Perubahan

1.2K 99 0
                                    

Brian tidak lagi diteriaki. Brian tidak lagi dibicarakan. Brian tidak lagi disebut-sebut dalam dunia De Noir. Ketenarannya yang lalu hilang seperti tak pernah ada. Tak ada lagi makhluk yang akan menatapnya dengan jijik, mengatakan bahwa ia tidak pernah pantas untuk lahir di dunia ini. Tidak ada.

Sekarang, semua hal itu berganti menjadi pembicaraan hangat tentang munculnya sosok tunangan si tuan putri yang tampan tiada terkira. Memiliki status tertinggi di bawah kuasa keluarga Smith, keluarga si tuan putri sendiri.

Itulah sosok Jason Brooke, si kaum vampir yang duduk di kusi tepat di bawah sang raja. Hanya satu penguasa di atas pundaknya, keluarga Lucy Smith. Dia, sosok laki-laki menawan dengan rambut merah yang menggoda dan manik kelabu. Tubuhnya bahkan sangat indah untuk dipandang. Sangat berbeda jauh dengan posisi Brian, walaupun laki-laki itu sebenarnya bertubuh atletis.

Pendatang baru, pembicaraan baru, ya, dialah si tunangan Lucy. Tak banyak gadis yang sangat memuja seorang Jason. Namun mereka mengikhlaskan. Sangat menerima pujaan mereka yang sangat berkilau itu bersanding dengan si nona muda yang tak kalah menawannya.

Jason sangat menyukai semua itu. Namun, berbeda dengan Lucy. Gadis itu hanya diam dengan senyum yang sangat DIPAKSAKAN. Tak ada senyum tulus yang biasanya ia pamerkan pada semua orang tanpa memandang status mereka. Apakah mereka kaum manusia yang berada di bawah kasta ataupun mereka adalah vampire yang terhormat sekalipun.

Dan kejauhan pula, Brian memandang dengan perasaan yang berkecamuk. Dan Lucy sangat tahu akan hal itu.

*___*

"Brian Simon! Kau diminta menuju ruangan kepala sekolah."teriak salah seorang teman sekelas Brian selaku ketua kelas.

Brian mengangguk. Ia berdiri dan bergegas menuju ruangan kepala sekolah. Ia mendorong daun pintu yang berukir putih kemudian menunduk dalam.

"Duduklah! Suara berat kepala sekolah yang duduk sambil melipat kedua tangannya menggema. Brian menurut. Ia memilih duduk di kursi yang paling dekat dengannya.

"Ada perlu apa bapak memanggil saya?"tanya Brian.

"Ahh! Aku tidak bisa bermanis-manis dalam situasi seperti ini. Aku... akan langsung ke pokok pembicaraan."balas laki-laki yang sudah berumur empat puluhan itu.

"Apa itu?"tanya Brian lagi.

"Pihak komite sekolah telah memutuskan sesuatu. Program beasiswa akan dihapuskan. Jadi..."

"Aku akan keluar dari sekolah ini?"tanya Brian cepat.

Kepala sekolah nampak ragu. Namun pada akhirnya pria itu mengangguk. "Aku akan mencoba memindahkanmu ke sekolah lain. Namun, untuk masalah beasiswa..."prian itu terhenti lagi.

"Tidak ada beasiswa di sekolah lain bukan?"terka Brian. Lagi-lagi prian itu mengangguk ragu. "Tak perlu bapak repot-repot untuk mengurusi saya. Saya akan selesaikan ini sendiri. Hanya meninggalkan sekolah ini bukan?"

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Masuklah!"ucap kepala sekolah.

Pintu berdecit begitu terbuka. menampakkan sesosok laki-laki berrambut biru nyaris putih. Ia mengenakan kemeja hitam dengan celana dasar berwarna hitam. Tersenyum. Entah mengapa Brian langsung mengatakan bahwa "ia tidak menyukai laki-laki ini"

"Ohh kau sudah datang Mark! Masuklah. Duduk!" Terlihat kepala sekolah mengenali sosok laki-laki itu.

Brian menatap lekat laki-laki yang yakini bukanlah manusia bukan vampir. Sepertinya... manusia vampir, manusia yang berubah menjadi vampir karena suatu sebab. Hanya vampir berkuasa tinggi yang mampu melakukannya.

Queen Of Midnight (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang