kesaksian Lia

5 1 0
                                    

Pagi itu Aga datang lebih awal, dia bermaksud ingin menemui Lia sebelum Lia menghadap pak kepsek. Aga sudah berulang kali mencoba menghubungi Lia tapi hasilnya tetap nihil, dan akhirnya dia nekat pergi ke kelas Lia.

Dan lagi, usahanya tidak menemui hasil. Di kelas itu tidak ada Lia, Aga mencoba bertanya pada teman sekelas Lia.

"Sorry, gue mau nanya. Lia udah dateng belum?" tanya Aga

"Lia? Itu dia tuh lagi duduk" jawab cewe itu sambil menunjuk seseorang.

"Oh bukan Lia yang itu, maksud gue Odetch Lia" kata Aga berusaha menjelaskan.

"Owhhh dia, tadi si udah dateng terus keluar. Ngga tau deh mau ke mana" jelasnya seketika cuek.

"Emang ada keperluan apa? Kok lu bisa kenal dia sih?" tanya cewe itu penasaran.

"Ngga ada apa-apa kok, thank's ya" jawab Aga sambil berlalu pergi.

Cewe itu merasa heran, kenapa seorang Aga bisa kenal dengan seorang Lia yang, jelas-jelas tipe anak nerd dan ansos. Terlebih dia bisa tahu nama lengkap Lia, padahal teman sekelasnya sendiri kebanyakan yang tidak tahu.

"Vi, tadi lu ngobrol sama Aga ya?" tanya Amel yang juga teman sekelas Lia.

"Iya, Mel" jawab Vivi masih dengan wajah bingung.

"Ngomongin apa aja, Vi? Kok muka lu sampe kaya orang kebingungan gitu?" kata Amel penasaran.

"Tadi dia nanyain Lia, awalnya gue pikir dia nyariin lu. Anak-anak juga kan sering manggil lu Lia juga, tapi ternyata bukan" ucap Vivi.

"Yailah gue kira kenapa, ternyata cuma masalah gitu doang" kata Amelia.

"Bukan itu si masalahnya, yang bikin gue bingung kenapa Aga bisa kenal Lia dan dia tahu nama lengkapnya" jelas Vivi.

Dan akhirnya kedua cewe itu menjadi bingung bersamaan, berusaha menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi.

                                      ***

Ruang kepala sekolah.

Untuk pertama kalinya Lia duduk di kursi yang ada di ruangan ini, berhadapan dengan sang empunya. Jantungnya mulai berdegup kencang, keputusan yang mungkin terlihat bodoh sudah diambilnya. Nasi sudah menjadi bubur, dan hal ini tak dapat diubah lagi. Lia sudah terlanjur ada di sini.

"Sekarang apa yang ingin kamu jelaskan?"

"Sebelumnya saya minta maaf, Pak. Maksud saya ke sini, saya ingin menjadi saksi atas kejadian kemarin"

"Kamu melihat kejadian itu?"

"Tidak, Pak, tapi saya mau memberi bukti kalau teman saya tidak terlibat"

"Siapa teman kamu?"

"Aga"

Degg! Pak Anugroho kaget mendengar nama itu diucapkan, apa motif Lia sampai dia mau membela Aga. Padahal setau ia Lia itu tidak pernah berurusan dengan anak berandal itu.

"Aga? Dia temanmu? Sejak kapan kamu berurusan dengan dia?"

Lia memberikan handphone miliknya pada pak kepsek, dan memperlihatkan panggilan masuk pada hari itu.

"Sebenarnya saya tidak terlalu mengenal dia, saya baru mengenalnya beberapa hari ini"

Lia menceritakan kronologi pada malam itu, pembicaraannya dengan Aga juga tepat di waktu saat tawuran itu berlangsung.

"Kamu dikasih apa sama, Aga, sampai kamu repot-repot membelanya"

"Aga tidak kasih saya apapun, saya juga tidak membelanya, tapi saya ke sini karena ingin memberikan bukti"

EightWhere stories live. Discover now