*

"iya mama, Jeje gabakalan lupa makan kok. iyaiya mama sayang JEJE GABAKALAN LUPA ATAUPUN TELAT MAKAN. Jeje janjiiiii. Oke bye mama. muahmuah" kataku menjawab telepon mama seraya membawa koperku yang sangat amat guede yang disiapin mama yang terlalu khawatir aku gabisa jaga diri sendiri.

Hari ini aku sama boss cerewet itu bakalan ke Bali buat meeting sama Smith Group.

*Kevin POV*

Aku hanya bisa senyum ngeliat tingkah sekretaris baruku yang sedang menjawab telepon mamanya, ya tepatnya Tante Silvi sahabat mamaku. Sepertinya dia memang anak yang sangat manja mengingat dia adalah anak satu-satunya Om Dion dan Tante Silvi. Jeje? Zefanya jadi Jeje haha lucu juga kalau dipikir-pikir.

*

"Thank You Sir. Have a funny vacation in bali" ujarku mengakhiri meeting ini

 Have a funny vacation in bali? haha itu juga mungkin kata yang tepat untukku. Ya, aku ingin berlibur disini. Mengurusi  perusahaan orang tuaku membuat aku jarang berlibur.

"Pak, setelah meeting ini tidak ada jadwal lagi. dan sepertinya bapak bisa memanfaatkan waktu ini untuk berlibur disini" kata Zefanya menyadarkan lamunanku

"oh iya, saya tahu"

"Pak, apakah kita sudah bisa kembali ke hotel? sekarang sudah pukul 13.00. Dan sepertinya sudah waktunya untuk makan siang" jelasnya lagi

Kembali ke hotel? apa dia bilang. Aku tidak mau menghabiskan waktuku hanya untuk berdiam diri di hotel. Urusan makan siang nati saja

"Nanti saja kembali ke hotelnya. Saya masih mau berkeliling kota ini dulu dan saya masih belu lapar. Dan satu lagi tolong jangan panggil saya bapak, karena kita sedang tidak berada di kantor dan umur saya juga masih terlalu tua untuk dipanggil bapak. Saya juga gak mau terlalu formal manggi saya-kamu. Panggilnya loe-gue aja ya, Jeje" jelasku padanya dan aku  menyebutnya Jeje, sepertinya dia cukup heran aku panggil dia Jeje. Tapi  ekspresi wajahnya sangat lucu. Aku ingin tertawa melihatnya.

"Baik pak, ehh pak kev, eh " jawabnya sedikit bingung

"jadi gue manggil apaan coba kevin?" tanyanya pada diri sendiri dengan suara yang pelan tapi masih bisa kudengar jelas

" Panggil aja gue kevin" jawabku singkat

"Oke Kevin" katanya sambil senyum

Kami berjalan berduaan dan dia berada di belakangku. Sepertinya dia masih menganggap aku bossnya disini walaupun dia sudah memanggilku Kevin. Aku berhenti sejenak supaya kami jalan bersebelahan. Tapi bukannya jalan bersebelahan dia malah ikutan berhenti.

"Lo kenapa berhenti?" tanyaku padanya

"Hehe, Gapapa sih karena loe-nya berenti, ya gue juga dong" jawabnya dengan polosnya

"Gue gak mau dianggap cowo banci yang kemana-mana harus ditemenin bodyguard nya, jadi loe jalan samping gua aja ya?" kataku lagi

Sepertinya dia agak sedikit canggung jalan bersebelahan denganku padahal dia manggil loe-gue aneh banget liat tingkahnya.

Dia berhenti lagi, dan aku tidak tau kenapa. tapi sepertinya dia kesakitan. Dia meringis dan memegangi perutnya

"Lo kenapa?" tanyaku sedikit cemas

Jujur saja aku memang cemas, tapi ini hanya karena dia karyawanku. Tidak lebih

"Gapapa kok" jawabnya tapi dia masih meringis kesakitan dan memegangi perutnya

"tapi kenapa lo masih megangin perut lo?" tanyaku lagi

Dia diam tidak menjawab dan tak lama lagi dia pingsan. Untung aku bisa menangkap badannya sehingga dia tidak terjatuh. Aku membawanya ke mobil yang kuparkirkan tidak jauh dari tempat dimana dia pingsan. dan aku mengendarai mobil menuju rumah sakit terdekat untuk diperiksa keadaannya.

Setelah menunggu cukup lama akhrinya dokter keluar ke ruang tunggu dimana aku berada dan memberi penjelasan tentang Jeje. Menuruh pemeriksaan Jeje pingsan karena maag nya kambuh.  Pantas saja tadi dia meminta balik ke hotel dan bilang kalau sudah waktunya makan siang, ternyata dia menderita sakit maag. Kenapa dia tidak bilang jujur saja padaku kalau dia tidak bisa terlambat makan karena dia menderita sakit maag. Memang ketika kami jalan-jalan tadi itu sudah  jam 3 sore. Sangat terlambat untuk penderita sakit maag.

"Losing him was blue like I never know

Missing him was dark grey all along

Forgetting him was like trying to know somebody you never met

But loving him was red"

Bunyi suara handphone yang kupastikan bukan handphone milikku

"Ya ma" jawab orang dari dalam sana. Ya itu suara jeje. Sepertinya dari tante silvi

"udah kok mah jeje udah makan tadi. Gatelat dong Jeje gamungkin lupalah. yaudah deh ya mama ku yang cantik nanti aja teleponnya sekarang jeje lagi di pantai ini lagi mandang-mandang, Mama ganggu tau. Bye mama. Mwahhhh" katanya sambil manyunin bibirnya saat percakapan terakhir.

 Aku memang sedang berada di ruang tunggu tapi aku mengintip melihat Jeje saat menjawab telepon tante Silvi. Ya, dia berbohong. Dia belum makan, bahkan sampai sekarang. Aku merasa tidak enak terhadap tante Silvi, karena kau jeje harus dibawa ke rumah sakit sekarang. Tapi dia bukan anak manja yang mengadu kepada mama-nya. padahal ini masalah yang cukup besar

Aku masuk menghampirinya yang sekarang tengah sibuk makan makanan dari rumah sakit

"Sorry ya tadi gue gak langsung ngajak lo makan" katanya membuka pembicaraan

"oh itu, gapapa kok. Lagian guenya juga sih yang bandel. Gue juga tadi lagi males banget mau makan" ujarnya dengan mulut yang masih dipenuhi makanan

"Setelah ini kita balik ke hotel. Gue juga udah pengen istirahat. Oh ya sekali lagi gue minta maaf ya" kataku lagi

"Iyaa pak, eh kevin maksud saya eh maksud gue" jawabnya ribet

*Jeje POV*

Huaa sakit banget tau perut aku tadi. Huh untung aja tadi si Kevin nolongin, kalo diliat-liat dia baik juga sih, orangnya juga ternyata gak kaku-kaku banget tuh. Serasa lebih deket kalo manggilnya loe-gue ke dia daripada harus pake bapak-bapak'an segala

Tadi dia kayaknya beneran merasa bersalah deh waktu minta maaf sama aku di rumah sakit. Ternyata dibalik sikap dingin dan irit ngomot tapi yang sekalinya ngomong langdung pedes tuh ada sikap baik dan manisnya  juga ternyata. Tapi jujur aja ni ya, manggil nama dia langsung tuh serasa dia bukan boss aku tapi.... ahh lupakan, terlalu jauh kali aku  mikirnya

Gimana part ini?

Gaje? Absurd? Aneh? Ancur? Atau gimana? serius aku gak tau gimana pendpat kalian tentang cerita ini. Berharap Comment dari kalian supaya aku tau gimana ceritanya. Kayaknya sih peminatnya sedikit deh :( jadi ga semangat buat lanjut ceritanya. Yaudah deh ya daripada aku jadi curhat sama kalia. Pokoknya tinggalin comment ya guys mengenai cerita amatiran ini :)

Jangan lupa juga votenya yaa.

 Bye. Mwah mwah :* cium atu atu ;;)

My Super Handsome and Garrulous Boss!Where stories live. Discover now