Bab 2: Masa MOS

22 4 1
                                    

"Eh elu! Nggak boleh napas di tempat yang sama! Harus beda! Kasian kan oksigennya direbutin!" Bentak salah satu anggota osis sambil menunjuk Helene.

Cewek berambut coklat kayu itu memutar bola matanya dan bergeser dari Cassandra, temannya yang kebetulan pindah ke SMA Nusantara juga.

"Gila ya. Dikira kita cuma hirup oksigen doang kali ya? Kan ada nitrogen sama karbondioksida juga." Gerutu Helene sambil melipat tangannya di depan dada.

Mendengar itu, Cassandra tertawa. "Untung aja 'udah hari terakhir. Coba kalo seminggu."

Helene bergidik membayangkannya. "Serem."

Cassandra tertawa lagi kemudian tiba-tiba raut mukanya menegang. Ada sesuatu dibelakang Helene.

"Oi Helene. Pst, jangan nengok ke belakang. Ayo kita kabu---"

"Hai Helene!" Suara itu. Helene kenal suara itu. Dia membalikkan badan dan bertemu pandang dengan Paris.

"Oh hai Paris." Balas Helene sambil tersenyum.

Disebelah Helene, Cassandra menghela napas. "Gue nggak dianggep nih?"

Paris tidak mendengar Cassandra. "MOS lu gimana? Yang Osis pada kejam-kejam ya?"

Helene mengangguk sambil mengerucutkan mulutnya. Paris hanya mengangguk-angguk.

"Sekarang lu tunjukin siapa 'aja orangnya."

Cewek bermata bulat itu menunjuk sekitar lima orang yang semuanya senior.

Paris kembali mengangguk dan dia segera pergi. Cassandra dan Helene bertatap-tatapan sebelum pergi ke kantin.

▪▪▪

"Lu kenal sama Paris?" Tanya Cassandra sambil menyeruput es jeruk.

Helene mengangguk. "Dia temennya pacar gue. Si Dio." Dia merogoh kantung roknya dan mengeluarkan ponsel. "Eh panjang umur. Dia nge-Line gue."

Cassandra mengucir rambutnya yang sepantat. "Si Paris?"

"Bukan. Pacar gue."

Dio: Gimana MOS?
Helene: Waduh. Parah bgt.
Dio: Ketemu Paris?
Helene: Iya.

"Dia ngomong apa?" Tanya Cassandra penasaran.

"Paris."

Cassandra menyuarakan oh no tanpa suara.

Dio sudah tidak membalas pesan Helene lagi jadi dia kembali mematikan ponselnya.

"Emang si Paris itu kenapa sih?" Tanya Helene sambil mengaduk mie ayamnya.

Cassandra menarik napas panjang. "Dia itu 'raja' sekolah kalau urusan tawuran. Kalau sekolah mau tawuran, harus minta ijin dia dulu meski dia jarang ijinin."

Mata Helene yang sudah bulat, menjadi semakin bulat. "Oh ya? Berarti dia kayak semacem bad boy gitu ya?"

Cassandra menggelengkan kepalanya. "Justru dia itu murid kesayangan guru. Tapi itu cuma luarnya. Dalemnya, beh ... berandal!

Gue saranin sih, jangan cari ribut deh sama dia. Bisa-bisa lu besoknya cuma ada badan, nggak ada kepala."

"Tapi ya Ndra," sahut Helene, "kok lu kayaknya takut gitu ya ketemu dia?"

"Gue nggak takut!" Bentak Cassandra sambil menggebrak mejanya. Helene terkejut sehingga hampir menjatuhkan gelasnya.

Ketika Cassandra tenang, dia berkata, "Dia itu sepupu gue."

Repeat the Trojan WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang