Call you

38 3 1
                                    

Pagi ini ada yang berbeda dari sikap Aga, senyum di pipinya tak hentinya pudar. Dia tersenyum pada setiap orang yang ditemuinya, bahkan Zizy cewe yang paling dibencinya.

"Oh my to the god, Aga lu senyum ke gue? Apa ini tandanya hati lu mulai terketuk?"

"Zy, please jangan rusak mood gue dengan kepedean lu. Sampai kapan pun gue ngga bakal suka sama makhluk kaya lu!"

"Terserah lu mau bilang apa, tapi senyum lu itu bikin gue meleleh"

Aga yang terlalu malas mendengar ocehannya Zizy, dia langsung pergi begitu saja. Begitu sampai di kelas dia dengan segera duduk di bangkunya dan mengambil hp dari kantong celananya. Dipandanginya layar hp itu dengan tatapan penuh bunga-bunga. Rendy yang saat itu baru tiba di kelas merasa heran melihat tingkah Aga, dia penasaran ada apa di hp milik Aga.

"Ga, ngeliatin apaan si lu?" tanya Rendy heran.

"Kepo banget lu" jawab Aga meledek.

"Yaelah gitu amat sama temen sendiri, jangan main rahasia-rahasian dong sama gue. Selama ini gue ngga pernah nyembunyiin apapun dari lu" ucap Rendy dengan nada memelas

"Kok dengernya jijik ya?" celetuk Aga.

Aga pasti tidak akan memberi tahunya apa yang ada di hp itu, apalagi memberikan hpnya pada dia. Rendy mencari cara untuk mengambil hp tersebut, kebetulan saat itu Aga tidak sadar kalau Rendy tengah bersiap-siap untuk mengambil hpnya. Dan akhirnya hp itu berpindah tangan.

"Arrghh... Kampret lu, sini balikin hp gue!" perintah Aga.

"Ohh tidak segampang itu, tenang aja nanti bakal gue balikin bro" kata Rendy sambil berlari menjauh dari Aga.

Dengan cepat Rendy segera menuju toilet, karena itu adalah tempat teraman. Dilihatnya apa isi hp Aga, dan Rendy begitu terkejut saat melihat nama "Lia" tertulis indah diantara pesan dari operator. Dengan segera Rendy membuka isi percakapan mereka.

Aga : Hy, apa ini Lia?

Lia : Maaf ini siapa?

Aga : Ini saya Aga, yang tadi minta data-data siswa.

Lia : Ada perlu apa?

"Ren, gue tau lu ngumpet di sini. Cepet keluar lu!" teriak Aga.

Rendy langsung panik mendengar teriakan Aga, sepertinya Aga sangat marah padanya. Takut Aga bertambah marah, dia segera membuka pintu toilet tersebut.

"Balikin hp gue!"

"Ini, Ga. Sorry, Ga"

"Lu kalo kepo ngga apa-apa, tapi jangan kaya jambret main ambil hp orang seenak jidat lu!"

"Ya maaf, Ga. Lu pelit banget si"

"Sekarang lu udah tau kan, hari ini lu beruntung karena mood gue lagi bagus, coba kalo ngga udah gue tonjokin lu"

Mendengar ucapan Aga, Rendy tertawa terbahak-bahak. Dia paham betul saat ini temannya sedang dilanda fall in love, karena itu Rendy semakin gencar meledek Aga. Ini adalah kesempatan untuk merayu Aga agar dia mau menceritakan apa saja yang dibahas dengan Lia, Rendy adalah orang yang penyakit keponya stadium 4, dia tidak akan menyerah begitu saja sebelum apa yang membuat rasa penasarannya itu terjawab

***

Malam itu Lia terlihat gelisah, dia terus kepikiran dengan cowo bernama Aga. Sebenarnya apa tujuan Aga? Lia paling malas berurusan dengan orang lain yang terlalu ingin tahu tentang dirinya, apalagi orang itu baru dikenalnya.

Tuttt... Tuttt... Tuttt...

Hp Lia bergetar, dia kaget setengah hidup (karena dia memang masih hidup) melihat nama itu tertera di layar ponselnya. "Manusia kepo" begitulah nama yang diberikan pada si penelpon itu. Lia enggang untuk menjawabnya, dia membiarkan hpnya bergetar. Si penelpon itu nampaknya tak juga menyerah, sudah panggilan ke-20 kali dan kali ini Lialah yang menyerah.

Lia mengangkat telpon masuk itu, tapi tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, dia membiarkan si penelpon yang berbicara terlebih dulu.

"Selamat malam"

"Malam"

"Ini Lia?"

"Ya, ada perlu apa nelpon saya?"

"Ehh ngga ada apa-apa, saya emang mau nelpon kamu aja"

"Udah kan?"

"Iya udah"

"Yaudah saya tutup telponnya"

"Ehh jangan dulu, saya masih mau ngomong"

Dan malam itu mereka berbicara panjang lebar, nampaknya modus pendekatan Aga mulai ada kemajuan. Perlahan tapi pasti itulah salah satu taktik Aga untuk meluluhkan hati Lia.

Tidak ada yang spesial dari pembicaraan mereka, tapi Aga bukanlah tipe orang yang selalu mengangkat topik pembicaraan garing, dia selalu punya ide untuk membuat topik sederhana menjadi panjang lebar. Salah satu topik andalan yang mungkin bisa jadi referensi adalah "cerita horror"

"Lia, kamu kan kelas XI sama kaya saya, kamu tau nggak cerita horror di sekolah kita?"

"Hah? Cerita horror? Saya ngga peduli sama cerita kaya gitu"

"Tapi kamu harus tau, cerita ini udah cukup populer di sekolah kita. Mau saya ceritain ngga?"

"Boleh"

Malam itu Aga mulai mendongeng tentang cerita horror di SMA PANDU. Berhubung sekolah mereka terletak di wilayah Jakarta, jadi di sekolah itu terdapat pasangan ondel-ondel menurut isu yang beredar ondel-ondel tersebut sering kali bergerak sendiri, bahkan sampai berjalan-jalan. Hal itu sering disaksikan oleh penjaga sekolah yang bertugas di malam hari.

"Itu ondel-ondelnya suka cari sensasi"

"Nggalah, Lia, kamu ada-ada aja kamu kira ondel-ondelnya artis"

Aga belum ingin mengakhiri pembicaraannya, kali ini dia berusaha mencari cerita horror yang lebih seram. Dan dia memilih objek toilet perempuan sebagai ceritanya.

"Kamu mau tau cerita horror yang lainnya ngga?"

"Emang masih ada?"

"Masih banyak"

Aga mulai bercerita lagi. Pernah ada isu yang mengatakan kalau sekolah mereka bekas rumah sakit, dan toilet perempuan adalah salah satu tempat yabg paling seram, karena di sana bekas kamar mayat.

"Ahhh stop, nanti saya ngga berani ke toilet"

"Hahaha, ternyata kamu penakut ya"

"Sudah ya, sudah malam. Saya mau tidur besok sambung lagi, nanti saya ngga bisa tidur gara-gara cerita itu"

"Maaf ya, Lia, udah bikin kamu ketakutan. Good night ya"

"Iya"

Lia segera membaringkan tubuhnya di atas kasur, cerita Aga cukup membuatnya merasa takut. Ternyata Aga bukan tipe orang yang sksd, dia cukup asik untuk diajak ngobrol. Begitu yang ada di pikiran Lia.



Saya balik lagi, maafkan saya yang labil ya huhu. Saya ubah keputusan saya buat berhentiin cerita ini, saya gagal move on dari Aga 😢
Semoga kalian memaafkan saya 😊

Happy Reading







EightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang