Chapter 11

141 18 7
                                    

Ketika pelajaran sedang berlansung, terlihat Frame sedang tertidur saat semua murid mengikuti jam belajarnya. Toey pun menengok kearah bangkunya Frame dan tatapannya mulai aneh karena tidak biasanya Frame tertidur saat pelajaran. Sedangkan itu, Fuse pun merasa bosan karena Tee tidak berbicara sama sekali. Ia terus berusaha menggoda Tee namun Tee justru merasa jengkel karena terganggu.

"Hei, Tee." Panggilnya Fuse yang tidak tahu apa-apa. "Menapa kau jadi pendiam seperti ini?" Ujarnya Fuse yang tak tahu harus berbuat apa.

"Diamlah, Fuse. Aku sedang ingin berkonsentrasi untuk berlajar." Jawabnya Tee yang masih dengan suasana hati yang sama seperti kemarin.

"Baiklah jika seperti itu." Jawabnya Fuse. "Nanti malam aku akan pergi kerumahmu." Ujarnya Fuse memberitahu Tee.

"Aku tidak berada di rumah." Jawabnya Tee yang beralasan.

"Kalau begitu aku akan menunggumu."

"Tidak perlu. Kau jangan kerumah."

"Tee ...."

"Guru." Ucapnya Tee memanggil gurunya.

"Ada apa, Tee?" Jawabnya sang guru.

"Bisakah aku pergi? Sebelumnya kepala sekolah memanggilku untuk membicarakan hasil perkemahan kemarin." Ujarnya Tee.

"Oh, baiklah. Cepatlah kembali jika urusanmu selesai."

"Baiklah." Jawabnya Tee.

Lalu Tee pun lantas mengemasi buku-bukunya dan menaruhnya di laci mejanya. Setelah itu meninggalkan Fuse yang nampak bingung untuk berusaha membuat Tee bisa berbicara lagi dengannya.

.
.
.
.

Ketika waktu istirahat telah tiba, Tee sedang sibuk untuk membantu Frame untuk merapikan ruangan OSIS untuk dipergunakan rapat setelah ini. Fuse datang dengan niat untuk berbicara dengan Tee dan meminta maaf karena telah mengabaikan ucapannya itu, namun menurutnya ini bukanlah waktu yang tepat karena masih ada Frame disana

Frame melihat kedatangan Fuse yang terus berdiri di pintu dan memintanya untuk masuk dan membantunya sedikit-sedikit.

"Oh, Fuse?" Ucapnya Frame ketika melihat Fuse dan membuat Tee juga menengoknya sejenak dan setelah itu kembali bekerja. "Masuklah." Pintanya Frame membuat Fuse lantas masuk. "Rapat belum dimulai, apa yang membuatmu datang kemari?" Tanyanya Frame namun pandangan Fuse terus menatap Tee.

"Uh ... aku datang ... untuk membantu kalian." Jawabnya Fuse. "Apa ada yang bisa ku bantu?" Tanyanya yang meminta pekerjaan agar meringankan beban Tee dan Frame  yang sedang menumpuk kertas.

"Ow, kau bisa merapikan berkas-berkas yang ada dimeja ujung sana?" Ujarnya Frame sambil menujuk ke arah yang dimaksud.

"Baiklah." Jawabnya Fuse tanpa berkomentar dan lantas pergi melakukan tugasnya.

Fuse pun merapikan berkas-berkas yang berserakan sesuai dengan perintah Frame, namun sesekali pandangannya yang memandang Tee sedang sibuk itu.

Tak lama kemudian Frame pun berpamitan karena ia harus membuang kertas-kerta yang dikumpulkannya untuk dibuang ketempat sampah dibelakang sekolah.

"Tee. Aku akan segera kembali. Aku harus membuang kertas-kertas ini." Pamitnya Frame.

"Emmm ... baiklah." Jawabnya Tee.

Lalu Frame pun lantas pergi karena ia harus membuang sampah-sampai yang tidak terpakai itu. Dan Fuse pun selesai merapikan berkas-berkas itu dan menghampiri Tee untuk berbicara dengannya.

"Apa aku bisa membantumu?" Tanya Fuse mengulurkan pertolongannya.

"Tidak perlu. Aku bisa." Jawabnya Tee yang masih lembut.

Without YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt