Chapter 7

146 17 1
                                    

Keesokan harinya terlihat Fuse baru saja memasuki lorong sekolah untuk menuju kekelasnya. Namun ditengah jalan, disana ia sedang melihat Tee sedang duduk bersama teman-temannya mengobrol asyik menikmati waktu yang masih ada sebelum sekolah dimulai. Namun ketika Tee menoleh kepada temannya yang ada disebelah kiri, pandangannya langsung menangkap melihat Fuse sedang berdiri agak jauh disana.

Senyum tawa Tee yang saat itu sedang ceria mendadak mengerut namun didepan teman-temannya ia kembali berbincang dan ceria.

Fuse pun akhirnya memberanikan diri berjalan menuju Tee, dan setelah itu ia berhenti untuk memanggil Tee.

"Hallo, semuanya." Sapanya Fuse pada yang lainnya.

"Hallo, Fuse." Jawabnya mereka.

"Hallo, Tee." Sapanya Fuse pula pada Tee.

"Hallo, Fuse." Jawabnya Tee seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa.

"Baiklah, Tee. Kami pergi kekelas dulu." Pamitnya salah seorang teman.

"Oh, baiklah." Jawabnya Tee pada teman-temannya.

"Mari, Fuse." Pamitnya salah seorang temannya lagi pada Fuse dan lantas mereka semua pergi meninggalkan Tee dan Fuse.

"Iya." Jawabnya Fuse.

Setelah semua teman-temannya pergi, Tee pun lantas bertanya kepada Fuse ada apa memanggilnya.

"Ada apa, Fuse?" Ucapnya Tee bertanya.

"Eeeeeeeehh ..." Fuse berdengung bingung. "Apa semalam kau tidur? Aku menunggu telfonmu." Ujarnya Fuse yang mempertanyakan tentang malam itu.

"Oh ... tidak. Aku belum tidur. Aku sedang sibuk belajar." Ujarnya Tee menjawab.

"Oh. Mengapa kau tidak menelfonku? Aku ingin sekali berbagi ceritaku denganmu."

"Oh, itu karena pulsaku habis. Menunggu kakakku untuk memi jam ponselnya, dia bilang kalau dia pulang malam."

"Lalu, mengapa kau tidak mengangkat telfonku?"

"Uh ... saat itu aku sedang memasak." Jawabnya Tee yang agak membingungkan dan membuat Fuse mencurigainya.

"Selama apa kau memasak sampai-sampai kau tidak membalas pesanku?"

Lalu Tee pun mengambil alih pembicaraan dengan menengok kearah jam tangan baru yang ia kenakan untuk melihat pukul berapa sekarang.

"Hoey, Fuse. Maaf. Aku harus pergi. Aku harus menyiapkan konsumsi untuk rapat nanti. Aku pergi dulu. Dah .." Pamitnya Tee yang terburu dan lantas berlari pergi.

"Hei, Tee." Ucapnya Peak.

.
.
.
.

Sementara itu kelas mulai ramai dengan kegiatan para siswa yang saling mengobrol dan saling menjahili satu sama lainnya. Masuklah Tee kedalam kelas dan lantas menuju kebangkunya. Tak lama setelah Tee datang Peak pun datang dan sejenak berhenti di pintu melihat Tee sedang mengeluarkan bukunya dan mulai membaca. Fuse dengan wajah melasnya itu sangat dibuat curiga dengan Tee hari ini. Tak lama kemudian Book datang dan menepuk bahu Fuse agar Fuse tidak melamun.

"Hallo, Fuse." Sapanya Book sambil menepuk bahu Fuse.

"Hallo, Book." Jawabnya Fuse dengan nada rendahnya.

"Apa yang sedang kau lakukan disini? Mengapa kau tidak masuk kedalam?"

Pandangan Book lantas melihat kebangku Frame yang masih kosong itu, dan untuk kedua kalinya Book merasa curiga mengapa Frame tak kunjung datang?

"Aaahh ... ini juga aku ingin masuk." Ucapnya Fuse berseru. "Ayo kita masuk." Ajaknya Fuse.

"Iya." Jawabnya Book.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang