Ulat Bulu 2

2.5K 417 36
                                    

Sejak kejadian ‘ulat bulu’ di waktu istirahat kemarin, Hinata kecil menjadi lebih memperhatikan ‘ulat bulu’ milik setiap orang.

Sasuke sudah memberi tahu Hinata kemarin, kalau yang di atas matanya itu bukan ulat bulu melainkan alis.

Tapi Hinata menolak, karena menurutnya nama ‘ulat bulu’ lebih lucu dari pada ‘alis’ Duh anak-anak.

Sama seperti kemarin, author memilih latar waktu dan tempat yang sama.

Pada Waktu Bermain di Taman Kanak-kanak Bunga Matahari.

.

.

.

Hinata bermain boneka barbie yang cantik bersama beberapa anak perempuan lainnya.

“Wuuuushhh, minggir-minggir!! Ada pesawat mau jatuh nih. Wiing wiiiiiiing!!” Tiba-tiba Naruto lewat dengan ribut.

Dengan sengaja, Bocah Uzumaki itu menabrak beberapa boneka barbie dengan mainan pesawatnya.

“Ihh Naruto, jangan main di sini dong!!”

“Bu Guru, Naruto nakal!!”

Takut terkena omelan dari guru, Naruto segera melarikan diri.

“Pesawatnya tiba-tiba punya bensin! Pesawatnya sembuh, wusshhh wusshh!!” Naruto menjauh dari kumpulan anak perempuan yang telah dia buat marah.

“Pesawatnya masih rusak, Naruto. Ranger Hijau akan segera menyelamatkanmu!!” Lee mengekor di belakang Naruto.

Hinata mengerjapkan matanya.

“Lee...”

Dengan segera, ia berdiri, lalu berlari mengejar Lee.

“Hinata chan kok pergi?”

“Hinata mau kemana?”

Hinata tak menjawab seruan teman-temannya.

.

.

.

Cukup sulit mengejar Lee, akhirnya Hinata bisa menyusul bocah itu.

Hinata menarik lengan Lee.

Lee menoleh pada Hinata “Ada apa, Hinata chan? Aku sedang bertugas menyelamatkan pesawat.”

Mata besar Hinata menatap penasaran pada alis Lee.

“Kenapa ulat bulu punya Lee sangat tebal?” Tanya Hinata.

“Haa? Lee gak punya ulat bulu.” Jawab Lee.

Hinata menggeleng.

Ketika tangan Hinata terangkat untuk menyentuh alis Lee. Suara bocah lain menginterupsi mereka.

“Jangan, Hinata!”

Itu Sasuke.

Bocah emo sudah berada di antara Hinata dan Lee sekarang.

Hinata menurunkan tangannya.

Ia menatap Sasuke bingung “Jangan apanya?”

Lee yang mendengar teriakkan menderita Naruto segera berlari kembali.

“Tuh kan Lee nya pergi.” Ucap Hinata sedih.

“Biarin! Hinata jangan pegang alisnya Lee dong.” Ujar Sasuke.

“Emang kenapa?”

“Pokoknya gak boleh, titik!”

“Kok gitu sih?” Hinata kembali menggunakan raut sedihnya.

Sasuke menautkan alisnya, berpikir keras.

“Karena...karena alis Lee terlalu tebal.”

Hinata terdiam.

“Ih, pokoknya gak boleh.”

Akhirnya Hinata mengalah, ia mengangguk.

“Nah sekarang, Hinata chan main barbie lagi aja ya.” Perintah Sasuke.

“Sasuke kun mau ikut?”

“Ya enggak lah!” Jawab Sasuke cepat.

Duh, galak amat sih ni bocah.

“Aku kan laki-laki, jangan main barbie, entar malah jadi perempuan, rambutnya panjang.” Lanjut Si Bocah Uchiha.

“Kak Neji rambutnya panjang, dia gak jadi perempuan . Terus Papah Hinata juga.”

“Nanti Hinata bilangin ke Papah.” Ujar Hinata.

“E-eh jangan!!”

Sasuke berdecak.

“Udah ah, sana main barbie lagi.” Lalu Sasuke pergi, kembali bermain robot-robotan bersama Kiba.

Hinata mempoutkan bibir mungilnya sambil berjalan, kembali ke teman-temannya yang bermain barbie berada.

Tapi langkahnya terhenti saat melihat Gaara yang sedang bermain pasir sendirian.

Ia menghampiri Gaara.

“Gaara chan.” Panggil Hinata.

Gaara menoleh, lalu berdri dari posisi jongkoknya.

“Gaara chan udah gak gatal lagi?”

Gaara mengangguk.

“Udah dikasih obat sama Bu Guru.” Jawab bocah merah yang merupakan anak paling cengeng di Taman Kanak-kanak itu.

Hinata tersenyum.

Lalu Hinata menyadari sesuatu.

Matanya membulat, menatap horor pada Gaara.

“Hinata kenapa?”

“Gaara...” Mata lavender Hinata berkaca-kaca.

Gaara menautkan alisnya...eh dia gak punya alis ding.

“U-ulat bulu Gaara chan kok gak ada?” Tanya Hinata horor dengan wajah berurai air mata.

“Haaa?”

“Hikss kasian Gaara chan.” Isak Hinata.

Naruto yang baru saja ingin lewat berhenti saat melihat Hinata menangis.

“Hinata chan kenapa nangis?”

Dengan terisak Hinata menjawab “Ulat bu-bulu Gaara chan gak ada.”

“Ulat bulu?”

Hinata mengangguk “Hikss...”

Lalu Naruto pergi.

“Kok Na-naruto malah pergi s-sih, hikkss...”

Beberapa anak mulai menghampiri mereka.

“Hinata kenapa?”

“Kok nangis?”

Hinata tidak menjawab.

“Sama kamu ya Gaara!” Tuduh Sasuke.

Mata Gaara langsung berkaca-kaca “Bu-bukan kok.” Jawabnya dengan nada bergetar.

Sambil berlari, Naruto datang kembali.

“Ini nih!!” Lalu memberikan sesuatu pada Gaara.

“K-kok cuman satu? Tapi gak apa-apa deh dari pada gak ada.” Ungkap Si Gadis Cilik Hyuuga.

Mata bak sehitam arang untuk membakar ayam panggang yang tak juga dipakai milik Sasuke terbelalak terkejut.

Terlalu terkejut untuk bereaksi dan melalukan aksi.

“Harusnya dipasang di si-sini.” Ujar Hinata sambil menunjuk alisnya.

“Ohh gitu, Ok!” Naruto pun menurut pada Hinata.

Tiba-tiba Shino datang mengikuti Naruto.

“Naruto, kamu apain ulat buluku?!” Ujarnya marah.

.

.

Wajah Gaara memucat.

Ia bisa merasakan makhluk kecil berbulu yang kini ada di atas matanya.

Naruto berseru “Ihh kok ulat bulunya malah jalan sih!!”

.

.

Yah ulat bulunya jalan cuy.

.

Gaara tak bisa lagi menahan rasa takutnya “HUUUAAAAAAAAA!!!!”

.

“Gaara, kamu kenapa lagi?!!!”

.

.

.

.

Tamat.

Words: 731

Maap bang Gaara aku bully terus XD

VOTE dan KOMEN yaaaa, terimakasih ^^

Dibuat: 27/05/2017
Dipublikasikan: 28/05/2017

BOO YAAH! [CHIBI HINATA]Where stories live. Discover now