We Don't Have Any Deal

15.9K 571 6
                                    

Kevin POV

Seminggu setelah perbincangan kami mengenai Zefanya, putri tunggal bapak Dionisius Darrel yang notabene merupakan rekan bisnis sekaligus teman karib papa ku, aku masih enggan untuk meminta anak itu agar kembali bekerja dengan perusahaan kami.

Lagipula aku heran, mengapa juga dia harus bekerja dengan Atmajaya Corporation sedangkan Pak Dion, ayah kandungnya juga mempunyai perusahaan yang tak kalah besar dengan perusahaan milik keluarga kami.

Dengan latar belakang keluarga yang mendukung dan juga indeks prestasi kumulatif yang amat baik, mengapa juga Zefanya harus bersusah payah untuk bekerja dengan kami. Sejauh ini memang pekerjaannya cukup baik, namun aku tidak begitu senang melihat karyawan yang mencampur adukkan masalah pribadi dengan masalah kantor. Aku tidak mengetahui hal apa yang melatar belakangi hubungan Zefanya dan Gio, sahabatku. Yang jelas pada saat itu aku hanya melihat Zafanya menangis dan Gio memeluknya. Aku hanya ingin bertanya namun dia merasa tersinggung dan mengambil keputusan kilat untuk mengundurkan diri. Aku juga tidak berniat untuk bertanyamengenai kejadian itu kepada Gio. Aku akan menunggu sampai kapan Gio bertahan untuk menyembunyikan sesuatu dari ku. Lagipula aku rasa merupakan hal lumrah untukku bertanya kepada assistent ku mengenai hal yang kurasa kurang berkenan.

Tadi papa menelfon ku hanya untuk memperingatkanku agar meminta Zefanya kembali bergabung dengan Atmajaya Corp. Papa terus mendesakku, tapi ayolah bagaimana mungkin aku memintanya kembali bergabung. Aku tidak akan pernah mau menjatuhkan harga diriku hanya demi dia. Tapi semakin aku berusaha cuek terhadap masalah ini, papa malah semakin peduli dengan keadaan ini dan beliau mulai campur tangan atas masalah kantor. Padahal sebelumnya papa berkata bahwa ia ingin pensiun dan tidak akan mengambil bagian dalam masalah kantor.

Setelah mengetikkan 12 digit nomor di Handphone ku, akhirnya kuputuskan untuk menekan tombol hijau di layar handphone ku. Tak lama setelahnya, terdengar suara dari seberang sana.

"Halo, dengan siapa?"

". . . "

"Halo"

"Ehm, saya Kevin Atmajaya, apa benar ini dengan Zefanya Olivia Darrel?"

"Pak Kevin, ehmm...maksud saya Kevin, ada perlu apa nelfon saya?"

"besok jam 10 Neo Cafe, saya tunggu"

tut....tut......tut

Sambungan terputus

Jeje POV

Idih apaan banget sih ni orang, gak ada angin, gak ada hujan, gak ada badai, gak ada gempa, gak ada banjir, gak ada tsunami nelfon tiba-tiba. Dan seakan gak berdosa nyuruh aku datang ke Neo cafe, tanpa menunggu peretujuan apa aku mau atau enggak. Perlu aku ulangi lagi TANPA MENUNGGU PERSETUJUAN PAKE TANDA SERU BUKAN TITIK

Lagi pula ada masalah apa lagi sih sama aku sampe harus ketemuan kayak gitu. Malesin banget tau harus ketemu sama cowok kayak dia. Bikin emosi dan darah tinggi naik. Gak mau ah dateng. Biarin aja dia ngomong sama tembok. Udah keburu eneg juga liat tuh orang. Biarin aja dia nunggu orang yang gak bakalan dateng sampe mampus. Lagian dia pikir dia siapa seenak jidat nyuruh aku dateng ke sana tanpa tanya aku bisa atau enggak. Apa aku mau atau enggak.

Tapi kalo sampe seorang kevin nelfon kayak tadi, berarti ada sesuatu yang penting yang mau diomongin. Pasti!

Tapi apa ya, apa mungkin soal kejadian waktu itu?

Gak mungkin gakmungkin. Kevin gak mungkin sebegitu penasarannya samape sampe harus ngajak ketemuan. Pasti ada hal yang lebih penting lagi yang mau diomongin.

Dan hal ini bikin aku penasaran banget. Bisa-bisa kebawa mimpi lagi. Aku rasa aku berubah pikiran. Mungkin aku harus temuin dia sebelum aku mati penasaran.

Holaa!!!

Cepet kan updatenya? Yeayy

Lagi ada waktu luang buat nulis. Lagian juga udah kangen dan pengen banget nulis.

Tapi sangat disayangkan keinginan nulis tidak sejalan dengan ide yang ada diotak.

Keinginan nulisnya udah besar eh malah otak mentok diujung.

Ya tapi aku harap kalian tetep suka lah sama ceritanya

Oh iya jangan lupa tinggalin jejak ya entah itu vote atau comment.

Karena vote dan comment kalian bikin aku semangat nulis.

Kalo kelihatannya cerita nya kurang menarik, aku gak berencana buat ngelanjutin ceritanya sih. Soalnya kelihatnya ceritaku kurang ada peminat. *Lah kok jadi curhat*

Pokoknya ya gitu deh

Bye



My Super Handsome and Garrulous Boss!Where stories live. Discover now