Hati yang Hampa

1.3K 98 1
                                    

"Aku ulangi sekali lagi, Lucy! Laki-laki rendahan itu telah pergi dari sini. Kamu tidak akan bertemu dengannya lagi."ulang Jason.

"Hentikan Jason!"hardik Lucy.

"Apa? Kepergiannya? Perkataanku? Aku berkata yang sebenarnya Lucy!"Jason juga berdiri.

"Hentikan kebohonganmu Jason. Aku tahu kamu sangat membenci Brian."

"Aku tidak berbohong Lucy. Jika kamu tidak percaya, aku akan dengan senang hati menemanimu ke tempatnya. Aku tahu, kamu pernah ke rumahnya beberapa kali."umum Jason.

Lucy hanya diam. Menatap Jason tepat di manik kelabunya. Mencoba mencari celah kebohongan seorang Jason. Namun, bukan Lucy jika ia tidak bisa menemukan kebohongan Jason. Mereka sudah cukup lama untuk mengenal. Dan sayangnya Lucy mengatakan bahwa Jason tidak membohongi dirinya.

"Apa kamu berkata jujur?"tanya Lucy lirih.

Jason berkedip beberapa kali ketika mendengar suara Lucy yang begitu menyedihkan. Namun, ia tetap mengangguk. Memberikan jawaban pada pertanyaan gadis yang memiliki hatinya.

"Kamu tidak berbohong padaku?"tanya Lucy lagi.

"Aku yakin kamu tahu pasti bahwa aku tak berbohong saat ini."balas Jason.

Remuk. Lucy serasa tubuhnya diremuk sekuatnya. Hingga tulang-tulang putih yang selama ini menyangganya patah berderai. Ia menunduk. Tangannya tampak bergetar.

Melihat hal itu, Jason merasa iba. Ia tidak tega melihat betapa hancurnya gadis yang dicintainya. Dengan satu langkah pasti, ia merentangkan tangannya. Meraih tubuh mungil yang mulai rapuh di depannya. Merangkul seorang gadis yang sedang mempertahankan diri untuk tidak menjatuhkan bulir bening.

Tiba-tiba Jason merasa dirinya seperti didorong. Perlahan, ia melepaskan pelukannya.

"Aku... akan pergi sebentar."ucap Lucy.

"Aku akan menemanimu."ucap Jason mantap.

"Tidak. Aku hanya sebentar."Lucy masih tertunduk.

"Aku tidak ingin tunanganku mencoba menghancurkan dirinya ketika datang ke tempat laki-laki rendahan itu. Walau bagaimanapun, aku memang mencintaimu. Aku tidak tega melihatmu seperti ini. Namun, aku juga tidak ingin melihatmu terpuruk."jelas Jason. Laki-laki itu menggenggam tangan Lucy dan membimbing gadis itu keluar.

Lucy tak menolak. Gadis itu menurut saja. Awalnya memang ia tak ingin Jason pergi menemaninya. Namun, jika ia pergi sendiri, ia tidak tahu apa yang ayahnya lakukan pada dirinya dan Brian. Ia tak bisa berbuat banyak.

*___*

Lucy dan Jason berdiri di sebuah rumah yang terbilang sangat sederhana. Sangat kecil dibandingkan dengan rumah mewah yang mereka tempati selama ini.

Jason mendengus begitu melihat bagaimana rumah Brian. Namun Lucy tidak menggubris. Ia segera masuk dan mengetuk pintu rumah Brian. Beberapa kali ketukan tak terdengar sahutan dari dalam rumah. Lucy terus mengetuk hingga gadis itu tak sabar lagi.

Lucy menghantamkan kakinya ke pintu hingga daun yang terbuat dari kayu kualitas rendah itu hancur. Aku tidak peduli jika Brian akan marah besar dengan hal ini.

Jason menggeleng pelan. Namun ia tetap mengikuti Lucy dari belakang.

"Brian! Brian!"panggil Lucy menggema. Ia mengitari rumah itu dan memasuki setiap sekat ruangan yang ia temui. Namun, sosok Brian tak kunjung terlihat di pelupuk matanya. "Brian! Brian!"

Queen Of Midnight (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang