Empat

106 17 6
                                    

Sehun masih duduk santai di sofa rumah itu. Menelusuri ruangan minimalis disana tanpa bosan.

Tak lama, sang gadis datang dengan nampan berisi teh hangat di kedua tangannya. Ia kemudian duduk di seberang Sehun seolah menjaga jarak.

"Ada apa kau kesini, Sehun-ah? Lagipula darimana kau bisa tahu rumahku?" tanyanya.

Sehun mendesah kesal, "Apa kau tak membaca pesanku tadi malam, Jiae? Ck. Dan aku tahu dari noona."

Iya, gadis itu Jiae. Park Jiae.

Gadis itu mengerutkan kening mencoba mengingat ingat, "Maafkan aku. Tadi malam aku tak mengecek ponsel. Jadi tak membuka pesanmu."

"Apa kau tinggal sendiri? Disini sangat sepi."

Jiae terlihat bingung menjawabnya. "Aa.. itu.. aku tinggal disini bersama su-"

Tanpa aba-aba Sehun menarik lengannya kemudian berdiri dengan senyum tipis. "Itu tak penting. Ayo, kita ke taman."

Tatapan Jiae menyiratkan keraguan.

Ia merasa sedang berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Ia takut ini akan melukai Jisung jika pria itu tahu.

"Maaf, aku tak bisa. Pekerjaanku belum selesai."

Sehun tak peduli. Ia memilih melanjutkan langkah keluar dari rumah itu tanpa melepas lengan Jiae. Sampai di teras depan, ia berhenti. Menatap gadis itu yang balas menatapnya ragu.

Ini sungguh membuatnya kecewa. Sikap gadis itu benar benar membuatnya kecewa.

"Kau tak merindukanku, Jiae? Aku jauh jauh datang kesini untuk menemuimu. Aku sangat merindukanmu."

Jiae hanya diam dan menunduk dalam.

"Baiklah, satu jam. Ikutlah denganku.." pria itu kembali berucap dengan nada memohon.

Oke, Jiae kalah untuk yang satu itu. "Aku ganti baju dulu."

Dengan sigap Sehun mencekal lengannya lagi saat gadis itu hendak melangkah masuk ke rumah. Senyumnya mengembang.

"Tidak perlu. Kau sudah cantik. Bahkan semakin cantik setelah dua tahun ini."

Blush

Ia terkekeh mendapati rona merah di wajah gadis itu. Segera ia menuntunnya menuju motor, memakaikan helm dan berlalu dari rumah itu.

"Aah.. ponselku tertinggal, Sehun ah. Bagaimana ini?"

Dahi Jiae mengerut khawatir begitu teringat hal itu. Sialnya, ia ingat begitu sampai di taman.

"Tenanglah. Kita hanya sebentar, kan? Lagipula siapa yang akan menghubungimu? Kekasihmu kan hanya aku."

Jiae hendak menyangkal jika saja Sehun tak menyandarkan kepala di pahanya. Membuat ia tersentak dengan perilaku tiba tiba itu.

Mereka sedang berada di kursi taman yang jauh dari keramaian. Tepat di bawah pohon rindang.

Jiae sedikit terkejut saat tangannya diraih Sehun dengan gerakan lembut dan kemudian dikecupnya pelan.

"Neomu saranghae, Jiae. Aaaah.. jinjja joha."

Ia tersenyum. Bertemu dengan Sehun, kekasihnya dulu dan menghabiskan waktu bersama setelah berpisah dua tahun membuatnya merasa lega dan bahagia.

Sekelebat bayangan muncul begitu saja di benaknya.

Bayangan Jisung yang menatapnya penuh rasa kecewa dan sakit hati.

Sontak ia hendak melepaskan diri dari Sehun dan berniat pulang. Namun ia urung saat mendapati wajah damai pria itu yang sudah terlelap.

Gadis itu tak tega jika harus membangunkannya. Jadi ia putuskan untuk menunggu Sehun bangun dengan sendirinya.

Aku suka Noona! ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora