Chapter 12 - Final Chapter

3.6K 204 25
                                    

Baekhyun berdiri gelisah di depan ruang IGD. Entah sudah berapa kali ia bergerak mandar-mandir menatap pintu ruangan di mana di dalam sana hera tengah di beri penanganan.

Kedua tangan baekhyun saling bertaut. Berharap dan memanjatkan beribu doa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk kepada hera. Hati baekhyun terasa sakit saat ia melihat hera terbaring tanpa sadarkan diri dengan lumuran darah di sekujur tubuhnya.

Baekhyun terus saja merutuki dirinya. Mengapa ia tidak bisa melindungi hera ? Mengapa ia tidak bisa memperingati hera. Mengapa ia tidak datang lebih cepat dan kenapa tidak ia saja yang mengalaminya.

Lama baekhyun menunggu dengan perasaan kacaunya. Baekhyun bahkan tidak pernah mengalihkan tatapannya dari ruang IGD, berharap dokter yang menangani hera segera keluar dan memberikan kabar baik kepadanya.

Ceklek.

Baekhyun segera menghempiri dokter yang baru saja keluar itu. Dengan manik gelisahnya baekhyun menatap dokter tersebut. "Bagai-mana keadaannya ?" Tanya baekhyun dengan hati yang menggemuruh di dalam sana.

Dokter itu tersenyum memberi sedikit rasa lega di hati baekhyun. "Tidak ada cidera serius. Anda bisa menemani pasien setelah ia di pindahkan ke ruang perawatan" kata dokter itu kemudian.

Baekhyun menghembuskan nafas leganya. Segera di raihnya tangan dokter itu. "Terima kasih. Terima kasih" ucap baekhyun lega.

"Ya, kalau begitu saya permisi" kata dokter itu lagi.

"Ah. Ya. Sekali lagi terima kasih banyak dokter" jawab baekhyun sebelum sang dokter berlalu meninggalkannya.

Genggaman tangan baekhyun pada tangan lemah hera tidak pernah terlepas sejak wanita itu di pindahkan ke ruang perawatan. Baekhyun terus saja menggenggam erat tangan hera menunggu dan akan terus menunggu hingga istrinya itu membuka matanya.

Baekhyun menatap teduh wajah pucat hera. Di gerakkannya jari-jemarinya lembut pada punggung tangan hera.

"Terima kasih. Karena telah bertahan" suara baekhyun lirih. Di kecupnya tangan halus hera.

"Aku tidak tahu harus menjalani hidupku bagaimana jika kau benar-benar pergi"

"Woahhh. Kau berhasil menghancurkan pertahananku"

"Ya, kau bahagia ? Kau menakut-nakutiku"

Baekhyun terus saja bermonolog seorang diri. Satu lengan bebas baekhyun terulur menyentuh lembut sisi wajah hera.

"Jika kau benar-benar pergi. Aku bersumpah aku akan ikut pergi bersamamu" lanjut baekhyun kemudian.

Waktu terus berlalu dan baekhyun masih setia duduk di sisi hera dengan genggamannya yang tidak pernah lepas barang sedetikpun.

Jemari hera bergerak pelan dan baekhyun jelas merasakannya. Pemuda itu mendongak menatap hera yang masih menutup kedua matanya.

"Hera-ya" panggil baekhyun menganggat tangan dalam genggamannya.

Kedua kelopak mata hera bergerak samar. Perlahan hera membuka matanya dan mengerjapkannya beberapa kali.

"Baek-ah" suara hera kemudian terdengar lemah.

"Eummm" jawab baekhyun dengan tatapan teduhnya.

"Kita di mana ? A-pa, apa yang terjadi ?"

Baekhyun mengusap wajah hera pelan. "Kita berada di rumah sakit. Kau mengalami sebuah kecelakaan" jelas baekhyun. Ya, mungkin saja hera tidak tahu apa yang terjadi padanya karena syoknya terlebih ia mendapat benturan di kepalanya.

"Ahh. Jadi aku benar-banar mengalami kecelakaan. Ku pikir itu hanya mimpi" gumam hera dengan tatapan kosongnya.

Di rengkuh baekhyun tubuh hera. Baekhyun tahu hera pasti kembali mengingat kejadian itu. Pelan di tepuk pemuda itu punggung hera sekedar berusaha untuk menenangkannya.

is this love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang