2 • Mental

73 7 3
                                    

"Wah wah wah! Lo harus tanggung jawab den" Radit menutup pintu lokernya lalu menunjuk tunjuk Aiden yang sedang bersandar di loker nya sendiri .

Lelaki berparas tampan itu sudah menceritakan kejadian, bagaimana bisa dan apa yang membuatnya harus berurusan dengan gadis itu .

"Gampang , tapi masalahnya " Aiden berkata datar , "dia minta yang persis , dan gue liat liat di online harganya mahal, karena udah langka " lanjut dan jelas Aiden

"Lo kan tajir bro?" Tanya radit dengan nada meralat, radit beracak pinggang sambil menatap Aiden intens .

"Gue tajir yang disiplin" Jawab Aiden datar , mendengar itu Radit memutar bola matanya ,

"Apa gunanya disiplin kalo lo bisa beli?!" Tanya Radit dengan , tidak terima . "Masalah duit ae disiplin, kalo sekolah? Buyar!" Sindir Radit .

Aiden melirik Radit sekilas ,mulutnya memang datar tapi matanya memancarkan kesinisan , "ngaca" Ujar Aiden lalu berbalik meninggalkan Radit .

•••

Aiden dan teman temanya yang searah pikiran dengannya , sedang membolos pelajaran , membolos adalah jadwalnya di hari Senin jam pertama dan jam ke lima . Dan di hari lain lainnya , sesuai moodynya .

Mata dingin dan tajam Aiden hanya sesekali melirik temanya yang sedang menyesap rokok , Aiden bukan tipe orang yang suka menyesap barang yang mengundang kanker , menurutnya tidak ada gunanya .

Bagaimana dengan temanya Radit? Radit adalah murid yang genius , sampai sampai Aiden yang sudah pintar saja terkalahkan , karena status Radit bukan pintar saja , tapi 'sangat pintar ' , tapi garis bawahi , Aiden hanya mahir di mapel bahasa Indonesia

"Mau?" Tawar Dhany sambil menyodorkan seputung rokok dan satu korek . Aiden menatap tangan Dhany sekilas , lalu menggeleng .

"Gue ga ngerokok" tolak Aiden dengan senyuman miringnya . Mengerti itu Dhany mengangguk lalu meletakan rokok itu lalu menyematkan rokoknya sendiri .

Lelaki itu menghembuskan asap yang terakhir dari rokoknya , lalu melirik Aiden sekilas .

Merasa di lirik , Aiden akhirnya menoleh ke arah Dhany , lalu mengangkat satu alisnya , menandakan ia sedang bertanya 'apa?'

"Kaga , cuma ngelirik , masa ga boleh?" Tanya Dhany kepada Aiden " gue yang ngelirik aja sensinya selangit , apalagi cewe?" Ejek Dhany .

Membuat Aiden menggidikan bahunya 'tidak tau' , Aiden adalah tipe lelaki yang terkadang mendengarkan ucapan seseorang tapi pikirannya kemana mana , dan jika seperti itu pasti jawabannya adalah gelengan kepala , gidikan bahu dan hanya mengangguk .

"Den , " panggil seseorang , Aiden menoleh ke asal suara , dan mendapati Radit sedang berdiri , Aiden mengangkat satu alisnya menandakan ia bertanya .

"Ada masalah" jelas Radit .

"Hah?" Tanya Aiden bingung .

"Di parkiran " nada radit tiba tiba berubah menjadi serius bahkan misterius .

Dengan sigap Aiden berdiri dan melangkah menuju parkiran , langkahnya yang lebar hanya butuh beberapa menit dari tempatnya menuju parkiran .

Saat tiba di tempat , ada banyak siswa yang menggerumbul , membentuk lingkaran yang besar , sambil berbisik bisik .

"Berani banget "

Perfect RivalWhere stories live. Discover now