer- [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang