"Kalo lo nolak, ya siap-siap aja deh tuh rahasia terbesar lo kebongkar besok. Gampang kan?" tanya Reyhan tersenyum miring.

Gila mukanya lucu banget pas lagi kaget gitu. Sumpah, Hazza bego banget kalo sampe nolak nih cewek. Udah polos, baik, lucu pula. Bener-bener cewek idaman--eh? Ngaco aja deh nih pikiran. Reyhan bergidik memikirkan pikirannya tadi.

"Gimana?" tanya Reyhan lagi-lagi karena Gita hanya diam tidak menjawab. Justru gadis itu malah memainkan ujung kemeja seragamnya.

Gita mendongak menatap Reyhan, dengan ragu ia menganggukkan kepalanya. "O-oke. Aku terima syarat kamu tapi kamu harus janji gak akan ada yang tau soal ini." ucap Gita akhirnya membuat senyum Reyhan mengembang menambah kadar tampannya.

Ganteng. Eh? Apaan deh ini. Pikirnya. Ia kembali menatap Reyhan yang masih terus tersenyum sambil memandangnya membuat Gita risih dipandang seperti itu.

"Oke, kalo gitu deal?" ucap Reyhan sambil menjulurkan tangannya.

"Deal." ucap Gita menjabat tangan Reyhan. Lagi-lagi ia risih ditatap seperti itu oleh Reyhan.

"Jangan ngeliatin aku kayak gitu!" ucapnya ketus. Kadar risihnya sudah meningkat membuat Gita yang polos menjadi galak seperti sekarang.

Reyhan terkekeh melihat wajah Gita yang memerah karena malu. "Baru tau gue kalo lo bisa galak kayak gini sama orang." ucapnya sambil mengacak-acak rambut hitamnya menjadikan dirinya terlihat sexy.

"Emangnya aku selemah itu apa." cibirnya yang langsung membuat Reyhan tergelak hingga kepalanya tersentak kebelakang karena saking kencangnya tertawa.

"Astaga, sampe nangis gini gue." ucap Reyhan sambil menghapus air mata yang sudah keluar disudut matanya. Gita hanya mendengus dan membuang muka menghada kearah lain.

Tiba-tiba saja ruangan itu menjadi hening. Reyhan bangkit dari duduknya dan mendekat kearah Gita. Tangannya terulur dan memeluk pinggang Gita possesif menarik gadis itu mendekat kearahnya.

Gita yang sedang melamun langsung tersentak kaget dan menatap Reyhan yang sedang menatapnya dengan tatapan intens membuat Gita merasa ditelanjangi oleh Reyhan.

"Ka-kamu mau apa?" tanyanya gugup saat Reyhan mulai mendekatkan wajahnya kearah Gita hingga gadis itu bisa merasakan hembusan nafas mint milik Reyhan.

"Diem. Inget perjanjian kita, lo harus ikutin apa kemauan gue." ucap Reyhan dengan suara serak yang membuat seluruh tubuh Gita merinding.

"Rey..." desah Gita saat Reyhan mencium denyut nadi dilehernya. Rambutnya yang terikat membuat Reyhan leluasa mengekspos leher jenjang Gita.

"Hmmmhh.." desahan itu lagi-lagi lolos dari bibir mungilnya. Gita menggigit bibir bawahnya untuk menghalau keluarnya suara yang menurutnya menjijikkan itu.

Dorong dia bodoh! Kamu gak boleh ngelkuin ini, Git! Dorong atau perlu pulul sekalian! Otaknya menyuruh tubuhnya untuk menjauh. Tapi sayangnya tubuhnya tidak merespon.

Reyhan tersenyum miring disela-sela kegiataan mengecup leher Gita. Ternyata kelemahannya sama kayak cewek-cewek lain. Batinnya.

Lama kelamaan ciumannya menaik menuju rahang Gita, setelah itu beralih kepipi dan terakhir kebibir mungilnya. Sial! Kenapa gue jadi kebawa suasana gini? Bibirnya lembut banget! Arrghh! Reyhan menggeram saat Gita membalas ciumannya walaupun agak malu-malu.

"Mhhmm.." desah Gita disela-sela ciumannya saat tangan Reyhan menelusup masuk kedalam seragam sekolahnya dan mengelus perut langsingnya.

Nafas keduanya sudah sama-sama berat. Ciuman yang tadinya lembut menjadi agak kasar dan panas. Ciuman kali ini ciuman saling membutuhkan.

Tangan Reyhan yang tadinya mengelus perut Gita kini beralih kepunggungnya. Dengan lihai tangannya membuka pengait bra yang dipakai Gita tanpa kesulitan.

Setelah membuka pengait bra tersebut tangannya kembali beralih ketubuh bagian depan dan berhenti digundukan daging yang kenyal. Ia menarik bra itu keatas hingga membuat kedua payudara menyembul kelual dibalik seragam yang Gita pakai.

Tangannya meremas payudara Gita dengan lembut membuat Gita melenguh dan melengkungkan tubuhnya kedepan. Tanpa melepaskan ciumannya, tangan Reyhan terus memilin puting payudara yang sudah menegang menjadi lebih menegang.

"Ahh.." desah Gita saat Reyhan mencium lehernya dan meremas payudaranya gemas.

Tangannya menjambak rambut hitam Reyhan. Matanya terpejam menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh lelaki tersebut walaupun pikirannya terus saja menyuruhnya untuk memberhentikan ini semua.

Reyhan kembali mencium bibir mungil Gita yang membuatnya seperti kecanduan. Tangannya dengan lihai kembali memasangkan pengait bra yang dipakai oleh Gita.

Reyhan melepaskan pangutannya setelah mengigit kecil bibir bawah Gita. Keningnya bersentuhan dengan kening gadis itu. Matanya menatap intens kedalam mata Gita. Nafas keduanya masih terengah-engah.

"Gue baru tau, orang polos kayak lo jago french kiss kayak tadi." ucapnya sambil tersenyum miring.

Gita merasakan pipinya memanas. Ia juga tidak tahu mengapa dirinya menjadi sangat liar seperti tadi saat merasakan sentuhan Reyhan dikulitnya.

"Aku gak polos!" ucap Gita sebal. Ia menjauhkan wajahnya dari Reyhan dan menunduk menutupi wajahnya yang memerah.

"Gak usah malu kali." ucap Reyhan sambil terkekeh. Ia mengangkat dagu Gita agar menghadap kearahnya lalu mengecup bibir gadis itu.

"Mending kita kekelas sekarang daripada nanti dicurigain sama yang lain. Kan tadi gue bilangnya mau ngobatin lo bukan mau ngelakuin hal mesum sama lo." ucap Reyhan yang langsung membuat Gita mendelik kearahnya.

"Sialan." rutuk Gita yang membuat Reyhan terkekeh.

"Udah ah, yuk." ucap Reyhan lalu kembali menggendong Gita dengan gaya bridal style membuat gadis itu terpekik kaget.

"Bisa gak sih kalo mau gendong orang tuh ngomong-ngomong dulu?!" ucap Gita bersungut-sungut. Lagi, Reyhan hanya terkekeh menjawab ucapannya membuat Gita mendengus.

Ternyata Reyhan baik juga. Beda sama Hazza. Coba aja sifatnya Hazza sama kayak Reyhan, pasti aku bakalan seneng banget udah jatuh cinta sama dia. Batin Gita. Miris. Membuat ia meringis dalam hatinya.

TBC!

votes and comment, thanks!

Changed (Old Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang