one

20.6K 1.2K 93
                                    

Jet - look what you've done.

Ami menghela napasnya saat melihat chat yang baru muncul di hp-nya. Teman-temannya yang sudah mengerti keadaan Ami memilih untuk diam dan memberikan sedikit semangat untuk Ami.

"Sekarang kenapa lagi?" Yeska membuka suaranya.

Tisha memberikan handphonenya pada Yeska.

Daven. : Aku laper.

Yeska memutar bola matanya malas, ia membalas pesan dari seseorang yang sudah menjadi pacar Ami yang baru beberapa minggu ini.

Ami : Emang gue pelayan lo?

"Nih Mi," Ami membulatkan matanya ketika melihat ketikan yang dibalas oleh Yeska pada Devan.

"Yeska! Lo gila apa ya bales kayak gini?! Nanti Daven ngamuk sama gue anjrit," Ucap Ami panik.

"Ya abis gue kesel Mi, lo 'kan pacarnya bukan pembantu atau pelayannya," sungut Yeska.

Beberapa detik kemudian Daven memasuki kelas Ami dan menghampiri Ami dengan tatapan marah.

Ami memberikan tatapan ke Yeska seolah berkata: gue bilang juga apa.

Daven menatap Ami dengan tatapan tajam "Ini apa maksudnya?" Daven memperlihatkan chat yang dibalas oleh Ami.

"Dav, itu tadi hp aku—"

"Ikut gue." Ujar Daven. Ia menarik tangan Ami keluar kelas.

Yeska dan teman-teman Ami hanya menatap nanar tanpa bisa berbuat apa-apa.

"Aku mau soto ayam." Ucap Daven saat mereka sudah di kantin. Ami memasang wajah bingung.

Ami mengira Daven akan mengomelinya, tetapi diluar dugaannya ternyata Daven sekarang sama sekali tidak terlihat marah.

Makin lama makin enggak ngerti sama kelakuan Daven, batin Ami.

Ami memesan seporsi soto ayam dan kembali duduk disebelah Daven.
"Kamu enggak makan?" Ami menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Enggak laper,"

"Yaudah," Daven hanya diam saat soto ayam yang dipesannya sudah sampai. "Kok enggak dimakan?" Tanya Ami.

"Kamu juga enggak makan," Daven mendelik kesal pada Ami

"Enggak laper Dav."

"Yaudah enggak jadi makan," Ami mengerutkan dahinya. "Apaan sih Dav," Ucap Ami dengan nada kesal, kenapa lagi sih?

"Mulai sekarang aku enggak akan makan kalo kamu enggak makan."
Itu adalah kalimat terpanjang yang diucapkan Daven setelah sekian lama.

"Dav jangan kayak gini deh," Ami lelah dengan semua permintaan Daven.

Ia saja sudah lelah dengan Daven yang selalu minta ditemani makan oleh Ami, dan entah kenapa Ami tidak bisa menolaknya.

"Yaudah aku pesen roti bakar," Ujar Ami pasrah. Ia tidak mau semakin panjang berdebat dengan Daven. Daven hanya mengangguk meng-iyakan.

"Mi sekarang kerja kelompok di rumah gue jangan lupa!" Sahut Cia saat bel pulang berbunyi.

"Iya Ci, nanti gue nyusul."

Ami keluar dari kelasnya, tiba-tiba pandangannya terfokus pada Daven yang sedang bermain basket sendirian.

Itulah Daven, suka menyendiri, dingin, pendiam, tidak sering berbicara pada orang-orang. Mungkin itu yang menggambarkan sifat Daven bagi Ami.

my bipolar man.Where stories live. Discover now