31. "Fact"

58.8K 7.3K 326
                                    

12.25
Bunny Cafe, Seoul.

Sehun menatap Irene dengan pandangan yang sulit untuk di artikan. Ia terperangah hingga sempat berpikir untuk memeriksakan telinganya, apakah masih berfungsi atau tidak.

"Aku serius Sehun! Tiduri aku. Hye Jin tidak akan tahu, aku janji tidak akan mengatakannya pada siapa-siapa."

Sehun tergelak, tawanya pecah mendengar perkataan Irene yang terdengar gila. Sungguh, ia tahu dirinya tampan, kaya dan sangat ideal untuk di jadikan pendamping hidup. Tapi Sehun tidak menyangka setelah berpisah darinya, Irene menjadi segila ini.

Kemana perginya Irene si wanita pendiam, suka membantu bahkan rela mengeluarkan millyaran uangnya hanya demi mendirikan yayasan peduli kasih, kemana perginya kepribadian baiknya itu? Kenapa Sehun merasa semakin lama, wanita ini semakin memuakkan?

"Sehun, aku menjaga harta berhargaku itu untuk orang yang aku cintai. Dan orang itu adalah kau. Aku ingin kau mengambilnya," ucap Irene lagi.

Sehun sempat mengira semua perkataan Irene hanya guyonan belaka. Tapi sekarang, ekspresi gadis itu sangat serius, kilatan matanya bahkan terlihat yakin dengan keputusan yang ia buat.

"Apa kau pikir aku begitu mudahnya berpaling dari istriku,Ren? Kalau iya, berarti kau benar-benar tidak tahu kepribadianku."

Sehun menjeda sejenak, "Bagiku wanita itu spesial dan sebuah komitmen itu tidak main-main. Dulu, saat masih berpacaran denganmu, apa aku pernah selingkuh? Apa aku pernah main-main dengan wanita lain?"

Irene menggeleng.

"Aku sangat menghargai sebuah komitmen, dan kaupun tahu itu. Meskipun aku bukan pria yang baik, yang pengertian, tapi aku setia Ren. Aku setia dengan pasanganku, aku tidak akan menyentuh tubuh wanita lain saat aku terikat komitmen. Apalagi, sekarang Hye Jin wanita paling penting di hidupku selain mama tentunya. Jadi jangan berharap aku menyetujui ide konyolmu dan bermain gila di belakang Hye Jin. Aku tidak sebrengsek itu!"

Irene menggeleng, ia menghapus air matanya yang kapan saja siap turun.

"Kau setia? Lalu kenapa saat aku membutuhkanmu di rumah sakit kau berlari padaku? Kau meninggalkan istrimu di rumah dan menemaniku seharian." Irene terkekeh sinis, "apa itu yang namanya setia?"

Sehun tersenyum sinis, ia tidak menyangka kebaikannya dialih fungsikan untuk memukulnya telak. Tapi maaf, dia belum kalah.

"Mau aku katakan satu rahasia besarku padamu?"

Irene menghentikan tangisannya, lalu menatap Sehun penuh minat, "Apa?"

Pria itu menyesap coffie lattenya, lalu memandang Irene dengan wajah tenang. "Kau tahu, pernikahanku dengan Hye Jin awalnya hanya kesepakan bisnis. Kami tidak saling mencintai, karena itu kami melakukan perjanjian selama dua tahun. Isi perjanjian itu salah satunya, kita akan bercerai setelah menikah selama dua tahun."

Mata Irene terlihat berbinar bahagia, sedangkan Sehun menatapnya tak acuh.

"Aku belum selesai, kau jangan senang dulu!" Sehun mengintrupsi perkataannya karena Irene tidak berhenti tersenyum dan itu cukup mengganggunya.

"Jadi?"

"Awalnya aku berniat untuk menceraikan Hye Jin sesuai rencanaku. Tapi kemudian aku mengurungkan niatku, karena aku sangat bergantung padanya. Aku mengalami gangguan tidur, aku selalu bermimpi buruk dan kesusahan untuk memejamkan mataku. Tapi karena Hye Jin memelukku setiap malamnya, aku bisa tidur dengan nyenyak. Bisa dibilang kami sudah terikat."

Irene menggeleng lemah, ialah yang seharusnya menenangkan Sehun dari mimpi buruk, dialah yang pantas memeluk Sehun hingga membuat pria itu tertidur hingga bergelung dengan mimpi indahnya. Dialah yang pantas, bukan Hye Jin!

Shopaholic Girl And Mr. Perfect✔Where stories live. Discover now