"Wah wah wah! Lo harus tanggung jawab den" Radit menutup pintu lokernya lalu menunjuk tunjuk Aiden yang sedang bersandar di loker nya sendiri .
Lelaki berparas tampan itu sudah menceritakan kejadian, bagaimana bisa dan apa yang membuatnya harus berurusan dengan gadis itu .
"Gampang , tapi masalahnya " Aiden berkata datar , "dia minta yang persis , dan gue liat liat di online harganya mahal, karena udah langka " lanjut dan jelas Aiden
"Lo kan tajir bro?" Tanya radit dengan nada meralat, radit beracak pinggang sambil menatap Aiden intens .
"Gue tajir yang disiplin" Jawab Aiden datar , mendengar itu Radit memutar bola matanya ,
"Apa gunanya disiplin kalo lo bisa beli?!" Tanya Radit dengan , tidak terima . "Masalah duit ae disiplin, kalo sekolah? Buyar!" Sindir Radit .
Aiden melirik Radit sekilas ,mulutnya memang datar tapi matanya memancarkan kesinisan , "ngaca" Ujar Aiden lalu berbalik meninggalkan Radit .
•••
Aiden dan teman temanya yang searah pikiran dengannya , sedang membolos pelajaran , membolos adalah jadwalnya di hari Senin jam pertama dan jam ke lima . Dan di hari lain lainnya , sesuai moodynya .
Mata dingin dan tajam Aiden hanya sesekali melirik temanya yang sedang menyesap rokok , Aiden bukan tipe orang yang suka menyesap barang yang mengundang kanker , menurutnya tidak ada gunanya .
Bagaimana dengan temanya Radit? Radit adalah murid yang genius , sampai sampai Aiden yang sudah pintar saja terkalahkan , karena status Radit bukan pintar saja , tapi 'sangat pintar ' , tapi garis bawahi , Aiden hanya mahir di mapel bahasa Indonesia
"Mau?" Tawar Dhany sambil menyodorkan seputung rokok dan satu korek . Aiden menatap tangan Dhany sekilas , lalu menggeleng .
"Gue ga ngerokok" tolak Aiden dengan senyuman miringnya . Mengerti itu Dhany mengangguk lalu meletakan rokok itu lalu menyematkan rokoknya sendiri .
Lelaki itu menghembuskan asap yang terakhir dari rokoknya , lalu melirik Aiden sekilas .
Merasa di lirik , Aiden akhirnya menoleh ke arah Dhany , lalu mengangkat satu alisnya , menandakan ia sedang bertanya 'apa?'
"Kaga , cuma ngelirik , masa ga boleh?" Tanya Dhany kepada Aiden " gue yang ngelirik aja sensinya selangit , apalagi cewe?" Ejek Dhany .
Membuat Aiden menggidikan bahunya 'tidak tau' , Aiden adalah tipe lelaki yang terkadang mendengarkan ucapan seseorang tapi pikirannya kemana mana , dan jika seperti itu pasti jawabannya adalah gelengan kepala , gidikan bahu dan hanya mengangguk .
"Den , " panggil seseorang , Aiden menoleh ke asal suara , dan mendapati Radit sedang berdiri , Aiden mengangkat satu alisnya menandakan ia bertanya .
"Ada masalah" jelas Radit .
"Hah?" Tanya Aiden bingung .
"Di parkiran " nada radit tiba tiba berubah menjadi serius bahkan misterius .
Dengan sigap Aiden berdiri dan melangkah menuju parkiran , langkahnya yang lebar hanya butuh beberapa menit dari tempatnya menuju parkiran .
Saat tiba di tempat , ada banyak siswa yang menggerumbul , membentuk lingkaran yang besar , sambil berbisik bisik .
"Berani banget "
YOU ARE READING
Perfect Rival
Teen FictionSi Aiden yang selalu dipanggil 'Ketua OSIS gadungan ' oleh Alika, ya menurut gadis itu, mana ada ketua OSIS , yang selalu mencari masalah ? hanya Aiden , sungguh tidak bijak . Dan Alika yang memiliki mulut pedas itu sudah ditandai di otak Aiden, na...