Tiga puluh menit kemudian dengan pakaian kerja yang lengkap, Seungcheol menuruni satu persatu anak tangga dengan cepat berniat untuk segera menghabiskan sarapannya dan berangkat ke Choi's Corporation.

Ketika melihat seorang namja manis tengah menikmati sarapan, Seungcheol mengurungkan niatnya untuk sarapan, ia menatap sinis namja manis yang sedang mengunyah dan segera bergegas ke luar mansion miliknya. Jisoo hanya bisa menatap punggung namja tampan itu sesaat dan melanjutkan acara sarapannya tanpa mau peduli apapun.

Seungcheol melaju mobil BMWnya dengan kecepatan di atas rata-rata yang di anjurkan, "Sepi. Mereka yang kesiangan atau aku yang terlalu pagi." Monolog Seungcheol seraya melihat jam di pergelangan tangannya.
Masih jam 06.30 ternyata. Pantas saja.

Seungcheol berhenti di sebuah café untuk memesan secangkir mochaccino coffee kesukaannya.

Seungcheol memilih untuk duduk di samping jendela café, melihat burung-burung yang saling bersahutan dengan merdunya.

Pesanan Seungcheol datang, namja tampan itu menyeruput mochaccino panasnya masih sambil menatap suasana kota Seoul di pagi hari. Namun, kedua manik mata Seungcheol menangkap sosok namja cantik kesayangannya itu berjalan sambil tertawa bersama seorang pria yang sangat Seungcheol kenali itu.

Seungcheol menaruh gelas kopinya dengan keras dan mengepalkan kedua tangannya. Namja tampan itu terlihat sangat marah ketika tahu namja yang bersama dengan Yoon Jeonghannya itu adalah hyung satu darah dan satu kandung dengan dirinya.












































Choi Seunghyun.

.

.

.

Jisoo menghabiskan waktu paginya di dalam kamar dan berkomunikasi dengan sang kekasih. Jisoo merindukan kekasih tampannya itu, ingin sekali Jisoo menemui Mingyu-nya, namun Jisoo tidak di perbolehkan keluar mansion dalam satu minggu. "Sungguh membosankan!" Gerutu Jisoo.

Merasa sangat bosan di dalam kamar, Jisoo mencoba untuk menghilangkan rasa bosan dengan cara berkeliling mansion besar yang sekarang ia tempati. Setelah memakan waktu hampir satu jam, Jisoo selesai menelusuri semua ruangan. Kecuali satu ruangan yang tidak Jisoo minati untuk kunjungi. Kamar Seungcheol.

Jisoo mengistirahatkan tubuhnya di sofa ruang keluarga sambil menonton salah satu acara tv. Matanya membola saat melihat berita tentang seorang CEO Choi's Corp yang menikah dengan seorang namja manis bernama Hong Jisoo. Heol! Itu dirinya! Dengan segala rasa kesalnya, Jisoo membanting remote tv dan berlalu ke dalam kamar. Jisoo benci, melihat gambar dirinya yang tersenyum palsu di layar kaca televisi tadi.

Jisoo membantingkan diri ke kasur dan menangis dalam diam.

Setelah hampir dua jam ia menangis, Jisoo memejamkan matanya dan berharap ketika ia membuka kedua matanya, ini semua hanyalah mimpi buruknya.

.

.

.

Selesai menanda tangani berkas-berkas yang menurutnya penting, Seungcheol bergegas untuk menemui dan meminta penjelasan tentang penglihatannya tadi pagi pada namja cantiknya itu.

Sesampainya di tempat yang mereka janjikan, Seungcheol melihat ke sekeliling dan melihat seseorang yang di carinya sedang duduk di bangku taman sambil tersenyum-senyum sendiri menatap layar ponsel.

Seungcheol berjalan ke arah Jeonghan dan berdiri di belakang kekasihnya. Seungcheol penasaran kenapa kekasihnya itu tersenyum-senyum sendiri, ia membungkukkan badannya menatap ke layar handphone Jeonghan. Seungheol terkejut melihat dengan siapa kekasihnya itu chattingan menggunakan emoji berbentuk hati di setiap kalimat yang kekasihnya kirimkan.

Seungcheol menegakkan badannya dan mencoba untuk bersikap biasa saja karena ia ingin mendengarkan semuanya langsung dari kekasihnya.

"Ekhem..." Seungcheol mencoba mengalihkan perhatian Jeonghan pada ponselnya dan itu berhasil.

Jeonghan membalikkan badannya dan melihat  Seungcheol yang tersenyum dengan tampan. Jeonghan yang sedari tadi senyum-senyum sendiri dengan ponselnya, namun sekarang ia merubah raut mukanya menatap Seungcheol datar. Tentu saja perubahan raut muka Jeonghan membuat Seungcheol terheran.

"Akhirnya kau datang, cheol." Ucap Jeonghan tanpa nada cerianya seperti kemarin-kemarin.

Seungcheol duduk di samping Jeonghan, "Ada apa kau ingin menemuiku, Princess? Apa kau rindu pada Pangeranmu yang tampan ini?" Tanya Seungcheol dengan percaya diri sambil mengelus surai sang kekasih.

Jeonghan menyandarkan kepalanya di bahu Seungcheol kemudian terisak. "Hiks.. kenapa kau menutupi semua ini Cheol? Apa kau masih menganggapku sebagai kekasihmu?" Pertanyaan Jeonghan membuat hati Seungcheol berdenyut sakit.

Jeonghan masih mengalirkan air matanya kemudian menenggakkan kepalanya menatap kedua manik mata Seungcheol yang menyiratkan kesedihan itu. Merasa tidak ada jawaban, Jeonghan memukul-mukul dada Seungcheol "Jawab aku, Cheol!" Teriak Jeonghan.

Seungcheol memeluk Jeonghan dengan erat sehingga Jeonghan menghentikan pukulan di dadanya "Semua ini perintah kedua orang tuaku, Han. Maafkan aku tidak memberi tahumu. Aku takut, jika aku memberi tahumu kau akan meninggalkanku..." Jawab Seungcheol lirih sambil menciumi surai Jeonghan dengan sayang.

Jeonghan melepaskan pelukan mereka, menghapus jejak air mata di pipinya dengan kasar. "Memberi tahuku atau tidak, aku tetap akan meninggalkanmu! Lupakan masa-masa tiga tahun kita ini Cheol... semoga kita bahagia dengan jalan ini." Ucap Jeonghan dan berlari meninggalkan Seungcheol yang masih menatap punggung Jeonghan dengan tidak percaya.

"Semoga kau bahagia dengannya, Han."

.

.

.

Jisoo tidak bisa tidur karena belum terbiasa dengan kamar barunya. Jisoo keluar dari kamarnya untuk menonton drama favoritnya yang tayang malam ini.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Drama favorit Jisoo telah usai, ketika Jisoo ingin kembali ke kamarnya, ia mendengar suara bell yang di pencet dengan tidak sabaran.

Jisoo membukakan pintu dan kaget ketika tiba-tiba seseorang dengan bau alkohol yang sangat menyengat memeluk tubuhnya erat, karena pelukan yang begitu tiba-tiba, Jisoo terhuyung kebelakang dan jatuh dengan Seungcheol yang berada di atasnya. "Apa yang kau laku-- Hmph!" Lagi-lagi Jisoo di kagetkan ketika Seungcheol membungkam mulut Jisoo dengan mulutnya.

Seungcheol menghisap, melumat, menggigit bibir atas dan bawah Jisoo bergantian, memaksa lidahnya masuk ke dalam mulut Jisoo, namun dengan cepat Jisoo mendorong kepala Seungcheol menjauh dan menatap ke samping agar Seungcheol tak bisa menciumnya lagi.

"Jeonghan..." Racau Seungcheol sambil mengelus pipi Jisoo ketika kedua mulut mereka berpisah.

.

.

.

.

⚫TBC ga nih?⚫

Selamat Hari Raya Idul Fitri😊

Maaf ya update lamaaaa,

Maaf kalo ceritanya gaje,

Maaf kalo banyak typo. . .

Mohon maaf lahir batin deh pokoknya. Wkwk :3

Chapter depan ada Mingyu..
Rated M juga🙈

Btw, ada yang minat ff rongsok ini lanjut? Vomment ya kalo minat^^

Marriage [CheolSoo]Where stories live. Discover now