Enam

108 15 0
                                    

Sehun memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaket hitam pekat yang dikenakannya. Garis rahangnya menegas seiring tatapannya yang semakin tajam.

"Cih, adik ipar, " ia terkekeh remeh, "ternyata bukan. Kau musuh di balik selimut. "

"Apa maksudmu? "

"Menggunakan perjodohan untuk mengikat dia. Tch, kau pengecut. " kali ini seringai tampak dalam raut dinginnya, "Kau bahkan tak mampu mendapatkan hatinya. Karena dia masih milikku. "

Paham dengan arah pembicaraan, Jisung mengepalkan tangannya menahan emosi.

Ini topik yang sangat ia hindari. Tentang perasaan dia padanya.

Ia tahu. Dia belum juga memberikan cinta untuknya.

***
Bagian Enam : Jisung-ah..
***

[Chapter baperable] :")

T, T

"Kau tidak tahu apa yang ada di hatinya. "

Jisung mengepalkan tangannya erat, tetap berusaha terlihat tenang.

Sehun menyeringai.

"Lalu bagaimana dengan pelukannya? Kiseu? Dia jelas jelas masih milikku. Dia masih mencintaiku jika kau mau tahu. "

Ah, benar. Ia lupa dengan apa yang mereka -Sehun dan Jiae- lakukan bersama selama ia tak ada. Ia bahkan tak pernah tahu.

Pelukan mungkin masih bisa ia terima, tapi kiseu?

Sepertinya pria ini membual.

Tangannya mengepal semakin kuat. Sehun menyulut emosinya hanya dengan kata kata.

Tahan, Jisung. Tahan..

"Bagaimanapun, ia sudah menjadi istriku, milikku. Kau tak berhak merebut milik oranglain. "

Sehun menatap nyalang. Pria itu berkali kali menghela nafas kasar. Emosinya sudah di ujung tanduk.

"Kau yang merebutnya dariku, saekkia!"

Keduanya bertatap tajam seolah tengah melayangkan pukulan satu sama lain.

"Terserah apa katamu. Aku harus pulang, hyung. "

Jisung memutuskan untuk melenggang pergi menghampiri mobil. Ia takkan membiarkan emosi menguasai dirinya.

Sehun berdecih remeh, menyeringai lebar begitu otaknya membuat rencana dalam waktu dekat. "Aku akan merebutnya darimu dengan cara apapun. "

Deru mesin mobil mulai terdengar dan berlalu menjauh. "Kita tunggu saja. Permainan akan dimulai, adik ipar. "

***

"Kau sudah dapat informasinya? " tanya seorang pria jangkung dengan topi hitam malam itu.

Seseorang di depannya mengangguk lalu menyerahkan sebuah map. "Semua sudah kukumpulkan disana, Sehun. Semoga kau senang. "

Sehun tersenyun tipis, menepuk bahu orang itu dengan akrab. "Gomawo, hyung. Kau yang terbaik. Aku sangat membutuhkan ini. "

Aku suka Noona! ✔Where stories live. Discover now