Tembakan meletus berturut-turut. Satu.... dua... tiga... empat... berhenti. Berhenti seperti jantung milik Bella. Kedua bola mata Bella terbelalak kaget. Otaknya kebingungan atas suara letusan tembakan yang dia dengar barusan. Tangannya melepaskan senapan glock yang dipegangnya. Bella diam.
Dimana Edward?
Udara malam dingin yang menusuk kulit Bella mendukung keadaan tegang yang dirasakan olehnya. Ia mendobrak pintu demi pintu yang ada di lorong itu, mencari Bella, suaminya.
"Edward!" Teriak Bella, gelombang suaranya mengisi gedung kosong itu. Kedua tangan Bella berlari mengacak-acak rambutnya cemas. Dimana dia? Edward?
"Terdengar tembakan empat kali berturut-turut di 9th Washington. Segera kirim bantuan. Diduga tersangka vampir bersenjata." Ucap Jacob, lewat radio. Di dalam lantai ini hanya ada Jacob dan Bella. Sementara tim lainnya ada di markas, menunggu panggilan.
Sudah Jacob duga, ini merupakan keputusan yang buruk untuk pergi ke sini sendirian tanpa bantuan perlindungan. Tapi apa boleh buat, Bella sangat bersikeras untuk menuruti semua perintah penyandra. "Suara tembakan mungkin dua lantai di atas kita." Ucap Jacob pada Bella. Jacob mengambil glock yang dijatuhkan Bella dan memberikannya lagi kepada Bella.
"Edward.." Ia menangis pelan. Tangan penuh darahnya mengusap air matanya.
"Kita harus tenang. Edward pasti ada di sini." Ucap Jacob, bersandar ke tembok yang ada di sebelahnya. Dia lalu berusaha untuk membuka pintu di depannya. Sudah satu lantai mereka mencari Edward tapi nihil.
Pintu akhirnya berhasil dibuka. "Ayo kita ke atas." Bella berjalan mengikuti Jacob, memegang glock-nya dengan siaga.
Mereka tiba di lantai paling atas. Ruangan kosong dengan satu kursi ada di depan mereka dengan Edward duduk di atasnya. Mata tertutup, pelipis dan sekujur tubuhnya berdarah. Termasuk lehernya, dengan tanda gigitan vampir. Dia masih hidup, tapi hampir tiada.
Di sebelah Edward, seseorang dengan kemeja setelan dan senapan warna putih menyeringai lebar. Ada tiga orang lagi di ruangan itu, semuanya bertato dan bersenjata, siap menembak Jacob dan Bella jika mereka berusaha melawan.
"Edward!" Bella berteriak histeris.
"Jasper. Kenapa kau lakukan ini?" Tanya Jacob. Matanya bertemu dengan mata dingin biru Jasper, orang yang memegang senapan putih tadi.
"Ckckck, Jacob, Bella." Jasper menodong Bella dengan senapan putihnya dan mengelus rambut Edward. Lalu mengigit dan menghisap darah dari leher Edward.
"Darahnya lumayan manis juga." Ucap Jasper menyeringai, mengelap sisa-sia darah di bibirnya. Bella masih menangis, jatuh di lantai, menatap Edward dan menyebut namanya berulang-ulang kali.
"I'm okay, love." Bisik Edward pelan. Memberikan Bella senyuman terbaiknya.
"Begini, Bella, Jacob, aku hanya mau kalian menyerah. Batalkan misi kalian. Dan akan ku berikan nyawa Edward. Bagaimana?" Jasper memang pandai dalam perjanjian, tapi Jacob tak semudah itu percaya padanya.
"Oke." Jawab Jacob. "Mana flash disknya?" Tanya Jasper.
Jacob diam, Bella diam. "Berikan saja dia." Ucap Bella memelas.
"Oke." Jawab Jacob lagi-lagi.
"Oke." Ucap Jasper, mendorong Edward ke luar jendela, jatuh dari lantai lima gedung.
"EDWARD!" Bella berlari ke arah jendela. Orang suruhan Jasper menembak kaki Bella, lalu dada Jacob.
"Adios amigos." Tawa Jasper, kabur bersama orang suruhannya.
Sesaat setelah itu, sirine mobil polisi baru terdengar. Terlambat. Edward sudah tiada.
---
CASTKristen Stewart as Agent Bella Cullen
Robert Pattinson as Edward CullenTaylor Lautner as Agent Jacob Black
YOU ARE READING
Vampire Case | Twilight AU
Action[BAHASA] [Twilight Saga Fanfiction] Ketika tahun 2020, peradaban vampire kembali ada dan rahasianya akan bocor ke masyarakat. Bella Cullen, agen di bawah penyamaran yang hanya punya satu misi, membongkar rahasia para vampir. Namun suaminya, Edward...