Bagian Duabelas

197 9 0
                                    

         Inka mengekori Ivanna dari belakang menuju gerbang sekolah. Saat mereka tahu penjelasan dari seorang Ardo, Ivanna langsung menyuruh Marchell untuk bertemu seusai pulang sekolah. Inka yang terlihat pucat tidak membuat Ivanna kasihan melihatnya. Justru gadis itu lebih semangat untuk menyelesaikan ini daripada Inka.

"Tuh orangnya," ucap Ivanna seraya menunjuk kearah halte bus.

Inka meringis. Ia melihat Ratu cs yang duduk tak jauh dari tempat berdirinya Marchell. Ivanna mendorong bahu Inka seraya menyodorkan surat-surat yang ia pegang sedari tadi.

"Ada Ratu, Vann..." keluh Inka pelan.

"Nggak usah takut, ada Marchell. Mereka nggak bakal berani."

Inka menghela napas. Kemudian berjalan menghampiri halte bus yang sudah mulai ramai. Marchell yang bersandar pada tiang melirik ke arah kirinya, dan terkejut karena Inka menghampirinya. Cowok itu menyempurnakan tubuhnya dan menatap Inka dengan pandangan bertanya.

Inka melirik sekitarnya, ia merasa kalau semua memperhatikannya seperti melihat acara topeng monyet yang siap beraksi.

Dibelakangnya, Ratu cs menatap sinis kearah Inka yang mulai berani dekat dengan Marchell dihadapannya.

"Ngapain si cupu deket-deket Marchell?" bisik Irish.

"Coba aja kita liatin," desis Ratu sinis.

          Ditempatnya, Inka menghela napas. Ia melirik sekilas kearah Ratu cs dan mulai memberanikan diri menatap Marchell.

"Ada apa?" tanya Marchell membuka topik pembicaraan diantara mereka.

Inka menunjukkan surat-surat yang sedari tadi ia umpatkan di belakang tubuhnya. Wajah Marchell berubah menjadi menegang, namun semua itu ia tutupi dengan caranya sendiri.

"Hm...March..." rasa canggung itu Inka rasakan setiap kali berdekatan dengan Marchell. Namun kali ini ia benar-benar tidak menatap mata Marchell secara langsung.

Halte sekolah itu pun semakin ramai karena beberapa murid berdiri untuk menunggu angkutan umum yang lewat. Ditempatnya, Ratu cs masih memperhatikan kedua sejoli itu dengan tatapan sinisnya.

Sebuah ide jahat muncul dari kepala Ratu, ia tersenyum penuh kemenangan saat memikirkan sesuatu yang akan ia lalukan nantinya kepada Inka.

Ratu menginterupsi teman-temannya untuk pergi dari tempat itu. Dan berlalu kembali menuju parkiran sekolah untuk mengambil mobilnya.

Marchell yang tahu apa maksud dari kedatangan Inka langsung membawa gadis itu pergi dari Halte, menggandeng tangannya dan berjalan menuju sebuah taman yang tak jauh dari gedung sekolah.

Setelah sampai, Marchell menyuruh Inka untuk duduk disebuah kursi yang terdapat tanaman hijau yang berada dikanan kiri kursi tersebut.

"Ada apa?" tanya Marchell yang kedua kalinya.

"Ini..." dengan enggan menatap mata Marchell, Inka menyodorkan surat-surat yang ia pegang.

"Ini... Surat-surat dari lo kan?" lanjut Inka memberanikan menatap kedua mata hazel Marchell.

Cowok dihadapan Inka hanya terdiam. Dan beberapa detik kemudian, Marchell memalingkan wajahnya  kearah lain. Ia merasa gugup namun tetap santai.

"March..." panggil Inka pelan.

Hening.

Inka kembali menunduk seraya melihat-lihat amplop biru polos yang ia pegang dari tadi.

"Gue suka sama semua surat ini," lanjut Inka.

"Gue suka sama kata-kata sederhana ini. Dan gue tersentuh sama semua kata romantis dari surat ini. Gue bahkan nggak yakin kalau semua surat ini tertuju untuk gue. Gue pusing saat cari tau siapa pengirim surat ini, gue merasa nggak pantes buat dapetin hal romantis sekecil ini. Gue merasa kalau si pengirim surat itu kurang beruntung bisa suka sama gue. Gue bukannya kepedaan saat yakin kalau ini beneran untuk gue. Gue cuma.... Aneh aja sih. Ada gitu ya yang suka sama gue?" jelasnya yang masih menunduk.

Marchell yang mulai tertarik menolehkan kepalanya kearah Inka tanpa gadis itu sadari. Ia tersenyum tipis saat melihat gadis itu membetulkan letak kacamatanya.

"Gue bersyukur kalau lo suka sama kata-kata disurat itu," balas Marchell akhirnya.

Inka yang merasa malu, tetap memberanikan diri mendungakan kepalanya dan menatap Marchell dengan jantung yang berdegup kencang. Ia merasa tak siap untuk mendengar penjelasan Marchell selanjutnya.

"Gue juga bersyukur kalau lo tersentuh dengan kalimat pendek itu...,"

"Tapi lo harus yakin, kalau surat itu emang tertuju untuk lo...,"

"Jangan pusing buat cari tau siapa si pengirim suratnya. Dia terlalu bingung dan pengecut untuk jujur...,"

"Dan semua cewek emang pantes ko dapetin hal romantis sekecil apapun dari lawan jenisnya. Tandanya, cewek tersebut spesial dimata si cowok...,"

"Si pengirim surat itu beruntung ko bisa suka sama si penerima suratnya. Kalau dari awal ia merasa nggak beruntung, buat apa setiap malam berpikir keras hanya untuk membentuk sepotong kalimat romantis untuk si cewek?"

"Lo pantes untuk pede, karena emang itu kenyataan...,"

"Dan... Emang ada ko yang suka dan tulus sayang sama lo...,"

           Penuturan dari Marchell membuat Inka tercenga. Ia hampir saja tidak bisa menutup mulutnya karena menganga saat Marchell menjelaskan semuanya sedari tadi. Inka juga lupa caranya mengerjapkan kedua matanya, karena saat Marchell bicara pun Inka sangat fokus memperhatikan cowok itu. Ia pun juga lupa caranya untuk mengambil napas. Dan hal itu membuat Marchell tertawa kecil melihat Inka yang tiba-tiba mematung dengan mimik wajah tak percaya.

"Nggak usah kaget, kaya baru pertama kali aja." ledeknya kemudian.

Inka mengerjap-ngerjap. Ia menghela napas gusar dan salah tingkah saat Marchell memegang kedua tangannya.

"Gue emang terlalu pengecut untuk jujur soal hati. Gue nggak tau, seberapa banyak orang-orang yang gue mintain tolong hanya untuk cari tau tentang cewe yang gue suka. Gue emang pengecut, In. Gue nggak bakal tanya, lo tau dari siapa tentang semua ini. Gue cuma pengin lo tau kalau surat itu beneran untuk lo,"

"Karena hanya sebuah surat yang bisa bikin lo tersenyum, mungkin, tapi... Gue emang suka, In sama lo."

         Gue emang suka sama lo...

Kata-kata itu cukup membuat Inka yakin kalau detik ini Ia sedang bermimpi. Ia berteriak dalam hati meminta tolong kepada siapapun agar membangunkannya dari mimpi yang aneh ini.

Nerdy, I Wuf YouWhere stories live. Discover now