1//Siapa?

31 2 0
                                    

Betari Ayu Hasan

Matahari sedang gembira sepertinya, siang ini sinarnya begitu cerah. Panas.

Aku berjalan dikoridor, seperti biasanya. Sendirian. Bahkan, aku tak perduli lagi akan tatapan dari orang-orang disekitarku. Ternyata, aku benar-benar sudah terbiasa.

Mungkin, karena sudah hampir 2 tahun aku mengalaminya. Ah, tapi bahkan aku masih mengingat detail kejadiannya. Bodoh.

Meskipun sudah 2 tahun, tapi mereka tak pernah bosan rupanya, mengurusi kehidupanku sudah seperti pekerjaan tetap bagi semua orang di sekolah ini dan menggunjingku adalah satu hal yang tak akan pernah mereka tinggalkan disetiap harinya.

Bahkan, bukan hanya bisikan-bisikan yang bisa aku dengar, beberapa dari mereka langsung bicara didepan muka ku seolah tahu betul detail permasalahannya. Siapa orang-orang ini, aku bahkan sama sekali tidak mengenali mereka. Tapi, mereka seperi tahu betul seperti apa aku ini.

Senyuman. Hanya itu yang selalu aku berikan pada orang-orang tersebut. Huh, kapan selesai ujian kesabaranku ini Ya Tuhan? Astaga, kenapa aku mengeluh seperti itu, maafkan hamba Ya Tuhan.

Bugg...

Oh, benda apa yang sudah aku tabrak hingga membuatku terjatuh seperti ini. Sebegitu lemahnya pundakku ini? Baru tubrukan seperti itu saja, sudah berhasil membuatku roboh.

Kutundukkan kepalaku, bisa kulihat sepasang sepatu yang sepertinya seorang lelakilah yang memakainya, mungkin hanya salah satu dari mereka yang menganggapku sesuatu yang menjijikan.

Aku bangkit untuk meneruskan langkahku. Aku tak mau melihat langsung wajah orang tersebut. Karena biasanya yang berani sampai menubruk seperti ini akan menimbulkan keributan nantinya, jadi lebih baik aku langsung pergi saja. Sedang tidak ingin menanggapi orang seperti ini saja.

Baru aku melangkahkan kaki, namun cekalan tangan membuatku menghentikan langkah selanjutnya. Aku diam. Menunggu apa yang akan diampaikan oleh orang yang memegang erat tanganku ini. Cukup lama dia diam, apa maunya? Tapi akupun enggan untuk sekedar menolehkan kepalaku.

"Bet?" dia memanggil namaku. Kenapa dia memanggil namaku?

Aku tetap bergeming, biasanya kalaupun ada yang menyebut namaku, mereka akan memanggilnya 'Ta' bukan 'Bet'. Siapa orang ini?

"Betari?" dia menarik tanganku, membuatku berdiri tepat dihadapannya.

Kuberanikan mengangkat kepalaku untuk melihat, sebenarnya siapa orang ini. Aku terpaku, terkejut bukan main.

"Kamu..." sungguh aku tak bisa berkata-kata lagi. Aku bungkam, tak tau lagi apa yang harus kulakukan.

Out Of Reachحيث تعيش القصص. اكتشف الآن