BAB 4

1.9K 98 8
                                    

"Makasih ya, Reyhan." ucap Gita setelah Reyhan selesai membalut dengkulnya yang berdarah dengan perban putih.

"Nevermind. Udah mendingan?" tanya Reyhan seraya membereskan perlengkapan yang ia pakai untuk mengobati Gita ketempat semula.

"Udah kok. Sekali lagi makasih." ucap Gita kikuk. Ia tidak pernah berduaan didalam ruangan sepi seperti UKS ini bersama lelaki apa lagi ia tidak terlalu dekat dengan Reyhan. Hanya kenal saja karena mereka selalu satu kelas sejak SMP. Ingat bahwa Reyhan sahabatan oleh Hazza bukan?

"Sip. Lo udah bisa jalan kan?" tanya Reyhan kembali kehadapan Gita yang sedang duduk diranjang UKS.

Gita menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menggeleng. "Be-belum. Masih sedikit sakit, tapi kalo kamu mau kekelas duluan gapapa kok. Nanti aku sms Ify aja biar dia bantuin aku kekelas." ucap Gita sambil tersenyum manis.

Tadi saat perjalanan menuju UKS tiba-tiba saja Ify izin keruang guru karena ada hal yang harus ia tanyakan kepada wali kelas barunya. Maka dari itu sekarang Gita hanya berdua diUKS bersama Reyhan.

"Gak usah, gue disini aja nungguin lo sampe temen lo itu dateng. Lagi juga dikelas gak ada kerjaan." ucap Reyhan yang langsung membuat Gita terkesiap.

"Eh? Beneran?" tanya Gita saat ia melihat Reyhan menarik bangku yang berada dipojok ruangan kehadapannya lalu duduk dihadapannya.

"Iya. Kenapa emangnya? Lo mau gue tinggal ditempat sepi kayak gini sendirian? Mana jarang lagi yang kesini. Nanti kalo lo ada apa-apa gimana?" ucap Reyhan yang membuat Gita tertegun.

Iya ya? Nanti kalo aku ada apa-apa terus gak ada orang yang bantuin aku ribet lagi. Pikirnya. Gita mengangguk kikuk kepada Reyhan sambil memberikan senyum simpulnya.

"Ya udah terserah kamu. Sekali lagi makasih ya." ucap Gita akhirnya. Reyhan hanya mengangguk dan kemudian setelahnya hening.

Tidak ada yang membuka suara diantara mereka hingga setelah 5 menit kemudian Reyhan membuka suaranya.

"Lo suka sama Hazza?" tanya Reyhan yang langsung membuat Gita membeku ditempat dengan mata terbelalak kaget. Gita hanya diam tidak menjawab.

Kok dia tau? Bukannya yang tau tentang perasaanku sama Hazza itu cuma Ify? Apa mungkin Ify bilang ke Reyhan? Tapi gak mungkin. Ify aja musuhan banget sama Reyhan. Terus dia tau dari siapa dong?

Pikiran itu terus berkelebat diotak Gita. Ia bingung memikirkan kemungkinan-kemungkinan bagaimana Reyhan bisa tahu tentang perasaannya kepada sahabatnya itu.

"Kalo lo diem berarti jawabannya adalah iya." ucap Reyhan yang sukses membuat Gita tergagap.

"E-eh.. Engg.. I-iya, aku suka sama Hazza. Tapi! Kamu jangan bilang siapa-siapa ya? Apa lagi ke Hazzanya. Cuma kamu sama Ify aja yang tau tentang ini. Ya? Please.." ucap Gita memadang puppy eyesnya yang sukses membuat Reyhan tersentuh walaupun cuma sedikit.

Lucu juga. Boleh kali ya ngerjain cewek polos kayak dia? Lagian gak keterlaluan ini. Pikir Reyhan. Otaknya memikirkan ide licik yang membuat dirinya tersenyum miring.

"Oke," ucap Reyhan membuat Gita bernafas lega. "Tapi ada syaratnya." lanjutnya lagi yang membuat Gita kembali menegang.

Ditatapnya kini Reyhan yang sedang mamandangnya dengan senyuman penuh arti yang tidak diketahui oleh Gita apa maksudnya.

"A-apa syaratnya?" tanya Gita gugup. Jangan minta yang aneh-aneh deh, semoga aja. Batinnya.

"Gampang. Cuma harus nurutin apa kemauan gue aja." ucap Reyhan yang lagi-lagi sukses membuat Gita mematung. Lidahnya kelu untuk berbicara.

Changed (Old Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang