16. Unspoken Taste

33.4K 4.5K 119
                                    

Danar membuka matanya pelan-pelan. Ia terbangun saat hidungnya mencium aroma masakan dari dapurnya. Danar bangun dan memegang tengkuknya. Kepalanya pusing sekali efek mabuk semalam.

Danar sudah lama sekali tidak minum. Sudah lama sejak setahun yang lalu. Dan semalam ia melakukannya lagi.

Bahkan ia tidak ingat siapa yang membawanya pulang. Karena hal terakhir yang Danar ingat adalah ia minum sangat banyak. Saat terbangun, tahu-tahu ia sudah berada di atas ranjangnya.

Danar meraih jam weker di nakas. Pukul delapan pagi.

Shit! Gue kesiangan.

Danar melangkah gontai menuju dapur. Sosok mungil Amor mengenakan apron kuning favoritnya menyodorkan sepiring nasi goreng tepat di depan wajahnya.

"Sarapan sayang." Suara Amor terdengar merdu.

Danar terpana memandangnya.

Apa gue masih mabuk?

"Amor?" Danar menyebut nama itu dengan heran.

Ini bukan mimpi kan?

Amor tiba-tiba tersenyum getir.

PRAAANG!!!

Menjatuhkan piring nasi gorengnya hingga pecah berantakan di sekitar kaki Danar. Mengejutkan sekaligus menyadarkan Danar. Malika lah yang ada didepannya. Bukan Amoria Mentari.

Malika menatapnya tajam.

Shit! Ini pasti efek mabuk semalam!

"Lagi-lagi dia!" Malika menggeram sambil melepas apron lalu melemparkannya sembarangan ke lantai.

"Maafin aku Ka. Aku nggak bermaksud..."

"Jujur saja Nar! Selama ini kamu masih cinta sama dia!" Cecar Malika sambil mengenakan kardigan hitamnya.

Danar meremas rambutnya. Frustasi.

Aku harus jawab apa...

"Semalam waktu kamu mabuk, kamu juga meracau panggil-panggil namanya."

"Aku tidak ingat Ka! Please jangan mulai."

"Kamu sudah lama tidak minum Nar. Kenapa? Karna dia kan?!"

Shit! Gue harus jawab apa? Malika benar.

"Kalau kamu masih cinta dia kenapa kamu malah pilih aku?" Malika mengusap airmata dengan punggung tangannya.

"Maaf aku..."

"Aku pulang saja. Maaf untuk sarapannya."

Malika hendak membuka pintu. Namun tangan Danar mencekal lengannya erat. Menatap Malika memohon agar jangan pergi.

Aku harus jawab apa Ka? Jangan bikin aku bingung. Aku cinta kamu Ka. Sungguh. Tapi aku nggak tahu kenapa belum bisa lepasin Amor...

"Aku cinta kamu Ka!" Danar mencekal lengan Malika erat. Tidak mengijinkannya pergi.

"Lepas Nar."

"Please jangan pergi."

"Tahu nggak Nar. Ini pertama kalinya aku menyesal. Aku menyesal sudah merebut kamu dari dia."

"Kamu ngomong apa Ka? Jangan ngawur!"

"Aku kira aku sudah berhasil menangin hati kamu seutuhnya. Tapi ternyata aku salah. Kamu masih menyisakan hatimu buat dia. Aku merasa kalah. Kamu buat aku kecewa Nar."

"Malikaaa."

"Aku bener kan?"

"Nggak kamu keliru!"

Batas ( Move On )Where stories live. Discover now