4

17 0 0
                                    

Sulam empat : Aku Cinta Kamu.

Satu minggu setelah pulangnya Dicky dari Rumah sakit.

Langit Subang terlihat begitu cerah. Dan Nadia yakin dibalik hutan belukar, burung berkicau dengan amat sangat merdu. Ia berjalan di dalam koridor sekolah menuju ruangan kelasnya. Setibanya ia disana ternyata ruangan kelas masih terlihat sepi. Hanya ia dan Sukiem yang sudah hadir.

Ia menyimpan ranselnya diatas meja. Tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi. Ada sebuah pesan masuk. Dan ketika Nadia melihat siapa pengirimnya. Ternyata Dicky.

Dicky.

Kamu udah nyampe sekolah? Kalau udah, aku tunggu kamu di taman.

Tanpa pikir panjang, Nadia pun menyimpan ponselnya di saku seragam, kemudian berangkat menuju taman Sekolah. Sesampainya disana, ia melihat Dicky sedang duduk dibangku taman. Ia pun menghampirinya dan kemudian duduk disampingnya.

"ada apa? Ko tumben kamu nyuruh aku kesini," tanya Nadia.

"emang kamu lagi sibuk ya?"

"engga ko. Ya cuman nanya doang."

"aku gak punya temen selain kamu. Mungkin, karena keterbatasan fisik aku."

Nadia memalingkan pandangnya kearah Dicky. Karena sebelumnya, mereka bedua bebincang namun dengan pandangan menatap kearah kolam ikan yang ada di depannya.

"tangan kamu? maaf ya, itu semua gara-gara aku."

"bukan itu. Mungkin karena aku gendut. Jadi wujud aku kayak badut di mata mereka."

"heh! kamu gak boleh kayak gitu. Itu cuman pemikiran dangkal mereka. Mereka itu gak tau sebenernya isi hati kamu itu kayak gimana," tegas Nadia.

"hati? jaman sekarang itu fisik yang dinilai lebih dibanding hati."

"untung aku bukan anak jaman sekarang."

Kali ini Dicky yang memalingkan pandangnya. "maksudnya?"

"kamu sama aku itu sama. Kita berdua itu sering dibeda kan sama orang-orang sekitar. Aku dianggap aneh, malu-malu in, gak jelas. Padahal niatan aku itu baik. Aku cuman pengen ngehibur mereka. Ketika aku nyanyiin lagu anak-anak mereka ngetawain aku. Padahal, bukan berarti aku gak hafal lagu pop jaman sekarang. Aku cuman pengen mereka itu mikir. Bahwa lagu anak-anak itu gak semestinya mereka lecehkan. Kamu bayangin ajah. Dijaman moderen seperti ini, anak SD lebih hafal lagu pop, dibanding lagu masanya mereka. lagu yang bener-bener mendidik. Miriskan negri ini," jelasnya panjang lebar.

Mendengar ungkapan itu. Dicky terbukakan hatinya. Perlahan apa yang diucapkan Nadia mampu mengobati kesedihannya saat ini. "kamu itu beda ya. Aku bangga bisa kenal sama kamu."

"aku lebih bangga sama kamu! Kamu itu satu-satunya orang Indonesia yang sepenuhnya cinta Indonesia."

"ah lebay. Maksudnya apa coba."

"aku tahu kamu itu jago banget bikin puisi. Setelah aku memahami puisi. Aku sadar, puisi kamu tentang dukun itu indah sekali. Sangat indah."

"jangan bikin aku ge'er dong!"

"kamu nya aja yang lebay! Tapi serius ko, puisi kamu keren banget! Aku boleh ngusulin sesuatu gak?"

"ngusulin apa? Jangan yang macem-macem ya."

"tapi sebelumnya aku mau tanya dulu sesuatu hal. Maaf ya kalau lancang. Kamu, punya masalah ya sama kedua orang tua kamu?" ucap Nadia dengan hati-hati.

"emangnya kenapa?"

"kok pas di rumah sakit kamu gak mau orang tua kamu datang kesana."

"oh itu. Yam au gimana datang dan kasih tau mereka orang mereka gak ada disini."

Cinta dan Tugas KimiaWhere stories live. Discover now