Bestie ( Isabelle )

8.4K 266 2
                                    

Isabelle Valenova

Hujan masih mengguyur kota London. Kali ini lebih deras, kuharap Ken baik saja selama di perjalanan.

Pasti enak sekali, ya? Melihat pemandangan di luar dengan Leona? Jika saja aku bisa ikut bergabung, gumamku.

Sebenarnya aku menaruh banyak harapan kepada Leona untuk menjadi pendamping Ken di masa mendatang. Aku sangat menaruh harapan besar pada Leona.

Aku juga membuat kesepakatan dengan Leona. Aku sudah mengirimkannya pesan sejak awal.

Aku ingin dia yang ada di sisi Ken ketika aku tiada.

"Seandainya saja aku bisa menghadiri pernikahan mereka," Aku berbicara sendiri sambil menatap luar jendela, "aku pasti akan senang."

Tak lama kemudian, pintu kamarku dirawat terbuka. Dari balik pintu, muncul sosok wanita yang kukenal dekat selama ini.

Selena.

"Hai," dia menyapa.

Aku tersenyum, memberi kesan yang baik. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, sekitar 3 bulan.

"Bagaimana kabarmu?" Selena melanjutkan.

"Aku baik-baik saja, Sel."

Kemudian Selena menyodorkan satu tangkai bunga mawar yang dipegangnya sedari tadi. "Ini,"

"Ambilah," Selena melihatku, "Tidak mahal sih, aku hanya orang biasa." Dia tertawa.

Aku rasa Selena sedang tidak seperti biasanya. Aku sempat berpikir kalau dia punya rencana baru saat ini. Tapi kurasa tidak begitu.

"Hm, kalau kau berpikir aku sedang menipumu sekarang, aku sedang tidak melakukan itu." Ujar Selena seakan dia tahu isi pikiranku.

"Aku hanya merasa bersalah," Selena menatapku iba, "dan aku baru menyadari kesalahan terbesarku."

Aku mengernyit tak mengerti "maksudmu?"

"Maksudku, yah, aku mengkhianati sahabatku sendiri." Selena menangis. Ia kemudian memelukku, "maaf." Katanya lagi.

"Tak apa," aku tersenyum, "Aku senang kita masih bersahabat."

Bertepatan saat itu, hujan berhenti. Matahari muncul dan London menjadi cerah kembali.

Kami berbincang banyak. Hal-hal yang kami lalui selama tidak bertemu, gosip terbaru selama aku tidak sedang di universitas, serta tentang rasa bersalahnya yang ia sesali setiap malam.

"Kau tahu? Semua penyesalan itu seakan ingin membunuhku!" Selena mencibir, "itu menghantuiku setiap malam, membuatku Insomnia!" Dia terobsesi untuk menceritakannya frontal kepadaku. Sama seperti kami dekat dulu.

Selena yang kukenal, telah kembali.

"Walau kau tak punya rambut sekarang, kau masih tetap cantik." Ujar Selena berusaha memuji.

"Tapi kau lebih cantik sekarang," aku tertawa, "Kau bisa saja bersama Ken nantinya." Lanjutku.

Selena terlihat lain, raut wajahnya berubah. "Aku sudah tidak peduli hal itu sekarang," ucap Selena, "aku lebih memilihmu." Dia melanjutkan.

"Ohya?" Aku terharu, "jadi, pria beruntung mana yang sedang bersamamu sekarang?" Kataku mencairkan suasana.

"Masih saja, orang yang masih setia kepadaku," Selena tersenyum kecil, "Dicky." Katanya lagi.

Ya, memang, sih. Dicky sudah sejauh ini dengan Selena. Dicky bahkan tahu kalau Selena dan Ken dekat, tetapi Dicky tidak menyerah begitu saja.

"Waw," aku kagum, "Kau benar orang yang beruntung." Lalu kami tertawa bersama.

Hari itu berlangsung baik. Kalau diingat kembali, semua kembali padaku.

Tapi di saat aku akan pergi.

Pahit.

©All Rights Reserved 2017 Grabellia Aprilia

Fake Couple✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang