Key5

110 21 0
                                    


Key5

Keyra berjalan perlahan menuju gerbang sekolahnya,ia memang tahu pasti gerbang itu akan menutup lima menit lagi. Tapi,moodnya kini sudah buruk. Ia merasa bersalah setelah mendengar ayahnya tadi,seperti ada panggilan yang mengingatkan bahwa Keyra memang gadis lemah yang selalu berlindung di belakang ayahnya. Keyra bahkan bertaruh bahwa ia ingin sekali kembali pada dekapan ayahnya,namun suara lain mengingatkannya. Keyra bukan gadis lemah,Keyra sudah berubah. Keyra menghentikan langkahnya,ia memandang sekolahnya lamat – lamat,lalu mengembuskan nafasnya berat. Ia kemudian melanjutkan jalannya,masuk ke area sekolah.

Orang yang mengikutinya tadi,ikut berhenti dan mengamati Keyra. Ia mengerutkan keningnya,sampai suara bel tanda gerbang mau ditutup sekitar dua menit lagi memecahkan pikirannya. Dan ia cepat – cepat melangkahkan kakinya.

-

Rafa menghentikkan langkahya saat berada di depan pintu kelasnya. Ia memandang heran kepada sekelompok cewek yang menghalangi jalannya. Dan ia tau satu diantara keempatnya,Diandra. Cewek yang sekelas dengannya.

"Hy,Rafa," Ujar cewek berambut coklat yang Rafa tau pasti itu hasil kerjaan tukang salon. Cewek itu melambaikan tangan kanannya dan tersenyum sok manis di depannya.

Rafa hanya mengangguk,lalu melangkahkan kakinya. Namun,ketiga cewek lain menahannya. Cewek berambut coklat tadi,yang berdiri tepat di hadapan Rafa melangkahkan kakinya membuat jarak dirinya dan Rafa semakin dekat. Rafa melangkah mudur karena merasa risih,membuat cewek itu membuang nafas kasar.

"Oke,kalo lo gamau deket – deket sama gue. Mungkin,lo belum terbiasa ya? Gue pastiin lo bakal terbiasa,iyakan?" Cewek itu mengulurkan tangannya. "Gue Bella."

Rafa lagi – lagi mengangguk,namun ia tidak menerima uluran tangan Bella.

"Gue mau lewat,kelas udah mau mulai," Rafa melewati keempat cewek itu dan masuk ke dalam kelasnya.

"Bel,lo ga apa – apa?" tanya Diandra.

Bella mengepalkan tangan kanannya yang tadi terulur,ia kemudian menyeringai. "Seru juga,gue pasti dapetin dia. Lo awasin terus dia, Di."

-

Rafa duduk di bangkunya,ia melihat Keyra yang masih memakai earphonenya dan membaca novel yang kemarin ia baca. Lo belum selesai baca itu novel?

Ia mengedarkan pandangannya ke sekiliing kelasnya. Matanya menangkap guru yang akan masuk kelasnya dari luar jendela. Cepat – cepat ia menepuk pundak Keyra,namun Keyra mengedikkan pundaknya itu dengan keras.

Rafa kehilangan kesabarannya,ia menarik earphone Keyra. Membuat Keyra langsung memalingkan wajahnya dan menatap tajam Rafa. Rafa membulatkan matanya ditatap seperti itu,ia meneguk ludahnya. Tapi tangannya masih bekerja,menunjuk guru yang sudah berjalan ke meja yang disediakan. Keyra langsung melepas earphonenya dan memasukkannya ke dalam tas. Rafa mengembuskan nafasnya lega,untung saja Keyra tidak menatap tajam dirinya lagi dan satu hal yang ia senangi. Akhirnya ia bisa menolong Keyra,meski Keyra itu bisa dibilang bukan pertolongan yang sesungguhnya.

"Selamat pagi anak – anak."

"Pagi bu.."

-

Bel istirahat sudah berbunyi membuat semua murid di kelas Keyra bersorak karena terbebas dari pelajaran fisika.

"Ya sudah,terimakasih untuk hari ini. Selamat istirahat anak – anak," Pamit sang guru dan berjalan ke luar yang diikuti oleh murid – murid yang sudah tak sabar untuk ke kantin dan duduk di bangku – bangku kantin sebelum bangku kesayangannya diambil orang.

KeyRaFaWhere stories live. Discover now