Repeat the Trojan War

Bab 3: Kekerasan Pada OSIS

Helene sedang duduk di bangku di depan kelasnya ketika lima orang yang dia kenali sebagai kakak kelas berjejer berhadapan di depannya.

"Kami minta maaf." Ucapan kakak kelas yang Helene yakini sebagai anggota OSIS yang kemarin menyuruhnya jangan berdekatan dengan Cassandra.

"Tolong jangan suruh kak Paris datengin kita lagi."

Helene melongo. Paris? Paris yang itu?

"Tunggu deh," sahut Helene sebelum mereka mulai meminta-minta, "ini kenapa sih?"

"Kak Paris yang baik hati ngancem mereka untuk tidak menganggu Helene lagi." Sahut sebuah suara yang familiar.

Cewek berkulit kuning langsat itu menoleh dan mendapati Paris. Alisnya yang sempurna terangkat satu.

"Kalian pergi." Usir Paris sambil melambaikan tangan, mengusir.

Seketika hanya ada mereka berdua. Bahkan semua orang yang melewati koridor berkumpul di sekeliling mereka.

Helene teringat perkataan Cassandra untuk berhati-hati dengan Paris.

"Kenapa lu nyuruh mereka minta maaf?"

Paris tersenyum. "Disuruh Dio."

"Boong," sahut Helene datar, "gue belajar bahasa tubuh tau! Lu keringetan walaupun lagi dingin. Dan lu nggak tatap-tatapan sama gue."

Mendengar itu, senyum Paris malah melebar. "You got me. Sebenernya gue tertarik sama lu."

Helene tertawa. "Kalau ini tentang fisik gue, itu bukan tertarik tapi napsu."

"Jangan ge-er."

"Gue nggak ge-er, gue nyadar diri."

Helene melupakan kerumunan yang sedaritadi memerhatikan mereka.

"Gue tertarik sama nama lu! Nama kita lebih tepatnya. Lu tau Perang Troya 'kan? Helene adalah hadiah bagi Paris dari Aphrodite! Kita berjo--!"

Plak ....

Helene menampar Paris keras-keras. "Gue harap Morai gunting benang lu cepat-cepat."

Dengan langkah anggun, dia menerobos kerumunan yang sebenarnya tak perlu karena mereka memberi jalan untuknya.

Paris tersenyum geli. "Dasar cewek,"

▪▪▪

Morai: Tiga nenek abadi yang punya kontrol atas kehidupan dan nasib seseorang. Mereka merajut kehidupan dan setiap benang yang mereka gunting, satu orang meninggal.