PROLOG

11.7K 352 5
                                    

"Selamat ya Kak Karin, akhirnya kau menikah juga." ujar Reyna dengan senyuman pada ku, bagaikan wajah manis berbalut topeng.

"Mama yakin pernikahan kalian akan awet, sayang."

"Gak ma! Aku gak mau nikah sama dia!" ujar ku yang kali ini dengan nada membentak, suara ku, ku naikan satu oktaf.

Entah yang sudah keberapa kalinya aku menyeka air mata ini. Mencoba menghindari momen yang penuh kesialan bagi hidup ku.

"Aku gak cinta! Sedikit pun aku gak ada rasa cinta ma, tolong untuk mengerti keadaan ku saat ini ma!"

"Tapi dia itu pria yang tampan dan juga mapan Karin, hidup mu akan terjamin nantinya, masalah cinta tak cinta, itu hanya masalah sepele, kau akan cinta nantinya." gumam mama lagi yang masih tak mendengar permohonan ku.

Aku terus menangis dengan penuh kekecewaaan, aku merasa diri ku seperti barang yang tak ternilai, seperti diperjual belikan bagaikan sampah yang tak berguna. Mengapa keadilan selalu tak pernah berpihak pada ku?

"Udahlah Karin, lama-lama kamu juga bakalan cinta sama suami kamu." ucap mama lagi dengan lembut namun sedikit terpaksa. Sangat jelas ku dengar.

"Gak! Aku gak mau nikah sama pria yang tak kucintai!"
"Ohh ayolah kak Karin, kalau kau tak cinta kan tinggal cerai saja, apa sulitnya sih untuk cerai lalu mencari yang baru." ucap Reyna lagi dengan santai.

Sungguh!

Mendengar kalimat itu, entah mengapa aku rasanya ingin bunuh diri, apa adik ku itu sudah gila? Dengan mudahnya ia mengatakan untuk tinggal bercerai? Lalu tinggal mencari yang lain? Dipikirnya pernikahan itu seperti mainan? Apabila kita bosan, maka kita dapat mencari pengganti sesuka hati kita?

Aku Karina Felicia menghela nafas panjang mencoba memendam amarah ku saat ini.

Sudah, cukup sudah aku selalu di rendahkan oleh keluarga ku sendiri, aku selalu di nomor duakan dan tak pernah di hargai oleh mereka. Percuma aku memohon dengan tangis darah pada mereka, toh juga perkataan ku ini tak akan di dengar kan?

Masih dengan gaun pengantin putih panjang yang ku kenakan saat ini, baru lima menit yang lalu secara resmi aku di nobatkan sebagai seorang istri dan mengikrarkan janji namun aku sudah mendapatkan hal yang begitu konyol dan gila.

Apa? Keluarga macam apa ini? Tak pernah mengerti dengan perasaan ku saat ini?

Ringisan tangis ku merendah, mencoba menahan beban apa yang akan menghantui ku nanti, menikah dengan seorang pria yang tak ku cintai sama sekali, jangankan cinta, melihat wajahnya saja baru tadi pagi.

Membayangkannya saja aku tak tau harus berbuat apa, bagaimana mungkin aku dapat menjalankan pernikahan tanpa rasa cinta?

Ini sangat gila bukan?

Entah apa yang ada dipikiran mereka saat ini hingga membuat aku mendapatkan perlakuan tak layak. Padahal, tepat hari ini aku sedang berulang tahun namun aku masih saja diperlakukan seperti ini.

Jadi ini yang mereka sebut sebagai hadiah spesial untuk ku? Sungguh tega!

"Karin, barangnya semua sudah diangkat ke mobil pengantin, kau di tunggu oleh pengantin pria di luar." ucap salah satu undangan tamu pada ku, lalu ia pergi.

Segera aku menghapus air mata kekecewaan ku lalu aku pun pergi meninggalkan mama dan Reyna menuju halaman depan.

✳✳✳

Hi!
Kalian pasti heran, ini orang buat cerita mulu padahal yg lain belum selesai, yah yg nama nya ide kan gak tau kapan datang? Lagian aku lg pengen buat cerita begian dan semoga aja suka😚

Pokoknya Ikuti kisah selanjutnya yaa💖

My (not) Perfect Wedding [completed] Telah Terbit Di Dreame.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang