Suho-hyung langsung mengajukan rentetan pertanyaan kepadaku setelah sutradara Chang dan para kru memutuskan untuk menunda syuting hari ini. Tentu saja kami tidak akan bisa berakting dalam kondisi wajah babak belur. Ah, dan satu lagi, ngomong-ngomong, sejak melarikan Hayoung ke rumah sakit dan sampai kepergian para kru, aku tak melihat batang hidung Do Kyungsoo. Ke mana lelaki brengs*k itu?!

"Aku tak mengerti dengan jalan pikiran kalian berdua." Desahan napas Hyung menyadarkanku dari lamunan. "Kalian berkelahi hanya karena satu orang wanita?!"

Aku memang tidak menceritakan secara gamblang bagaimana awalnya perkelahian itu bisa terjadi kepada Suho-hyung, yang kuceritakan hanyalah, aku marah karena mengetahui Kyungsoo ternyata memiliki perasaan khusus terhadap Hyuna dan Hayoung pingsan karena terkena pukulanku yang sebenarnya ingin kutujukan kepada Kyungsoo. Aku tidak menceritakan kalau semua ini berawal dari sindiran-sindiran Hayoung yang berujung pada rasa penasaranku. Aku tidak ingin nantinya Hyung menjelaskan seperti itu juga kepada Yoon So-sajangnim. Sudah cukup aku membuat kehidupan Hayoung menderita dan kini saatnya aku membalas dengan tidak menyeretnya ke dalam masalah ini.

"Beruntung tidak ada wartawan yang tahu mengenai kejadian ini." Hyung menatapku dengan gusar. "Tapi meski begitu, aku yakin Sajangnim akan tetap marah besar."

Aku tidak menanggapinya. Pikiranku masih bercabang-cabang. Aku masih khawatir dengan keadaan Hayoung saat ini, meskipun aku juga bernasib sama sepertinya. Bagi laki-laki, rasa sakit berdenyut-denyut akibat berkelahi seperti ini sudah biasa dirasakan dan tak perlu bantuan dokter, tetapi tidak bagi wanita. "Bagaimana keadaan Hayoung, Hyung?" Kualihkan topik pembicaraan dengan cepat. "Apa dia baik-baik saja?"

Hyung mengangguk, pelan. "Kata dokter, lukanya tidak parah, hanya memar biru di dekat bibirnya dan sedikit sobek di ujung matanya yang sudah diperban."

Aku mengusap wajahku dengan gusar, tak tega membayangkannya menahan rasa sakit itu. "Aku ingin melihatnya—"

"Tidak sekarang, Sehun-ah!" Hyung langsung mencekal tanganku ketika aku ingin bangkit berdiri. "Kau tidak dengar ucapan Eunji-ssi tadi? Hayoung tidak mau bertemu dengan siapa pun dulu. Biarkanlah dia beristirahat. Dia pasti masih syok dengan kejadian tadi."

"Tapi aku belum bisa tenang jika tidak melihatnya secara langsung!" Perasaan bersalah ini akan terus menghantuiku.

Tiba-tiba kudengar ponsel Hyung berdering singkat. Dia langsung membaca pesan teks yang baru masuk, dan tak lama kemudian dia mendesah keras. "Kajja." Dia menepuk bahuku pelan sembari bangkit berdiri dari kursi di lobi rumah sakit. "Seperti dugaanku, Yoon So-sajangnim meminta kita datang ke kantor untuk meminta penjelasanmu."

Aku meringis mendengar ucapan terakhirnya. Sepertinya aku memang harus melupakan sejenak keadaan Hayoung dan bersiap-siap menghadapi kemarahan sang diktator yang satu itu.

Hhhhhhhuffft.....
**

~ 5 hours later~

Hayoung

Sulit rasanya berjalan keluar dari area rumah sakit tanpa menjadi pusat perhatian ketika banyak yang tahu siapa aku sebenarnya, ditambah dengan wajah babak beluk seperti ini. Sesekali aku berhenti melangkah karena sakit di pelipis, tulang pipi, dan bibir kananku masih berdenyut-denyut. Eunji-eonni yang berjalan di sampingku masih sibuk berbicara di telepon. Dari gerak-gerik dan cara berbicaranya yang begitu sopan, aku bisa menebak kalau yang menelepon itu adalah Yoon So-sajangnim. Sutradara Chang pasti sudah mengadukan kejadian tadi kepadanya. Bagi sutradara Chang—tipikal orang yang sangat disiplin dalam urusan pekerjaan, waktu adalah hal yang paling berharga sehingga ketika ada masalah di lokasi syuting—apalagi masalah itu dibuat sengaja oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab terhadap proses di dalamnya, maka dia tak akan tinggal diam. Dia akan segera bertindak, ya seperti menghubungi Sajangnim itu, contohnya.

You've Fallen For Me (FF_Sehun - Hayoung Couple)Where stories live. Discover now