Chapter Flashback

90 12 1
                                    

“Karena hidup itu seperti musim yang berganti dan air yang terus mengalir…”









#FLASHBACKSONGHYESUN

Jika saja aku bisa kembali…
Akankah ingatan-ingatan itu terhapus juga?
Aku ingin mengulanginya…
Aku ingin kembali ke hari itu…
Dan mengulanginya…
Mengungkapkan sebuah kebenaran yang tersembunyi…
Menghargai setiap detik waktu yang akan kulalui…
Mengikuti sebuah alur yang indah…
Dan…
Menerima setiap perubahan dengan bahagia…

12 April 2011, Daegu, South Korean
Summer, 10.00 am

Tujuh tahun yang lalu, tepat dihari ulang tahuku…
Saat aku masih berumur dua belas tahu tahun…

“Irene, apa kau sadar atas semua yang telah kau perbuat?! Sudah kubilang untuk tetap diam, tapi masih saja banyak bicara. Sekarang apa yang akan kau lakukan untuk mengatasi semua yang telah kau perbuat?!”, bentak Suzy kepadaku.

Ya, aku mengingatnya saat ini. Namaku adalah Irene, dan Suzy adalah kakak kandungku yang berumur lima tahun lebih tua dariku. Kami tinggal bersama di kota Daegu, dengan kedua orang tua yang lengkap. Hidup kami damai selama bertahun-tahun, tetapi karena sifat sok dewasaku, semuanya kini telah berubah.

“Memangnya apa yang harus kuperbuat lagi? Bukankah tindakanku yang kemarin sudah sangat tepat? Kau dan ibu terlalu menutup mata hati kalian, sehingga kalian bahkan tak memperdulikan lagi perasaan kalian. Aku tak tahan melihat ibu menderita, karena itu aku melakukannya. Aku bahkan lebih baik darimu! Kau bahkan tak melakukan apapun untuk ibu dan hanya terdiam saat mengetahui perselingkuhan ayah dengan wanita itu sejak lama!”, jawabku kembali membentak kakakku sendiri.

“Jangan berbicara seolah-olah kau ingin melindungi ibu. Kau tahu, justru kau yang menghancurkan perasaannya! Aku dan ibu telah sepakat untuk menyimpan rahasia bahwa ayah berselingkuh dengan wanita lain selama bertahun-tahun agar keluarga kita tetap utuh. Tapi apa yang kau lakukan? Kau justru sangat dekat dengan selingkuhan ayah saat aku bilang bahwa kau tak boleh mendekatinya. Kau hanya bertanya alasan mengapa aku tak membolehkanmu mendekati wanita itu. Dan saat kau mengetahuinya, kau malah bersikap sok dewasa saat mengetahui hal itu dan meminta agar ayah dan ibu segera bercerai”

“Saat itu, aku dan ibu pergi ke sebuah mall. Kemudian bertemu dengan ayah dan wanita selingkuhannya, yang sedang berjalan berdua. Sebelum kejadian itu, aku sudah mengetahui bahwa ayah memang telah berselingkuh dengan teman wanitanya  dan aku juga tetap berusaha merahasiakannnya karena kukira ibu dan kau juga belum mengetahuinya. Sama sepertimu, aku juga merahasiakannya karena aku ingin keluarga kita tetap utuh. Tapi saat aku melihat ibu yang mencoba menghindari selingkuhan ayah itu, aku merasakan sebuah hal yang aneh dan membuatku marah pada diriku sendiri. Bukankah seharusnya wanita selingkuhan ayah itu yang menghindar saat melihat ibu? Tapi mengapa justru ibu yang terlihat takut dengan wanita itu, dan justru mencoba menghindarinya? Ibu bahkan terlihat seolah-olah telah mengizinkan ayah untuk berselingkuh”

“Dasar bodoh!   Jadi kau meminta ibu bercerai hanya karena hal itu?”

“Kau bilang aku bodoh? Memangnya menjadi diam sepertimu, dan mencoba melarikan diri dari kenyataan bisa dibilang sebagai orang yang pintar?”

“Wanita itu adalah pemilik dari sebuah perusahaan tempat ayah berkerja, jadi bagaimana bisa ibu melarang ayah untuk tidak dekat dengannya? Yang ibu takutkan hanyalah kita, ibu takut kita akan tumbuh besar tanpa kasih sayang seorang ayah. Ibu hanya takut, kalau anak-anaknya sampai membenci ayahnya sendiri”

“Justru karena aku tahu, ibu melakukan itu untukku. Jadi aku tak mau menerimanya, dan meminta ibu untuk bahagia. Dan satu-satunya cara untuk bahagia adalah dengan melepaskan segala hal yang membuatnya tertekan, termasuk masalah ini”

WHYWhere stories live. Discover now