[Barista] My Destiny

17 4 3
                                    

Title: My Destiny

Author: kannamint

Cast: Kim Mingyu & Lee Dokyeom (SVT), Jung Yerin (GFRIEND)

Genre: Angst, school life.

Rating: G

Disclaimer: cast belongs to god, their parents, agencies, and their fans. But the story is originally mine.

***

"Sampai kapan kau akan mendiamkan Dokyeom seperti itu, Jung Yerin?!"

Aku meletakkan susu kotak rasa cokelat yang ku minum di atas meja dan menatap gadis berambut pendek yang sedang berdiri disampingku sambil berkacak pinggang.

"Kan sudah 'ku bilang, aku sudah punya pacar." ucapku penuh penekanan.

"Ya, ya, aku tahu itu. Tapi tak bisakah kau memperdulikannya barang sedikit? Aku lelah diikuti terus,"

"Kau dibuntuti Dokyeom?" tanyaku.

Eunha mengangguk

"Ia mengikutiku kemanapun aku pergi dan menanyakan hal-hal yang tidak penting seperti 'Eunha-ya, apakah Yerin sudah makan?' 'Eunha-ya, apa yang Yerin lakukan di kelas?' 'Eunha-ya, Eunha-ya ...."

Aku tertawa mendengar Eunha mencoba menirukan cara bicara Dokyeom, anak kelas sebelah yang belakangan ini--setahuku--tertarik kepadaku.

"Biarkan saja, siapa tahu ia jadi berbalik menyukaimu."

"Jung Yerin!"

Aku tertawa-lagi, kali ini lebih kencang dari sebelumnya. Dan detik berikutnya kurasakan sebuah pukulan mengenai lenganku. Eunha mengerucutkan bibirnya-kesal. Tetapi aku dapat melihat dengan jelas semburat merah tercetak di pipinya. Haha, aku tahu dia menyukai Dokyeom.

"Dokyeom itu tulus, Yerin." Kata Eunha sesaat setelah tawaku mereda.

Aku menghela napas. Hah, dia mulai lagi.

"Ya, ya, terserah kau saja." sahutku seadanya.

Aku melirik arloji yang melingkar di tanganku, pukul 07.30 pagi. Aku memandang keluar jendela, menatap hujan yang mulai turun di tengah-tengah daun yang menguning. Harusnya jam segini Kim seonsaengnim sudah ada di kelas, tetapi sampai saat ini kelas masih saja ricuh karena tidak ada guru. Sepertinya hari ini akan banyak jam kosong.

Saat sedang asyik memperhatikan pemandangan indah di luar kelas, ponselku berbunyi. Aku terlonjak dan segera merogoh tas untuk mengambil benda pipih tersebut.

Senyum tak dapat kutahan ketika melihat nama yang tertera pada layar ponsel.

"Siapa?" tanya Eunha.

"Mingyu."

***

Biasanya begitu bel pulang sekolah berbunyi Mingyu akan menjemputku di depan kelas dan mengajakku pulang bersama sekaligus mampir ke rumahnya untuk mencicipi pie buatannya. Terkadang, aku juga mengajaknya mampir ke rumah untuk makan ramen atau masakan lainnya. Hal itu rutin kami lakukan semenjak kami resmi menjadi sepasang kekasih dua bulan yang lalu.

Contohnya, pada hari ini. Aku melangkahkan kakiku memasuki ruangan minimalis di balik pintu jati berwarna cokelat. Mataku menangkap seorang lelaki berambut eboni yang sedang berkutat di dapur apartemen.

"Mingyu-ah," panggilku.

Mingyu menoleh, kemudian tersenyum.

"Duduklah, pie-nya sebentar lagi selesai."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#1: A Simple Food and A Warm FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang