H-7 (2)

2.7K 519 395
                                    

"So, what's the rule?"

"We can't get off the car unless there's an emergency," kata Calum dan gue bisa melihat sekilas senyum miringnya. "And I'm the only one who can break the rules."

"Lo waras?" gue menyentuh keningnya menggunakan punggung tangan, tetapi Calum segera menepisnya.

"Waras ish."

"Kalo gue kebelet pipis gimana? Kebelet eek?"

"Itu 'kan termasuk darurat, Drey, lo jangan bego-bego amat plis. Kecuali kalo lo mau pipis di botol nih," kata Calum seraya melempar botol aqua kosong ke kepala gue.

"Kira-kira anjing, gue lagi nyetir!" pekik gue melempar kembali botol aqua tadi ke Calum. "boleh sih gue pipis di botol. Asal gue cekokin ke mulut lo."

Calum bergidik, "Najis."

Gue pun hanya tertawa. Langit mulai menggelap dan kita berdua masih berada di tengah kota karena jam-jam segini arusnya sangat padat. Kemudian gue mendengar perut gue ―gak, gak. Perut Calum juga mengeluarkan bunyi raungan yang sangat mengerikan.

Calum menatap gue, dan gue tahu apa artinya. Tapi udah lima belas menit kami terjebak macet.

"McD ya, Drey?"

"Iya, tapi ini gak jalan-jalan. Pengen jadi presiden seketika biar pada minggir," gerutu gue.

"Negara miskin kalo lo yang jadi presiden," komentar Calum.

"Kok bisa?"

"Lo aja cuma menomorsatukan perut, gimana nasib rakyat lo coba?"

"Kan ada lo, asisten gue."

"Gue gak mau jadi asisten lo. Gue juga mau jadi presiden."

"Presiden apa?"

"Presiden Cinta, ntar negaranya gue kasih nama Sixty Nine Country."

"Goblok," gue menonyor kepalanya dan kami berdua tertawa bersama.

Lalu sedikit demi sedikit, mobil di depan kami mulai bergerak maju. Calum menghela napas lega dan mengusap-usap perutnya yang terus berbunyi.

Sekitar dua puluh menit berlalu, akhirnya di depan sana udah terlihat McD.

"Kita turun?" tanya gue.

"Peraturannya, Drey. Drive thru aja." Calum membuka pocari sweat-nya kemudian menenggaknya hingga habis setengah.

"Dari tadi lo gak makan cemilan apa-apa sih, tumben?"

Iya, Calum udah menyediakan banyak cemilan di jok belakang. Tapi gak tau kenapa gue gak nafsu. Selain lagi fokus nyetir, jantung gue dugem mulu. Gue akui walaupun in the first place gue kelihatan males banget dipaksa Calum travelling, tapi sejujurnya gue excited banget karena ini adalah pertama kalinya gue dan Calum pergi selama 7 hari.

"Lagi gak pingin aja," jawab gue sekenanya.

Saat sudah sampai di McD, gue langsung ambil jalur drive thru dan betapa beruntungnya kami karena gak ada antrian. Calum pun dengan semangat memesan Big Mac, Spicy Chicken Bites, dan McFlurry Oreo. Setelah itu Calum pun membayarnya.

Gue rela deh jadi sopirnya dia terus, asalkan kemana-mana dibayarin gini hehe.

Pesanan sudah di tangan kami, gue pun kembali melajukan mobil dan syukurlah, arus jalan ramai lancar.

Gue mengambil BigMac dengan sebelah tangan namun dicegah oleh Calum.

"Bahaya. Ntar aja gue punya tempat yang bagus," katanya.

"Dan dimanakah ituuu?"

"ROOFTOP!" teriak kami bersama.

_

Dan di sinilah kami, di rooftop sebuah gedung tua yang udah gak terpakai. Ini adalah tempat favorit kita saat malam hari. Dari sini view-nya bagus banget, kita bisa melihat gemerlap kota dan kendaraan yang akan terlihat sangat kecil seperti miniatur.

Gue dan Calum keluar dari mobil. Gue sempet tanya kenapa kita keluar, sedangkan ini bukan keadaan darurat dan Calum menjawab, "I'm the only one who can break the rules, remember? Emang lo mau makan di dalem mobil tanpa menikmati pemandangan dari sini?"

Dengan semangat gue pun mengikuti Calum. Kami berdua duduk di atas mobil dan gue bersumpah! Malam ini kota kelihatan indah banget! Lebih gemerlap dari biasanya. Mungkin karena ini malam minggu.

Calum mencomot BigMac-nya dan melahapnya dalam gigitan besar. Buset, gue sampe nelen ludah lihatnya.

"Libur semester berapa minggu sih?" tanya Calum dengan mulut penuh.

"Dua minggu."

Setelah itu kami berdua diam menikmati makanan masing-masing sembari melihat pemandangan kota.

"Lo seneng gak, Drey?"

"Hm?" gue mengernyitkan kening.

Calum menelan BigMac terakhirnya. "Lo seneng gak, pergi sama gue selama 7 hari?"

Kunyahan gue berhenti seketika. "Seneng aja."

"Bener?"

"Iya. Tapi gue bener-bener harus yang nyetir terus?"

Calum tertawa dan mengacak rambut gue. "Hahaha, enggak lah. Habis ini gue yang nyetir. Lo tidur aja."

"Lo gak tidur dong?"

"Ntar kalo ngantuk kita berhenti di pom bensin."

"Oke."

"Drey?"

"Hm?"

"Gue seneng bisa pergi berdua bareng lo, naik mobil, keliling tempat. Kalo bisa, gue pingin kita berdua kayak gini selamanya."

××

woy masa semalem doi main ke rumah gue anjing HAHAHA

7 days driver • cth ✓Where stories live. Discover now