Part 1

17 2 0
                                    

Avi berlari-lari kecil menuju lapangan tempat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang pasti saat ini sedang dilaksanakan, begitu bell berdering dengan lantangnya lima menit yang lalu.

Menyebalkan memang jika terlambat hadir bahkan disaat hari pertama PLS dilaksanakan.
Tetapi apa mau dikata, hal itulah yang terjadi pada gadis manis berlesung pipi ini.

Terlambat?

Jika bukan karena kartu tanda peserta PLS miliknya hilang tadi pagi, maka keterlambatan itu tidak akan pernah dialaminya.
Karena ia telah berangkat pagi-pagi sekali.

Seakan tidak cukup dengan hilangnya kartu miliknya, tidak lama setelah kartu tersebut ditemukan dalam keadaan basah dan kotor di tengah jalan- Avi yang sudah sampai di depan gerbang sekolahnya kembali menyusuri jalanan untuk mencari kartu itu-, giliran roda sepeda motornya yang terkena masalah.

Terpaksa Avi harus berjalan kaki sambil menuntun motornya kurang lebih 500 meter jauhnya menuju bengkel terdekat untuk memperbaiki roda motornya yang meletus akibat tertusuk paku besar di tengah jalan.

Jadilah 30 menit terbuang sia-sia.

Selama menunggu proses perbaikan roda motornya, Avi bukannya diam saja dan tidak berusaha mencari anngkutan umum atau bahkan ojek. Hanya saja, sepertinya nasib sial sedang ingin menyapa Avi hari itu.

Setiap dia mencoba menghentikan Angkot atau Taksi, selalu saja angkot itu telah penuh sesak dan taksi itu sudah terisi penumpang. Kang Ojekpun seperti jual mahal padanya saat itu, dengan kata lain para ojekpun sedang ramai-ramainya dengan penumpang lain.
Ingin memesan ojek atau taksi Online tapi sialnya lagi, kuotanya habis!! Hah !!

Terpaksa Avi menunggu hingga motornya selesai diperbaiki dan berakibat keterlambatannya hadir ke sekolah tepat waktu.

Kembali pada Avi yang kini masih berlari lari kecil, dan sesekali membenarkan poni yang menghalangi pandangannya.

Sesampainya di depan Aula, dimana Avi harus berbelok untuk sedikit lagi mencapai lapangan tujuannya-

Avi merasakan tubuhnya menghantam seseorang dengan lumayan keras hingga tubuhnya jatuh terjerembab ke lantai.

Avi mengumpat pelan sambil meringis merasakan sakit yang mendera pantatnya.

Sial!

Batin Avi seraya mendongak hanya untuk menemukan Si Pelaku yang kini tengah memandangnya acuh seakan tak ada kejadian apapun beberapa saat sebelumnya.

Avi memperhatikan cowok jangkung di hadapannya dengan seksama setelah berusaha berdiri, Sendiri.

Cowok itu bertubuh tinggi dan berkulit coklat yang eksotis dimata Avi.
wajahnya tampan meskipun tak ada senyum yang menghias disana.

Sekilas Avi juga membaca name tag yang terdapat di baju seragam cowok itu.

Arash Vradhika.

Eja Avi dengan susah payah.
Penampilannya tak bisa di bilang rapi dengan baju sekolah yang sedikit dikeluarkan, dan dasi yang tak diikat dengan simpul yang benar.

"Udah puas lo liatin gue?" tegur Arash dingin.

Avi tersentak dari lamunannya tentang Arash lalu menjawab dengan terbata.

"Eh! Maaf aku enggak sengaja nabrak kamu tadi- aku buru-buru. maaf-"

Cicit Avi dengan pandangan tertunduk pada sepatu hitam miliknya. Ia malu tertangkap basah sedang memandangi cowok yang telah menabraknya itu.

"Ngapain lo lari-lari, udah telat ini! Habis ini juga lo bakal di hukum"

Seru Arash telak tanpa rasa iba pada Avi yang sudah terjatuh karenanya.

I LOVE YOUWhere stories live. Discover now