❤ Chapter 4

3.1K 701 38
                                    

lo tau apa yang paling gue benci? pertama, orang yang semena-mena sama kucing. kedua, tante-tante ganjen. ketiga, jauh dari jiwoo.


dan sialnya gue lagi mengalami salah satu dari tiga hal yang gue benci. tapi masih untung salah satu, enggak semua.


udah hampir sebulan gue enggak pulang ke malang. padahal pertama kali berangkat, gue pikir bakalan bisa pulang seminggu sekali. tapi ternyata jadwal gue di surabaya padet banget. sekalinya ada waktu senggang guenya udah tepar dan enggak punya tenaga buat nyetir.


seperti hari ini, gue cuma bisa rebahan di atas kasur karena lagi enggak enak badan. lah gila seminggu ini kerjaannya manjat SUTET mulu buat instalasi. 


hp yang gue taroh di sebelah bantal tiba-tiba bunyi. dan ngeliat nama 'yang lebih imut dari kucing' nelpon. gue langsung senyum dan mengangkatnya.

"kak daniiiiieeelll!!!"  


entah kenapa semua beban di pundak gue serasa terangkat setelah denger suaranya manggil nama gue dengan suara lucunya.

"kapan pulang? aku udah kangen..."

"maaf, enggak bisa hari ini."

"loh, kenapa? kan ini weekend." terdengar jiwoo merengek. maafin kakak ya dek udah bikin kamu kecewa :(

"lagi demam dek, sama agak pusing dikit."

"LOOOH KAK DANIEL SAKIT? KOK BISA SIH?! KECAPEKAN YAAAA??"


mungkin enggak banyak dari kalian yang tau sisi lain dari jiwoo yang semenggemaskan ini. iya, dulu jaman pdkt dia emang dingin dan kebal sepik banget. tapi lama-kelamaan dia berubah sejak kita jadian, dan ngomongnya jadi makin manja pas mulai LDRan.


"kakak udah minum obat?"

"udah kok dek... jangan khawatir, nanti siang paling juga udah mendingan."

"maaf yaaa jiwoo enggak bisa ada di sana. maaf juga kemarin bikin kakak nunggu."

"iya dek, enggak papa. gimana kerja part timenya?"

"hm, bukan part time sih ternyata. full time, orang 7 jam."

"resign aja deh, kamu pulangnya malem-malem gitu. bahaya banget."

"hmm sebenernya aku mau ngomong sesuatu."

"ngomong apa?"

"tapi kak daniel jangan marah ya?"

"eh? emangnya ngomong apa sih?"

"jadi... aku baru aja dapet temen di sana. terus dia nawarin aku buat berangkat dan pulang bareng dia gitu. boleh enggak kak?"


sejenak gue bergeming. udah bisa dipastiin temen yang ngajak jiwoo berangkat dan pulang bareng itu cowok. kalo cewek, dia enggak mungkin segemetar itu waktu ngomong.


enggak bisa dipungkiri kalo gue cemburu dan pengen ngelarang. kenapa juga sih jiwoo harus capek-capek kerja padahal orang tuanya mampu ngebiayain kuliahnya sampe lulus? intinya jiwoo enggak kekurangan uang dan sebenernya dia enggak terlalu butuh sama pekerjaan itu.


tapi di sisi lain gue harus mengacungi jempol untuk niatannya melakukan sesuatu. kalo gue maksain dia buat resign karena cemburu, sama aja gue menghambat mental jiwoo untuk berkembang. gue bangga sama cewek gue yang selalu berusaha buat mandiri dan enggak bergantung sama orang lain.


"iya, enggak papa... malah bagus kan kamu jadi enggak perlu pulang sendirian? jangan lupa tiap hari bawa jaket ya, aku enggak mau kamu sakit karena angin malem."

"beneran nih kak?"

"iya sayangkuuu, masa bohong? kamu yang semangat kerjanya, jangan males-malesan."

"enggak ih! aku kan hardworker."

"iya percaya, pacarnya kang daniel the best emang."

"ihhh, apaan sih kang gombaaal!"


gue berharap keputusan mengizinkan jiwoo pulang bareng temennya itu enggak salah. gue percaya sama jiwoo. iya, karena percuma kan kalau kita menjalin hubungan tanpa adanya rasa saling percaya?


- T B C -

baik pisan atuh si akang ;))) jangan lupa voment ^^

Struggle 2.0 • Daniel & JR [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang