Chapter 18

12.6K 490 2
                                    


Ia berjalan seorang diri dengan pandangan yang kosong menuju lapangan basket. Ia menaruh tasnya dan mulai berlari mengelilingi lapangan itu untuk menjalankan hukumannya. Kondisinya masih pagi jadi tidak terlalu panas. Sonya berlari tanpa ekspresi pandangannya masih kosong tidak menyangka kevin berbuat seperti itu kepadanya. Ia pikir setelah ini hubungannya akan membaik tapi sepertinya tidak. Sonya masih melamun tidak menyadari banyak pasang mata melihatnya menjalani hukuman itu. Tak lama sonya terbangun dari lamunannya ketika seseorang menepuk bahunya. Sonya menoleh orang itu berada di sampingnya

"Sammuel"

Sammuel hanya tersenyum, sonya masih berlari dengan melihat sekeliling lapangan banyak orang melihatnya.

"Tenang son lo nggak sendiri"

"Sam ngapain lo ikut lari? Udah lo berhenti, yang kena hukuman gue"

"Gue mau nemenin lo, gue nggak mau lo malu"

"Gue nggak malu"

Mereka masih berlari sambil berbincang

"Kalau gitu karena gue temen lo?"

Sonya tersenyum "oke"

Mereka berlari bersama dengan canda tawa sehingga tidak terasa hukumannya sudah terselesaikan.

"Lo capek?"

"Sedikit"

Mereka berada di pinggir lapangan dan duduk di sana. Sammuel pergi membeli minum lalu kembali dengan membawa 2 botol minum dan memberikan itu kepada sonya. Sonya meminumnya begitu juga dengan sam.

"Sam"

Sam yang masih memandang lurus lapangan "hmm"

"Makasih" berhenti sejanak "mulai saat ini lo bukan sekedar temen gue"

Sammuel kaget dan menoleh kepada sonya menunggu sonya melanjutkan bicaranya dengan penuh penasaran

"Lo bakal jadi sahabat gue, gue sonya akan selalu ada buat lo saat lo sedih maupun senang"

"Heheh sahabat ya son?"

"Iya lo sahabat gue, gue bakal jadi orang yang paling depan saat lo diserang"

"Huuu alay" sam mengacak rambut sonya. "Tapi gue seneng"

Mereka tertawa bersama, tak lama tawa mereka hilang secara bersamaan. Mereka punya entah masalah atau apa yang memenuhi pikirannya masing-masing yang mungkin susah untuk di ekspresikan satu sama lain.

Kevin masuk ke dalam kelas sonya, ia kelihatan lelah setelah berlari. Kevin melihat sonya yang membaca buku di bangkunya, tanpa pikir panjang langsung saja kevin menghampirinya.

"Sonya"

Sonya seolah tau siapa yang memanggilnya, ia terus saja membaca buku tidak mempedulikan sekitarnya yang ia tahu itu kevin tapi sonya sudah terlanjur marah kepadanya. Kevin langsung saja mengambil buku yang sedang sonya baca. Sonya melihat kevin dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Mau lo apa? Jangan ganggu gue" sonya berdiri berlari ke luar kelas meninggalkan kevin di sana yang menatapnya sedih.

Kevin mengembalikan buku itu di atas meja sonya dan langsung mengejar sonya yang pergi. Untung saja sonya masih terlihat olehnya. Kevin mempercepat larinya dan berhasil menahan tangan sonya, walau kevin tau sonya memberontak. Wajah sonya sudah dipenuhi air mata yang dari tadi ditahannya tapi tidak berhasil. Tanpa banyak bicara kevin memeluk sonya, di pelukan itu sonya masih menangis mengeluarkan semua air mata yang tidak bisa keluar dari pagi tadi. Semua siswa yang melewati koridor sekolah itu menatap kevin dan sonya, sonya dan kevin tau tapi mereka tidak peduli.

Rapuh [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora