21. Meet Artha

33.3K 4.6K 131
                                    

Bibir Amor sudah gatal ingin curhat sama Artha. Soal Jovan. Selama ini Amor curhat cuma sama Anya yang setiap hari rajin membisiki.

"Udah terima aja terima Moy."

Atau

"Kalo yes, gue jadi bridesmaid lo tanpa syarat."

Hmmm...

"Papa mama lo udah minta cucu."

Bete.

"Gue dah bayangin muka anak lo ama Jovan bakal cakep deh. Ngalahin anaknya Andhika Ussy."

Enough!

Amor ingin ketemu Artha. Mau korek-korek informasi soal Jovan. Dua minggu lebih hilang kontak sama Jovan bikin Amor bingung sekaligus heran. Jovan niat melamar nggak sih. Kenapa nggak tanya-tanya kabar. Walau hingga kini ia belum bisa memutuskan pilihannya. Amor gengsi tanya kabar duluan.

Amor dan Artha janjian ketemu di sebuah coffee shop langganan mereka.

"Hallo jombang! Jomblo kembang. Cuma kita berdua aja nih?" Seperti biasa sapaan khas Artha membuat semua tamu coffee shop melihat ke arah mereka. Dengan ekspresi nyaris serupa. Ekspresi ingin tahu seperti apa tampang si jombang. Jomblo Kembang.

Artha akhirnya muncul juga setelah membuat Amor menunggu selama  satu setengah jam.

"Kirain lo nggak jadi datang. Kasih kabar kek. Kasih gue kepastian. Biar gue juga ngaret datangnya kayak lo."

"Ciyeeeh....bahasa lo sekarang dikit-dikit bikin baper deh."

Artha mendaratkan pantatnya dengan gaya sok keren sambil dadah-dadah panggil waiter.

"Mas, kopi item panas satu."

Mata Artha kembali fokus pada Amor yang duduk manyun di depannya.

"Lo nggak ngajak si centil?" Tanya Artha seenaknya.

"Si centil? Anya maksud lo?"

"Iya si Anya. Seger tuh kalo ada dia."

"Jadi gue nggak seger gitu?"

"Sorry Moy. Yang seger emang cuma Anya. Tapi yang manis buat lo aja."

Amor tertawa.

"Basi lo! Raja gombal."

Artha terkekeh.

"Anya masih di kantor. Disandera sama boss disuruh lembur." Lanjut Amor sambil menyesap vanilla latte-nya.

"Hmmm...bikinin gue janji ketemu dong sama dia."

"Gaya lo! Emang Anya apaan."

"Cuma janjian nonton gitu. Sensi amat lo. Masih kurang piknik apa kurang tatih tayaaaang!"

"Rese lo reseeee!" Amor membalas dengan memukul-mukul lengan Artha dengan dompet.

"Ampooon! Ampooon Moy..."

Amor berhenti. Masih cemberut.

"Muka lo agak aneh Moy?" Kata Artha tiba-tiba. Sambil menatap Amor lekat-lekat.

Hah?

Amor meraba-raba wajahnya.

"Aneh gimana?"

"Auranya beda. Ada aura kasihnya."

Amor tersipu. Sepanjang persahabatan mereka baru kali ini Artha memujinya.

"Aura kasihan maksud gue." Lanjut Artha kali ini kena keplak keras bertubi-tubi di lengan.

"Lo masih suka ketemuan sama Jovan?" Tanya Artha kemudian.

Batas ( Move On )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang