Cinema Date

503 47 35
                                    

*****

Aku melihat ke arloji yang melingkar di pergelangan tanganku, lagi. Sejak dua puluh menit yang lalu aku sudah duduk disini. Menghabiskan segelas minuman dingin mulai menbuatku kembung. Tapi orang yang kutunggu belum juga muncul.

Kami janjian jam tiga sore ini. Ada film baru dan aku sangat ingin pergi nonton bersamanya. Biasanya kami akan berangkat bersama tapi hari ini ada janji main futsal yang harus dia penuhi dengan teman-temannya. Dan kurasa dia juga lupa peringatan penting apa hari ini.

Setahun yang lalu, tepat hari ini, aku memberi jawaban atas pernyataan cintanya. Waktu itu kami masih duduk di bangku kuliah semester awal. Dan Woohyun, dengan beraninya bilang ingin aku jadi pacarnya sambil berlutut di tengah pertandingan futsal yang diadakan di kampus.

Woohyun tipe namja yang romantis. Hampir setiap hari akan ada hadiah kecil atau bahkan kejutan manis yang diberikannya untukku. Dia juga begitu sabar menghadapiku yang terkadang terlalu manja dan cenderung menyebalkan. Ibuku sendiri saja tidak tahan dengan tingkahku yang manja, tapi Woohyun justru bilang dia jatuh cinta karna itu.

Tapi sejak Woohyun terpilih jadi kapten tim futsal di kampus, kami jarang ada waktu berdua. Mungkin sudah sejak tiga bulan yang lalu. Sabtu malam yang biasa akan kami habiskan berdua dengan makan malam atau sekedar menonton film di rumah sekarang hanya tersisa aku dan kesendirian. Woohyun sibuk dengan teman-teman dan tim futsalnya.

Sunggyu : Kau dimana?
Sunggyu : Woohyun...
Sunggyu : Kau ingat, kan?
Sunggyu : Aku menunggumu

Semalam kami sudah sepakat untuk janjian bertemu langsung di bioskop. Dia bahkan setuju untuk memakai kemeja warna biru-hitam couple yang kami beli bersama belum lama ini. Tapi kenapa dia belum datang juga?

Sunggyu : Maaf aku mengganggu waktu mainmu, mianhae.

Karna film sudah hampir dimulai, akhirnya dengan perasaan kesal aku masuk ke teater seorang diri. Mungkin Woohyun memang lupa. Atau mungkin memang sengaja tidak datang karna tidak ingin pergi denganku. Bisa jadi dia sudah bosan denganku. Ah terserahlah!!

*****

Saat film mulai diputar aku putuskan untuk 'ya sudahlah nikmati saja' meski sulit mengalihkan pikiranku dari Woohyun. Kesal memang tapi aku juga khawatir.

Bagaimana kalau seandainya dia tidak datang karna ada masalah, atau musibah? Kecelakaan misalnya? Seperti dalam drama, dan nanti aku akan merasa bersalah seumur hidup. Dan daripada penasaran, aku menghubungi ponsel Woohyun. Satu, dua, tiga panggilan tetap tidak ada jawaban. Malah yang terakhir langsung terhubung ke kotak suara. Kesalku makin memuncak dan seketika khawatirku lenyap.

Film sudah setengah jalan. Pasangan yang kebetulan duduk disampingku histeris karna adegan sadis dalam film. Sementara kursi sebelahku kosong, aku jadi mulai gelisah. Tidak ada tanda apapun dari Woohyun, termasuk balasan pesan atau panggilan yang masuk.

Beberapa menit kemudian, suasana teater seketika saja berubah hening. Mungkin orang-orang hanyut dengan adegan yang menggambarkan aktornya meninggal. Tapi sedetik kemudian, layar teater redup. Filmnya berhenti dan seisi teater jadi sangat gelap. Suasana hening jadi memberikan kesan horor dan aku benci sendirian disaat seperti ini. Pasangan yang sedari tadi duduk disampingku juga entah kemana karna tidak terdengar apapun.

Mendadak layar teater kembali menyala. Cahayanya cukup untuk melihat ke sekeliling teater yang ternyata sudah kosong. Di layar muncul beberapa foto yang silih berganti. Foto kebersamaanku dengan Woohyun. Saat kami berdua baca buku bersama di perpustakaan, saat kami piknik di pinggir pantai, saat kami memberikan kejutan ulangtahun untuk ibuku, dan saat paling terkenang setahun yang lalu Woohyun menyatakan cintanya padaku. Setelah banyak foto berganti, muncul wajah namja yang seharian ini membuatku kesal, dengan senyum tanpa dosanya dia menyebut namaku.

"Hai Gyu."

Woohyun?

"Gyu? Kau disana?" Namja itu melambai, mungkin ke arahku.

"Mwoya?!"

"Happy Anniversary baby!!! Saranghae Kim Sunggyu!!" selorohnya riang sambil bertepuk tangan.

Aku masih heran dan tidak percaya. Apa maksud semua ini?

"Kau mungkin bingung, tapi ini termasuk kejutan spesial untukmu Gyu. Selamat hari jadi, terimakasih sudah sabar menghadapiku-"

"Kaulah yang lebih sabar." Aku membatin.

"...mencintai kekuranganku, bahkan rela jadi tameng atas kelakuan bodohku. Aku masih ingat jelas bagaimana kau pernah berjanji pada ayah untuk mengawasiku selama di kampus setelah IPK-ku turun drastis karena gabung tim futsal. Mengajariku materi ujian, duduk berjam-jam di perpustakaan menemani pacarmu yang bodoh ini. Kau itu spesial dimataku Gyu. Kau adalah teman, sahabat, pacar, tutor, dan sesekali jadi pengganti mendiang ibu yang menyayangiku."

Aku merasa tersentuh, sangat tersentuh dengan pengakuan Woohyun. Seperti itukah aku dimatanya selama ini? Aku bersyukur bertemu dan jatuh cinta padanya, Nam Woohyun.

"Hari ini perayaan satu tahun hubungan kita, Gyu. Dan aku sangat berharap kau masih bersedia tetap bersamaku. Aku sangat mencintaimu. Maaf karna waktuku berkurang sekarang ini, tapi percayalah tidak ada sedetikpun, satu hembusan napas pun tanpa ada kau di pikiranku Gyu. Saranghae."

Aku menitikan air mata. Tanpa diminta pun tentu saja aku ingin terus bersamanya. Dasar bodoh.

"Woohyun..."

"Kau merindukanku ya, Gyu? Tunggu disana sebentar lagi. Annyeong~"

Seketika layar teater kembali gelap. Tapi satu persatu lampu dalam ruangan mulai menyala. Dan saat seluruh ruangan jadi terang, aku bisa melihat Woohyun berdiri disana. Tepat di depan layar teater. Lengannya terbuka lebar seakan siap menyambutku.

"Saranghae, Kim Sunggyu!!!" teriaknya dengan lantang.

Aku segera berlari menuruni tangga kecil. Menghampiri Woohyun dan langsung jatuh ke pelukan hangatnya. Setengah mati aku merindukan namja bodoh satu ini.

"Pabbo!"

"Hihi... mianhae Gyu."

"Kenapa aku disuruh menonton sendirian? Daritadi kau disini?"

"Bukan kejutan dong namanya," Woohyun memalingkan wajahku hingga kini bertatapan dengannya. "Lagipula aku senang melihat wajahmu yang seperti ini. Kedua matamu basah karna menangis dengan hidung merahmu, kau sangat menggemaskan Gyu."

"Yah~~"

"Tetaplah disisiku Gyu. Sejak bertemu denganmu aku hanya bisa lihat bayanganmu dalam masa depanku, bukan orang lain."

"Gombal."

"Gyu, aku serius!"

"Iya sayang, nado saranghae Woohyun ah." Aku mengecup bibir bawahnya. Bagian tubuh Woohyun yang jadi favoritku.

*****

WooGyu LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang