Key6

133 19 7
                                    


Key6

Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring ditambah dengan sorakan riang dari seluruh murid di sekolah. Mereka akhirnya dapat pulang ke rumah melakukan aktivitas kesukaan mereka. Namun,entah kenapa Keyra merasa hal yang berbeda. Keyra merasa bel sekolah membuat dirinya sadar tentang kenyataan yang ada tentang dirinya. Dirinya yang merasa hampa karena tak ada hal lain yang akan dilakukannya di luar jam sekolah,bahkan di rumahnya sekalipun. Tak seperti yang lain,mereka berkumpul dengan keluarga,teman,sahabat maupun kekasih. Mereka mengungkapkan perasaan dan berbagi cerita. Keyra juga tak terlalu menyedihkan,ia pernah merasakan semua itu. Sebelum semua itu terjadi. Sebelum hari itu,sebelum semuanya berubah.

Keyra bangkit dari tempatnya,ia memegang kotak bekal yang diberi oleh Tiffany jam istirahat tadi. Keyra tidak memakannya,ia bahkan tidak membukanya. Yang lakukan hanyalah menyimpan benda itu di bawah bangkunya setelah Tiffany pergi meninggalkannya sampai waktunya pulang sekolah. Keyra menunggu semua di dalam kelasnya keluar untuk menemukan waktu yang tepat dan untungnya Tiffany masih diam di tempat duduknya tanpa berniat meninggalkan kelas.

"Misi" ujar Keyra kesal. Karena Rafa yang masih selalu ada saat ia ingin keluar dari bangkunya. Dan Rafa selalu lama kalau disuruh Keyra memberinya jalan.

Seperti sekarang,bukannya Rafa langsung memberi Keyra jalan ia malah memperhatikan Keyra yang sudah berdiri di depannya. "Pulang sama siapa? Mau bareng sama gue?" tanyanya ramah.

Mungkin cewek lain dengan senang hati mengiyakan ajakan Rafa untuk pulang bersamanya. Namun,Keyra memiliki pandangan yang berbeda. Ia mengira bahwa Rafa hanya ingin membuat lelucon garing kepadanya atau bahkan lebih parah lagi.

"Minggir" ujar Keyra lebih tegas membuat Rafa meneguk ludahnya dan dengan segera memberi jalan bagi Keyra.

Keyra dengan cepat melewatinya dan berjalan ke arah meja Tiffany. Ia meletakkan kotak bekal itu di meja dan tepat di hadapan Tiffany. Tiffany menatap Keyra bingung,karena Keyra tidak mengatakan apapun dan hendak pergi. Sebelum Keyra pergi dengan mudah,Tiffany menahan lengan Keyra dan berhasil membuat Keyra membalikkan badannya dan menatap Tiffany.

"Lo.."

"Makasih" potong Keyra dan melepaskan tangan Tiffany lalu pergi begitu saja.

Senyum Tiffany mengembang menatap kepergian Keyra lalu ia dengan cepat membuka kotak bekal itu untuk melihat isinya sudah kosong. Namun,senyumnya pudar seketika saat melihat isinya masih penuh. Tak ada yang berubah sedikitpun.

Kenapa lo bilang makasih saat lo ga menerima apapun? Lo emang susah digapai,susah mencair,namun gue yakin,gue bisa gapai lo,cairin lo,dan bikin lo memang nganggep gue ada di sisi lo dan gue berharga untuk lo. Gue bakal jadi teman,engga,gue bekal jadi sahabat terbaik lo.

Rafa yang menyaksikan secara langsung kejadian dihadapannya ini menyipitkan matanya berkali – kali dan memperkerjakan otaknya lebih keras. Ia melihat senyum Tiffany yang melebar namun juga kembali lagi dengan sekejap bahkan diiringi mata yang sayu akan kepedihan. Ia penasaran,apakah Tiffany juga penasaran dengan Keyra? karena ia melihat Tiffany yang memiliki keinginan kuat untuk mendekati Keyra.

-

Keyra tersenyum miris di depan cermin yang memperlihatkan seluruh badannya. Ia merasa miris sendiri saat melihat badannya yang semakin kurus namun ia merasa kurang kurus dibanding Amanda pada masanya.

Ia mengembuskan nafasnya berat nan panjang. Lalu ia tersenyum manis sambil menatap matanya sendiri.

"Hy Amanda,tunggu gue ya. Gue bakal nyampe ke tempat lo bentar lagi kok. Jadi tunggu aja."

KeyRaFaWhere stories live. Discover now