"Ya. Dami noona sudah memberitahuku kemarin" jawabnya tanpa menatap Dara.

"Apa aku harus minta maaf? Kenapa juga aku harus minta maaf? Dia bahkan bukan kekasihku juga bukan saudaraku. Apa aku keterlaluan padanya? Apa dia kecewa? Apa aku harus mengatakan sesuatu agar dia lebih baik? Sedikit motivasi? Eyy, motivasi tidak akan banyak membantu untuk naga ini" pikir Dara.

"Apa kau suka?" tanya Jiyong masih menatap makanannya.

"Hm?"

"Lagunya"

"R.O.D? Missing You?"

"Still you"

"Still you? Jadi judul lagumu still you? Bukan Missing You?"

"Aku tidak sedang membicarakan laguku"

"Ahh! Lagu dari Dong-ie?"

"Dong-ie?!" Jiyong merasa terganggu dengan sebutan Dara pada rivalnya itu.

Dahinya berkerut, "apa aku salah menyebut Donghae dengan sebutan seperti itu?" batin Dara.

Sementara dari kejauhan Chaerin dan Seungri mengamati dua orang itu sambil mengendap-endap.

"Sepertinya mood naga itu masih sama saja. Apa kau yakin cara ini akan berhasil? Aku benar-benar sudah kehabisan tenaga untuk melanjutkan rekaman" ujar Seungri ragu.

"Percaya saja padaku. Aku juga tidak mau rekaman dengan naga ganas itu. Jadwalku padat minggu ini, Rat" jawab CL  sambil membenarkan letak kaca mata hitamnya.

"Jadi rumor itu benar?" tanya Seunghyun tiba-tiba sudah berada di belakang.

"Yak! Oppa! Kau mengejutkanku!"

"Rumor apa hyung?" tanya Seungri tidak memperdulikan Chaerin.

"Rumor tentang kalian berdua yang sedang berpacaran"

"Tidak mungkin!" Seru Chaerin dan Seungri bersamaan.

"Aku? And this rat? No Way!" ucap Chaerin lagi.

Seunghyun mengangguk, "apa naga itu sudah dijinakkan?" tanyanya.

"Ntahlah, aku tidak yakin" jawab Seungri.

"Tunggulah sebentar lagi. Dara eonni akan membuat naga itu bertekuk lutut"

***

Jiyong's POV

Kenapa aku harus bertemu dengannya saat kondisiku seperti ini?

"Apa kau sudah selesai?" tanyanya.

Kenapa dia terlihat buru-buru sekali? Hibur aku, Dara! Kau yang membuatku hidup dalam kecemasan seperti ini.

Dia terlihat memperhatikan sekitar, memainkan ujung bajunya, menggigit kukunya, sesekali mengelus dadanya. Apa stressnya masih separah itu?

"Jiyong-ssi"

Eish! Dia bahkan memanggil ikan itu dengan sebutan 'Dong-ie', tapi dia begitu formal padaku.

"Aku sudah mendengarkan lagumu. Apa karena itu kau selalu mengucapkan selamat ulang tahun padaku?" tanyanya memecah keheningan.

"Aku pikir kau tidak akan pernah mendengarkannya"

Dia menunduk sambil memainkan ujung bajunya. Ugh! Aku tidak suka melihatnya seperti itu. Apa kata-kataku tadi terlalu dingin?

"Maaf" sesalku.

"It's okay"

"But im not okay" aku menarik Dara menuju rooftop YG. Tempat persembunyianku disaat-saat seperti ini.

***

Mereka berdua terdiam sambil memperhatikan kendaraan yang berlalu-lalang dibawah sana, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Dara meringkuk begitu udara dingin malam menyapa tubuhnya. Jiyong melihatnya lalu tanpa aba-aba merangkul tubuh kecil Dara.

"Bodohnya aku mengajakmu ketempat ini" rutuk Jiyong pada dirinya sendiri.

"It's okay" sahut Dara pelan.

Dara memperhatikan sekitar. Tidak ada siapapun disini batinnya. Matanya beralih pada pergelangan tangan Jiyong yang sedang merangkulnya, "kau benar-benar memakainya?" ujar Dara sambil memegang lengan Jiyong.

"Tentu saja. Kau memberikannya padaku. Hadiah pertama yang aku dapatkan darimu. Aku berencana memakainya saat syuting M/V Bigbang nantinya"

"Jangan bercanda! Gelang berwarna-warni seperti ini sama sekali tidak cocok dengan lagu Bigbang"

"Aku tidak perduli"

"Stubborn!"

"Atau kau saja yang memilihkan aksesoris untukku saat syuting nanti?" saran Jiyong.

"Jangan bercanda"

"Aku serius, Dara. Kau selalu saja menganggapku tidak serius"

"Kau yakin?"

"Yakin? Tentang apa? Tentang perasaanku? Tentu saja aku yakin"

Dara terkekeh, "aku tidak menanyakan itu"

"Jadi kau sudah yakin? Kalau begitu kita berpacaran saja"

Dara berusaha keras menyembunyikan senyumnya, "jangan lagi" batin Dara.

Jiyong mengintip wajah Dara, "kenapa kau tersenyum seperti itu? apa itu artinya 'ya'?" senyum Jiyong mulai mengembang.

"Jangab berspekulasi. Sejak kapan senyum bisa menjadi jawaban?"

"Jadi, kau tidak mau?" Jiyong melepas rangkulannya lalu berkacak pinggang dihadapan Dara.

"Kapan aku bilang begitu?"

"Jadi kau mau?"

Dara mengetatkan coat di tubuhnya lalu berjalan menuju pintu masuk tanpa menjawab pertanyaan Jiyong. Sementara Jiyong mengikutinya sambil terus bertanya apakah Dara setuju untuk berpacaran dengannya.

***

ParkyWhere stories live. Discover now