Santapan Vampir, Fovam

1.1K 79 1
                                    

Dalam kegelapan, Lucy mendengar suara kicauan burung. Angin pagi yang segar menggelitik hidungnya. Perlahan, ujung jarinya bergerak. Bersamaan dengan itu manik merah perlahan terbuka. Lucy baru saja bangun dari tidurnya yang panjang.

"Aku sudah tidur berapa lama?"ucapnya sambil beranjak duduk.

"Sudah seminggu, Lucy."ucap Jason yang tiba-tiba masuk.

Lucy menoleh. Menatap Jason sebentar kemudian menoleh menatap tirai putih yang membatasi pandangannya dari dunia luar. Lucy menarik nafas panjang, namun tiba-tiba ia tercekat. "Jason? Apa yang kamu lakukan?"suara Lucy meninggi.

"Kamu... menyadarinya?"tanya Jason sambil melangkah lebih mendekat ke tempat tidur Lucy.

"Apa yang kamu bawa Jason?"tanya Lucy lagi.

"Nanti saja. Sebaiknya kamu bergegas mandi dan sarapan. Aku akan menunggu di ruang makan."Jason mengusap lembut pipi Lucy kemudian beranjak keluar.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Jason?"gumam Lucy sambil turun dari tempat tidurnya.

*___*

Lucy menuruni anak tangga perlahan. Gaunnya yang berwarna semerah darah menyapu setiap anak tangga yang ia lewati. Kulitnya terlihat sangat mencolok dengan gaun tanpa lengan itu. Ditambah dengan rambut panjang terurai berwarna abu keunguan.

Ketiga laki-laki yang berada di meja makan menoleh. Mereka sama-sama mengagumi keanggunan nona muda itu. Tak terkecuali Jason, yang memiliki rasa untuk gadis itu.

Dengan mata tajam bermanik merah, Lucy menatap dua laki-laki yang tengah tersenyum padanya. Satu diantara mereka berdua menunduk takut. Dia adalah yang peling muda diantara mereka. Bahkan sangat kecil. Mungkin saja berumur sepuluh tahun.

"Siapa mereka Jason?"tanya Lucy sambil duduk di sebelah Jason.

"Salam nona Lucy."ucap laki-laki berambut biru nyaris putih. Lucy balas mengangguk. Matanya melirik ke arah anak laki-laki yang masih menunduk di depannya. "Perkenalkan nona. Saya Mark Penders. Seorang pengelola fovam."lanjutnya.

"Fovam?"Lucy melirik anak laki-laki yang tertunduk. "Mengapa kau datang ke sini?"

"Lucy, aku yang mengundang mereka."ucap Jason tiba-tiba.

"Untuk apa?"tanya Lucy.

"Untukmu."

"Untukku?"

"Kondisi tubuhmu akhir-akhir ini melemah. Dan kamu juga tak bernafsu untuk meminum darah yang biasanya. Jadi, mungkin seorang fovam baik untukmu. Apa lagi kamu bisa meminumnya secara langsung."jelas Jason sambil tersenyum. Begitupun dengan Mark.

Lucy terperangah. Ia tidak berpikir untuk menggunakan fovam. Sekalipun ia adalah bangsawan vampir yang mampu membeli berapapun fovam yang ia mau, ia tidak ingin. Ia tidak akan tega. Karena semua fovam adalah anak-anak yang masih berumur sepuluh tahun. Dan sungguh, ia tidak ingin menancapkan taringnya pada anak sekecil itu.

"Aku tidak menginginkannya Jason."tolah Lucy.

"Tapi aku akan tetap membelinya untukmu. Mungkin sekarang kamu berkata tidak. Aku yakin, esok kamu akan sangat menginginkannya."balas Jason.

"Jason..."

"Sudahlah Lucy. Jangan menentangku terus. Itu tidak baik untuk pernikahan kita nanti."

Queen Of Midnight (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang