|2.3| Sebab itu Kamu

147 56 40
                                    

"Semogaku: putuslah benang merah antara aku dan kamu."

-Dania S. pada Agam Artha P.

***

Heningnya kelas yang hampir kosong itu terkoyak sebab suara sahut-sahutan suara pukulan dan senjata pada game dari ponsel pemiliknya. Seorang cowok yang sejak tadi mengumpat kesal sebab avatarnya beberapa kali harus lumpuh dibarengi detak jam yang menetap pada tempatnya karena baterainya yang dilupakan untuk diganti.

Masih suara itu yang terdengar hingga beberpa detik kemudian terdengar suara pintu dibuka-ditutup kembali-lalu suara kunci yang diputar. Dan Agam masih pada fokusnya. Enggan mengangkat wajah barang sedikitpun.

Bugh!

Sesuatu yang keras menghantam rahangnya. Begitu tiba-tiba. Mendorongnya jatuh dari meja yang tadi ia duduki bersama ponsel pintarnya yang terlempar ke sisi dinding.

"Shit!" Agam mengumpat saat melndapati noda darah pada ujung telunjuknya yang baru saja ia gunakan untuk memegang rahangnya. Cowok itu kemudian berdiri dan memungut ponselnya.

Dua pasang mata itu saling beradu. Amarah dengan alasan berbeda meledak di sana.

"Lo jelas salah kalau mikir gue tipe orang yang suka main-main," Setelah mengantongi ponselnya, Agam maju beberapa pangkah dan dengan cepat membuat gerakan memutar membawa sol sepatunya menyentuh tulang pipi Regen.

Cowok itu tertolak ke samping, hingga deritan meja-meja yang disentuhnya menarik perhatian murid yang melewati koridor. Terlebih mereka yang hendak masuk kelas terhalang karena pintu yang dikunci. Sebagian besar murid-murid sudah berteriak dengan kata 'stop' yang pasti ada dalam setiap kalimatnya. Sedang dua cowok di dalam sana sibuk mengadu pukulan dan tendangan tanpa peduli.

Keadaan semakin kacau. Regen kembali memiliki peluang menjatuhkan Agam untuk kemudian menghujamnya dengan pukulan.

Pukulan pertama, untuk jetuhnya gadis itu. Kedua, untuk dipermalukannya gadis itu. Ketiga, untuk sakitnya gadis itu.

Agam menendang teman sekelasnya yang ia pikir sudah gila itu hingga menjauh dari tubuhnya. Kemudian menarik kerah sergam cowok itu hingga ia berdiri barulah melayangkan kepalannya pada ujung mata cowok itu. Tanpa memberi Regen kesempatan, Agam kembali menarik kerah seragam cowok itu dan mengangkatnya berdiri. Namun, sebelum kepalan tangannya kembali mendarat pada wajah cowok itu, Regen berkata, "Usik semua orang yang lo mau, terkecuali Dania," dengan gigi bergemletuk serta rahang dan genggaman jarinya yang mengetat.

Tinju Agam sudah tepat di depan wajah Regen dan terhenti. Entah kenapa kata-kata Regen itu seperti mengejek, seperti mengintimidasi atau apalah. Yang jelas ia tidak suka.

"Apa-apaan ini?!"

Keduanya menoleh pada sumber suara, mendapati Bu Rensi dengan wajah garanganya di ambang pintu yang dipenuhi desak-desakkan murid.

"Gue ngerasa tertantang," Agam tersenyum miring sambil menghempaskkan cekalannya.

***

Jari-jari panjang itu terpilin, basah oleh keringat. Sepatu itu menemukan irama tak beraturan pada keramik mengkilat. Mengurai setiap detik dengan keruh rasa tak terjelaskan.

"Jangan berantem lagi! Awas aja kalau saya liat kalian berantem lagi, saya bunuh!"

Suara itu menarik Dania dari duduknya. Pintu dengan kaca buram itu kemudian terbuka menampilkan Agam diikuti Bu Rensi dan Regen di belakangnya.

Agam sempat memandang sebentar pada gadis itu. Namun, mata itu sama sekali tidak untuknya. Melainkan mencari seseorang di belakang sana. Dan Agam benci kenyataan itu.

Sekali lagi, tanpa berpamitan cowok itu berlalu.

Seperti sudah menjadi kebiasaan.

"Saya permisi, Buk," Regen menyalimi Bu Rensi.

"Yaudah, tapi jangan diulangi lagi. Kamu itu ketua OSIS lho, Gen. Kasih contoh yang baik."

"Iya, Buk." Bu Rensi tersenyum kemudian mengurung diri ke dalam ruang kebesarannya.

Ujung bibir berdarah. Lebam pada garis rahang dan ujung mata. Semua itu membuat Dania meringis dalam hati.

"Gen, gue—" belum sempat Dania menyelesaikan kalimatnya, Regen sudah berlalu. Hati Dania mencelos seketika. Cowok itu bahkan tidak mau repot-repot menoleh padanya.

Tbc...

Masih complecated guys, ayo tebak, Dania-Agam dan Regen ini terjebak lingkaran macam apa

See ya😘

IneffectiveWhere stories live. Discover now